11

24 9 2
                                    

Happy reading
.
.
.

Seorang pria melangkah menyusuri area pemakaman. satu tangan nya menggenggam erat buket bunga mawar merah, pandangan nya menyusuri mencari nama seseorang. Angin menerpa wajahnya, langkah nya terhenti di depan makam yang masih basah. Senyum tersirat di wajahnya, dia membuka kacamata hitam nya tatapan nya terlihat sendu jelas terlihat dari sirat matanya bahwa dia sangat kehilangan.

" Hai princess... Maaf aku baru datang. Apa sekarang kamu sudah bahagia? Tubuh mu tidak sakit lagi kan? Maaf aku terlambat. Kenapa tidak bilang padaku? Ah... Harusnya aku pulang lebih awal, kalau aku pulang lebih awal apa semuanya akan baik-baik saja?."

Menunduk kemudian meletakkan buket mawar di depan makam tersebut " aku membawa kan mawar kesukaan kamu."

Air matanya turun tanpa permisi dia mengusap kasar air matanya dan kembali tersenyum " maaf aku tidak bermaksud menangis lihat aku tersenyum sekarang. Ku harap kamu bahagia di sana ya."

" Bagas.."

Menoleh " eh.. kak, maaf kak, Bagas baru bisa nemuin Mira sekarang, karena urusan Bagas baru selesai." Ujar Bagas

" Iya, nggak apa-apa kok."

" Kakak mau pergi kemana?." Bagas

" Keluarga kita mau pindah ke luar kota. Sebelum pergi aku mau ke sini dulu pamit ke adik ku, gak tau kapan bisa kesini lagi apa nggak."

" Kenapa pindah kak?." Bagas

" Kemarin kasus kematian Mira udah selesai. Pembunuh nya udah di tangkap."

" Syukurlah pelaku nya udah ke tangkap tapi kenapa kalian malah mau pindah." Bagas

" Kebenaran sebenarnya malah semakin buat keluarga kita merasa bersalah ke Mira terutama mama. akhirnya papa mutusin buat pindah demi kebaikan mama juga, biar mama nggak menyalakan dirinya sendiri. Kita bakal lupain kenangan buruk tentang kematian Mira, aku harap Mira udah tenang disana."

" Kak maaf kalau lancang nanya gini, kenapa kalian sembunyikan kebenaran dari kematian Mira?." Bagas

" Kita sembunyikan karena kita nggak mau nambahin luka. kita gak mau saat nama Mira di sebut dia akan di pandang buruk orang lain. jadi biarlah pelaku itu menjalani hukumannya dan biar Mira tenang disana.(Memandang sendu makam mira) Maaf ya aku gak bisa cerita ke kamu, semuanya cukup keluarga kami yang tau. Aku harus pergi sekarang jaga diri baik-baik."

Mengusap nisan " Dek kakak, papa, dan mama pergi dulu ya. Kakak bakal usahain biar bisa kesini meskipun gak sering. Yang tenang ya disana, maafin kakak ya."

Sebelum pergi kakak Mira tersenyum kemudian menepuk pelan lengan Bagas. Bagas hanya diam menatap kepergian kakak Mira.

Cukup lama Bagas diam di samping makam Mira sampai siang hari. dia terus menceritakan banyak hal yang ingin dia cerita kan pada Mira. Dirasa Bagas sudah menceritakan semua isi hatinya keluh kesahnya selama ini akhirnya dia memutuskan untuk pergi.

" Mira terima kasih untuk setiap waktu kita bersama selama ini dan maaf aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku pergi dulu sampai bertemu lagi saat waktu ku sudah tiba nanti." Bagas

.
.
.

Rumah sakit

Sejak kemarin Sean belum sadarkan diri kondisi nya masih kritis dokter mengatakan bahwa Sean mengalami serangan jantung. Maya tetap menjaga Sean dari kemarin terlihat wajahnya sangat lelah, matanya sembab sejak kemarin dia tidak tidur karena sangat khawatir dengan keadaan Sean. Reno juga disana menemani Maya. Tak berselang lama ayah Sean dan ayah Maya sampai di rumah sakit

About Reva (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang