Ep 03 • Innocent Part One : Roommate

Start from the beginning
                                    

"Masata, kamu belum mandi ya ?"

"Ah iya, aku buru-buru kesini saat mama ku menelfon ku ehehe maaf ya" <Astaga, aku benar-benar lupa> Masata merasa harga dirinya telah di injak-injak oleh seseorang yang tidak ia inginkan untuk melakukannya.

"Arisu, kita naik taksi saja ya"

"ya, baiklah"

Masata melihat wajah Asha yang cantik, dan sedikit senyuman di bibirnya.

<Ya ampun Arisu, kau itu benar-benar tidak berubah>

Di dalam taksi, Masata melanjutkan meminum susu yang ia beli tadi sambil sesekali ia melirikan matanya dan melihat Asha.

"Eh, m.. Uhuk uhuk uhuk" Masata tersedak karena Asha melihatnya.

"Ada apa Masata ?"

"Mm.. tidak apa-apa"

<Astaga, aku benar-benar hancur>

Sesampainya di apartemen, mereka langsung menaiki lift dan menuju ke rumah Masata.

"Ta-da.. Arisu, inilah rumahku"

"hmm, Aku mau mandi" Asha langsung memberikan tas dan kopernya ke Masata

"Ee, ep.. Ya baiklah, kamar mandinya ada di sana" Sambil tersenyum kecil, Masata menunjukan kamar mandi yang berada dekat dengan kamarnya.

"Hahh, kenapa jadi seperti ini" Menggumam sambil menaruh barang-barang milik Asha di sofa, lalu duduk dan merilexkan badannya.

"Oh iya, Anime 'Kare Matawa Kanojo' terlewat" Ia menyebutkan anime drama romantis yang ia suka lalu buru-buru menontonnya karena dia sudah melewati sebagian ceritanya.

Baru beberapa menit ternyata anime yang ia tonton sudah habis. Masata pun menghampiri lemari es dan mengambil susu yang tadi pagi belum selesai ia minum. Pada saat duduk kembali ternyata acara tvnya sudah berganti menjadi siaran berita.

"Kami melaporkan akan ada badai besar saat musim penghujan dalam waktu dekat ini. Kami membawa 2 orang nara sumber. Yang pertama dari Badan Meteolorogi, Klimatologi dan Geofisika Nasional dan yang kedua dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Apakah anda percaya bahwa ini ada hubungannya dengan isu kiamat yang baru ?"

"Tentu saja tidak, kami dari lembaga antariksa sudah memeriksa kejadian di luar bumi kita ini, dan tidak ada yang aneh"

"ini seperti tahun 2012 kemarin, isu kiamat dari tanggalan suatu suku. Tetapi pada akhirnya tidak terjadi apa-apa

"Bagaimana pendapat anda untuk masyarakat yang sudah terlanjur percaya dengan isu ini ?"

"halah halah, dunia ini ga akan kiamat. Kalender di rumah ku saja masih ada banyak" sambil menyandarkan kepalanya ke sofa.

"Masata!" Suara yang tak asing yang Masata kira tak akan memanggilnya pada situasi seperti ini.

"Oh tidak! Dunia ini akan segera kiamaaaatttt!!!!!" Masata menjerit setelah ia menengok ke asal suara tersebut.

"Arisu! Kenapa kau... kenapa kau tidak pakai baju ?!" Masata menutup matanya dan tangannya berusaha mengalingkan pandangannya ke tubuh Asha agar ia tidak melihatnya.

"Handuk ku tertinggal di dalam tas. Aku lupa mengambilnya" dengan muka polos Asha menjawab.

"Kenapa kau tak memanggil ku saja saat masih di dalam ?!"

"Suara televisinya terlalu keras, kurasa aku tak bisa memanggilmu dari dalam" tersenyum

"Lalu kenapa sekarang kau diam saja !" memalingkan wajahnya sambil membuka tas dan mencari handuk Asha

"Ada banyak air di sekujur tubuhku, aku tak mau hanya karna tubuhku ini Masata jadi repot membersihkan air yang menetes dari tubuhku"

"Berhenti berkata tubuhku ! siaall.. dunia ini akan benar-benar kiamat. Ini handuk mu" Masata memberikannya sambil memalingkan wajahnya kebelakang.

"Terima kasih" masih dengan muka polosnya lalu kembali kedalam.

Masata merasa lega karena Asha sudah kembali ke dalam kamar mandi.

"Masata, aku lupa mengambil baju ganti ku" kembali keluar dengan handuk yang belum selesai terpasang

"Aaaaa!!!!!! Ini tas mu pilih pakaian mu sendiri" Masata menganggap jika terus menerus begini ia bisa terkena serangan jantung.

"Terima Kasih" Asha kembali masuk kedalam.

"hahh, sebaiknya aku harus tidur siang"

Sambil memegang keningnya yang berkeringat seperti habis stress berat. Masata pun kembali duduk di sofa. Asha yang sudah selesai memakai baju menuju sofa tempat Masata duduk.H

"Hey Arisu, bagaimana kabar mu selama di inggris ?"

"Baik" lalu duduk disebelah Masata.

"Oh, apa kamu mau pizza ?"

<Ekspresi mu itu membuat aku bertanya seperti orang bodoh>

"Aku tidak lapar. Aku sangat lelah dengan penerbanganku tadi. Masata, dimana kamar mu ?"

"Di sana, kenapa ?" Sambil menunjuk ke arah kamarnya.

Asha tersenyum lalu beranjak dari sofa dan menuju ke kamar Masata.

<Apa maksud dari senyuman itu. Jangan jangan> Masata langsung berlari ke depan pintu kamarnya untuk menghalangi Asha untuk masuk.

"Ee, kamu ingin tidur di kamar ku ?!"

"Ya memang kenapa ?"

"Ee itu.. Kan kamu bisa tidur di kamar tamu"

"Aku tidak bisa tidur sendiri, di Amerika aku juga tidur dengan sahabat ku. Tapi aku tidak membawanya ke sini jadi aku akan tidur dengan mu"

"Jangan menggunakan kata-kata yang aneh !"

Setelah melihat mata Asha yang anggun dan senyuman manisnya, akhirnya Masata pun mengalah.

"Ya baiklah kalau itu mau mu" Masata menempelkan kepalanya ke dinding lalu membuka dan mendorong pintu kamarnya.

"Terima Kasih" sambil tersenyum Asha langsung masuk ke kamar lalu menaiki ranjang kemudian tertidur.

Melihat Asha yang begitu polos Masata hanya bisa tersenyum, walaupun senyum yang memaksa.

--------------------

Sstt... Kira-kira mereka bakal ngapain yaa?
Part 2nya besok pagi..

Children of the Light : Painful DayWhere stories live. Discover now