04

3.4K 277 23
                                    

" arta, lepaskan asta hiks.. "

asta menangis tubuhnya sudah cukup sakit dan lelah. matanya tertutup oleh kain hitam yang membuatnya tidak bisa melihat apapun.

sedangkan arta hanya menatap datar adik kembarnya. arta membuka penutup mata asta. arta bisa melihat bagaimana mata sembab milik adiknya serta pipi dan hidung yang sudah memerah.

grep

tiba tiba arta mencekik leher asta dengan cukup kuat.

asta yang merasakan cekikan pada lehernya pun bergerak panik. kedua tangannya terikat oleh tali tambang membuat asta tida bisa menahan cekikan arta.

" a-arta ukh! Le-lepas! sakithh "

asta merasa pasokan udara mulai menghilang. dadanya sudah sangat sesak, tapi cekikan dari sang kakak kembar tidak berkurang sedikit pun.

" akh! a-arta maafh " ucap asta.

dan setelah itu pandangnya memburam dengan pusing di kepalanya. asta anak itu masih menyempatkan tersenyum kecil melihat sang kakak kembarnya.

arta yang melihat itu langsung melepaskan tangannya dengan panik. dia kalut, dia tidak sadar jika dirinya sendiri hampir membuat mati sang adik.

" ASTA! BANGUN! ASTA! "  arta berteriak panik, tubuhnya bergetar hebat melihat sang adik yang tampak lemas.

Ryan yang melihat itu langsung berdiri dan membawa asta pergi dari ruang tersebut.

sedangkan arta ia menatap kosong ke arah sang adik yang di bawa oleh Ryan.

" a-asta? ga! ga mungkin !? aku ga mungkin bunuh asta! i-itu tadi pasti bukan aku kan? hiks " arta sadar yang ia lalukan sungguh salah bahkan sangat salah.

zayyan terkekeh kecil melihat arta. ia menggendong tubuh kecil arta dan membawanya ke rumah sakit untuk melihat keadaan asta, sang kembaran.

keluarga ini gila, benar benar gila. mereka lebih suka melihat si kembar yang terluka. bagi mereka tatapan ketakutan sangat menyenangkan.

di rumah sakit asta di masukan ruang UGD, para dokter langsung bergegas menangani asta yang tampak pucat.

sedangkan Ryan menunggu di ruang duduk. ia menatap datar pintu UGD.

tapi fokusnya teralihkan saat melihat para adik dan kakaknya.

" gimana udah? " tanya zayyan pada Ryan. sedangkan Ryan hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya saja.

Ryan menatap arta yang masih menangis di gendongan zayyan.

zayyan yang mengerti apa yanh di inginkan Ryan pun langsung memberikan arta pada Ryan.

tubuh arta menegang. bahkan yang tadi ia sibuk menangis kini ia menjadi diam.

" hei? kau tau? yang membunuh bundamu itu bukan asta. tetapi aku. " bisik Ryan pada Arta.

lagi lagi arta terdiam. ia memikirkan kata kata dari Ryan.

sedangkan Ryan dia tertawa kecil melihat respon arta.

" lihat saja, " Ryan menunjukkan video penembakan bunda si kembar. dan di sana benar, Ryan yang melakukannya bukan asta. walaupun asta memegang pistolnya tapi asta tidak menarik pelatuknya.

" mungkin saja, setelah ini asta akan membencimu arta. " bisik Ryan sambil menekankan beberapa kata.

Arta terdiam, dia benar benar merenungi dirinya yang gegabah. akibat dirinya adiknya sekarang masuk rumah sakit.

Arta menjambak rambutnya dengan cukup keras. ia mulai kembali menangis.

" ENGGA! hiks a-asta ga bakal benci arta! asta pasti bakal sayang arta terus! SIALANN!  hiks~ "  arta menangis, tangannya sibuk meremat rambutnya sendiri. Ryan hanya melihat arta tanpa mau menenangkannya.

zayyan mengambil alih arta pada ryan. dia membawa arta sedikit jauh dari Ryan.

zayyan meremas pelan pinggang kecil dan ramping milik Arta.

" dengar, ini semua salahmu sendiri arta. semakin kau memberontak maka asta akan semakin terluka. sistemnya seperti ini, kau yang melakukan kesalahan maka asta adik kembarmu yang akan terluka. bukan kah enak? kau tidak akan terluka tapi adikmu akan terluka dan membencimu " ucap zayyan dia terkekeh kecil di akhir kalimatnya. rasanya senang melihat si kembar yang menjadi terpecah seperti ini. menyenangkan bagi mereka semua.

TBC

jahat bet anjirr, arta di sini tuh baik cuman ya karena keluarga barunya yang kayak buangsat ini arta jadi brutal parah wkwk eh yang kena imbasnya malah asta.

MAGIC TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang