Masih Tentang Diriku

172 0 0
                                    

Tema: Jangan menyerah!
__________________________________

Melihat teman-temannya pergi tanpa mengajaknya, Bizza berpikir sejenak di kamar indekosnya. Pikiran buruk memasuki benaknya. "Aku nggak menyenangkan, ya?"

"Aku membosankan."

"Aku nggak asyik."

"Aku cuma beban."

"Aku nggak berguna."

"Aku nggak penting."

"Aku bukan teman yang baik."

"Aku nggak berharga."

"Hanya aku yang menganggap mereka sahabat."

Bizza diam dengan segala asumsi itu. Bizza menenggelamkan diri di kasur. Bizza terpejam, membiarkan bulir-bulir membasahi kasurnya.

🎶
Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah

Lagu "Runtuh" yang dinyanyikan Feby Putri dengan Fiersa Besari, terus berulang. Menemani Bizza yang dicecar anggapan-anggapan itu. Menemani Bizza yang mempersilakan dirinya menangis. Melepaskan anggapan-anggapan buruk itu dari pikirannya.

Beberapa menit berlalu, Bizza sudah tidak terisak. Bizza kembali mengambil telepon genggamnya yang ia letakkan di meja kecil samping kasur. Asal ia men-scroll media sosial dan menemukan sesuatu yang akhirnya menarik perhatiannya. Ada sebuah pameran dengan tema "Cerita Kartu Pos".

"Besok nggak ada kelas, ke sini aja kali, ya?"

Bizza akhirnya membulatkan tekad pergi jalan-jalan sendiri. Me time. Esoknya, Bizza sudah bersiap-siap dari pagi. Setelah membersihkan kamar, Bizza bergegas mandi. Setelah siap, Bizza melangkah keluar dari indekos. Melangkah sedikit lebih jauh menuju halte.

Setelah menunggu beberapa menit, bus kota akhirnya berhenti. Bizza sengaja membeli satu tiket untuk sekali jalan, meskipun harus menempuh lebih banyak waktu. Itung-itung keliling kota, pikirnya. Hampir 30 menit di perjalanan, akhirnya Bizza sampai di halte dekat pameran dilaksanakan.

Gedung pameran letaknya di persimpangan jalan yang ramai, berbanding terbalik dengan gedung yang sepi pengunjung. Bizza masuk dan mulai melihat koleksi di lantai dua. Di sana, ada sepasang muda mudi yang sama dengannya, melihat koleksi di pameran yang menggunakan sebuah ruangan di gedung kantor pos.

Selang beberapa menit, mereka pergi. Meninggalkan Bizza seorang diri. Bizza fokus memperhatikan objek-objek yang dipamerkan. Mulai dari kereta pengangkut, yang dijelaskan merupakan salah satu transportasi yang digunakan sebagai pengantar surat kepada tuan tanah pada masa Belanda.

Di bilik sebelahnya, tersusun rapi di dinding, berbagai foto dan cap pos. Berpindah ke bilik terakhir, Bizza disambut ruangan yang cukup minim pencahayaan. Di sana rupanya ada diorama mini yang menjelaskan tentang perkembangan pos pada pendudukan Belanda di suatu wilayah.

Di sisi lain dari ruangan itu, terdapat meja yang berisi buku-buku tentang pos. Bizza duduk dan mengintip isinya. Ada catatan dengan bahasa Belanda yang membuatnya membuka handphone dan mengarahkan kameranya untuk menerjemahkan beberapa halaman.

Di pojok ruangan, terdapat pohon buatan dengan kertas-kertas tergantung di sana. Tak jauh dari situ, terdapat kertas dan bolpoin. Bizza bergerak ke sana dan mulai menulis sesuatu. Bizza tersenyum sejenak sebelum menggantungkan tulisan itu ke "pohon kata".

Kemudian, Bizza turun dan berjalan pulang. Gerimis yang datang akhirnya memaksa Bizza memesan ojek online karena bus kota yang ia tunggu tidak kunjung datang. Hari itu ditutup dengan hujan yang menjadi teman Bizza di kamar indekosnya.

Bizza sadar, tak seharusnya ia menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain. Orang lain boleh bahagia tanpa dia, tetapi dia juga bisa bahagia dengan dirinya sendiri. Kali ini, Bizza mulai menyusun rencana untuk me time ke tempat lain. Ke mana pun, asalkan dengan dirinya sendiri.

Ini Tentang Diriku (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang