09

2.1K 198 1
                                    

setelah bertemu sang bunda di alam mimpi. asta kini menjadi anak pendiam. sang bunda menyuruhnya untuk tidak menyerahkan? baiklah itu akan asta lakukan. jika sang bunda yang menyuruhnya maka asta benar benar akan menurutinya.

asta menatap datar sang kakak kembar yang selalu di manja oleh papa -nya. ucapan arta waktu itu tidak membuat asta membenci sang bunda. justru ucapan itu malah berbalik sasaran. asta membenci sang papa bukan sang bunda.

asta merasa semua ini terjadi karena kedatangan sang papa dan ke tiga kakak barunya yang terobsesi dengannya dan arta.

seharusnya sang papa nya saat itu tidak datang. maka dirinya akan bahagia dengan sang bunda dan arta.

bolehkah asta egois untuk kali ini? asta lelah terus mengalah. asta tau jika sang kakak kembar sangat menyayangi sang papa. tapi akibat sang papa, asta harus rela kehilangan sang bunda.

sang bunda cinta pertama dan rumah pertamanya harus di hancurkan begitu saja oleh seseorang yang mereka sebut papa.

asta mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya.

Ryan yang dari tadi memperhatikan asta pun tersenyum kecil dan membawa asta ke pangkuannya.

Ryan menaruh dagunya di pundak asta. dia menghirup rakus aroma manisnya buah yang berasal dari asta.

" kau iri dengan arta huh? " bisik Ryan pada asta.

asta menggelengkan kepalanya.

" tidak. kenapa aku harus iri? aku hanya ingin bunda. bukan pria dewasa itu. " ucap asta dengan datar.

Ryan terdiam mendengar panggilan dari asta untuk sang papa.

" panggil yang benar asta. panggil papa bukan pria dewasa. "

asta menggelengkan kepalanya tanda menolak.

" tidak. pria dewasa itu sendiri yang tampak tak suka jika aku memanggilnya dengan sebutan papa " ucap asta sambil menundukkan wajahnya.

" kau hanya belum mencobanya asta. " ucap Ryan sambil mengelus pelan tangan asta.

" kakak tau? masuk ke rumah ini adalah salah satu hal yang aku benci. semua yang aku miliki benar benar lenyap di sini. dan papa? dari makan malam semalam aku tau seberapa tidak pentingnya aku. kalian hanya menginginkan arta bukan asta. "

setelah berucap seperti itu asta turun dari pangkuan ryan yang tampaknya masih terdiam. asta berjalan menuju kamarnya. anak itu mengunci pintu kamarnya.

asta terisak kecil. hati dan fisiknya sama sama sakit. asta benar benar ingin pergi dari neraka buatan ini.

hingga mata asta melihat pada telefon rumahan itu. telefon yang mungkin bisa membantunya keluar dari rumah neraka ini.

asta mendekatkan tubuhnya ke arah telefon tersebut. asta mengetikan sebuah no yang ia ingat di sana.

" hallo? " suara deep voice dari seberang telefon itu membuat asta tersenyum.

" om? ini asta. om jeff bisa bantu asta? asta butuh om "

orang yang asta panggil jeff pun terkejut.

" kamu dimana sayang? ya tuhan, om ke rumah mu dan di sana sudah hangus semua. om mencari mu! "

asta terdiam saat mendengar rumahnya hangus. berarti sang bunda?

" o-om? asta ga tau asta dimana! bunda? bunda di makamkan dengan baikkan?! " tanya asta dengan suara yang bergetar.

" iyaa.. bundamu sudah om makamkan dengan baik. cinta pertama om sudah tertidur dengan tenangnya asta. "

asta anak itu kembaali terisak kecil. om jeff adalah calon ayah barunya. dia sudah benar benar dekat dengan sang bunda bahkan asta sendiri sudah merestui mereka. tapi sayangnya sang bunda harus pergi meninggalkannya.

" om jeff maaf hiks , om bisa lacak telefon ini? asta ingin keluar dari rumah ini om. tolong asta "

Jeff yang mendengar itu langsung menyuruh bawahannya untuk segera melacak telefon ini.

" om? asta matikan ya? asta takut ketauan. " setelah itu tanpa mendengar jawaban dari jeff asta langsung mematikan telefonya dan berjalan pelan ke arah kamar mandi dan berendam untuk menghilangkan rasa stressnya.

MAGIC TWINSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora