27

40 8 5
                                    

Happy reading
.
.
.

Pernahkah kau merasa tidak bisa mengontrol dirimu sendiri? Hal itu saat ini di alami seorang Rey Azkandar, beberapa menit yang lalu dokter keluar dan mengatakan kondisi Reva kembali kritis, dia kembali di rawat di ruang ICU.

Tapi hal yang paling mengguncang keluarga Reva terutama Rey adalah saat dokter mengatakan jika dia tidak sadar dalam waktu 24 jam ini maka mereka tidak yakin bahwa kondisi Reva akan baik-baik saja.

Rey hanya duduk sambil memandang pintu ruang ICU, dia menunggu bergantian dengan keluarga Reva dan Reyna untuk menemui Reva karena hanya satu orang yang boleh masuk melihat nya. Pikiran nya saat ini di penuhi rasa takut, takut bahwa Reva akan meninggalkan nya lagi dan kali ini dia tidak akan kembali.

“ apa kau benar-benar akan meninggalkan ku seperti ini? Jika kau tidak ingin bersama ku itu tidak apa-apa katakan saja, gue gak akan ganggu kehidupan mu tapi kau harus baik-baik saja setidaknya gue masih bisa lihat dari kejauhan.” Gumam Rey

Reyhan yang mendengar gumaman Rey mendekati nya dan duduk di sampingnya, dia menepuk pelan punggung Rey.

“ kita hanya bisa berharap dia baik-baik saja tapi jika takdirnya berkata sebaliknya kita hanya bisa menerima nya kan?.” Ucap Reyhan tanpa melihat Rey

Rey menoleh dan melihat wajah datar Reyhan tapi terlihat jelas dari sorot matanya bahwa saat ini dia juga sedih.

“ gue takut kak kalau gue gak bisa bertahan tanpa dia, lo tau kak gimana hidup gue saat Reva pergi ke Amerika. Gue bertahan sejauh ini karena gue masih punya harapan bisa ketemu dia, tapi kalau dia pergi ke tempat yang terlalu jauh gimana gue bisa lihat dia?.” Rey

“ bukankah sudah ku katakan padamu, cinta terbaik adalah saat kau merelakan nya, menerima semua keputusan nya. Jika Reva memang ingin pergi jauh kita tidak bisa menahan nya.” Reyhan

“ kenapa kau selalu mengatakan itu padaku, kau bahkan tidak tau apa yang gue rasain.” Geram Rey

Reyhan berbalik menatap Rey dengan tajam, Rey terdiam dia belum pernah melihat Reyhan menatap seseorang seperti ini, sorot matanya tajam tapi ada kesedihan di mata itu.

“ aku mengalaminya. dia belum pergi tapi sepertinya dia tidak mau menghadapi dunia ini lagi, kau tau dokter memberiku pilihan harus mempertahankan nya atau melepaskan nya, lalu dokter yang lain mengatakan jika adik ku tidak bangun dalam 24 jam dia mungkin akan pergi. Coba katakan aku harus memilih apa saat ini dua wanita yang sangat ingin ku jaga bisa saja meninggalkan ku begitu saja. Aku ingin menjaga nya dan tetap disisi nya tapi jika aku meninggalkan adik ku bagaimana aku bisa tenang?.” Reyhan

Rey terkejut mendengar ucapan Reyhan “ maaf kak gue gak tau kalau posisi lo ternyata lebih sulit dari yang gue alami. Lo bisa temui dia, gue sama yang lain ada disini kita bakal jaga Reva, dia pasti baik-baik aja.” Rey

Reyhan menggeleng “ aku tidak ingin menyesal untuk kedua kalinya kali ini aku akan menemani adik ku setidaknya aku masih punya harapan adik ku akan baik-baik saja.” Reyhan

Reyhan menatap pintu ICU, dia melihat Reyna baru keluar dari ruangan itu. Dia kembali menatap Rey. “ aku akan melihatnya dulu setelah itu temui dia, jangan terlihat kacau seperti ini dia tidak akan menyukai nya, kau paham kan?.” Reyhan

Rey mengangguk. Reyhan masuk ke ruang ICU, Rey kembali menunggu giliran nya. Dia memperbaiki penampilan nya agar tidak terlihat kacau saat menemui Reva nya.

About Reva (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang