MAGIC TWINS

16

hai haii? apa kabar kaliaannn?

asta duduk di kasur rumah sakit. dia di rumah sakit sendirian. para kakaknya meninggalkan sendiri. jika dulu ia akan kabur maka sekarang tidak. asta anak itu sudah lelah. tubuhnya sudah banyak sekali bekas luka. asta turun dari kasurnya. dia menuju ke arah balkon lalu menatap langit langit yang di penuhi oleh gemerlap bintang.

" bunda asta capek bunn... kenapa bunda gak ajak asta aja? bunda suka yaa lihat asta semakin memiliki banyak luka gores? asta nakal ya? sampai bunda tidak mau mengajak asta pergi? " ujar asta

bocah 14 tahun itu sudah memiliki banyak luka di tubuhnya dan itu semua ia dapat dari keluarganya sendiri. bocah 14 tahun yang mentalnya belum tersusun rapih dan sangat mudah terguncang kapan pun itu.

asta melihat ke bawah. di bawahnya banyak mobil yang berjalan. dari lantai ketinggian 4 itu asta bisa melihat semua dengan cukup jelas.

' loncat asta loncat '

' loncat saja hidupmu tidak berguna '

' hei cacat, sana susul bundamu itu dengan cara meloncat dari sini. '

' yeah itu benar, cara itu lebih cepat di banding kau menunggu mati di tangan para kakakmu itu ' ...

asta anak itu merasakan pusing. dia meremas pelan rambutnya. ucapan ucapan mengerikan itu tidak berhenti berdengung di kepala asta.

tubuh asta meluruh, anak itu menangis sejadi jadinya. asta anak itu benar benar sudah menyerah pada hidupnya.

Ryan yang sedari tadi mengawasi asta dari cctv pun segera berlari ke arah ruangan asta. Ryan memeluk tubuh kecil milik asta.

" hiks kak ryan asta lelah. mereka menyuruh asta untuk mati kak " ucap asta dengan pelan.

ryan yang mendengar itu hanya diam. Ryan benci saat melihat air mata dari asta menangis, tapi reno kepribadian gilanya itu malah menyukainya.

' ahh kenapaa dia sangat cantik jika sedang menangis? sial sial siall. kenapa dia terlahir sebagai adikku bajingan ' ucap Reno yang berada di pikiran Ryan.

Ryan menggendong tubuh asta. dia membawa asta kembali pada kasurnya. Ryan menutup balkon dan menutupinya dengan tirai.

Ryan berjalan pelan ke arah asta. Ryan mengelus pelan rambut milik asta. Ryan mendekatkan wajahnya ke wajah milik asta.

asta bisa merasakan bagaimana hangatnya hembusan nafas sang kakak.

cup

Ryan mencium bibir pucat milik asta. Ryan mendiamkannya cukup lama. setelah itu dia melepaskannya.

sedangkan asta, anak itu tampak kaget dan sedang mencerna apa yang kakaknya lakukan tadi.

" bibirmu tetap manis walaupun sedang sakit. rasanya candu sekali? " ujar ryan dengan santainya.

asta yang mendengar ucapan santai dari sang kakak pun mukanya memerah karena malu dan kesal secara bersamaan.

asta menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. mukanya sudah benar benar panas karena ulah dari Ryan.

BRAK!!

arta yang baru kembali dari minimarket bersama kedua kakaknya pun masuk dengan tidak santainya. wajah arta memerah padam karena marah. dia melihat sang adik yang di cium sang kakak tadi dan itu cukup membuatnya kesal.

Ryan yang melihat bagaimana merahnya muka arta hanya diam. dia diam diam menghitung di dalam hati.

' satu

dua

ti-- '

" BAJINGANNN APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU TADII? SIALANN MULUT ADIKKU YANG SUCI SUDAH HILANG SEKARANG "  teriak arta. anak itu menghentak hentakkan kakinya karena kesal. mukanya sudah sangat sangat memerah.

sedangkan asta dia juga sama. mukanya semakin memerah malu karena mendengar ucapan ambigu dari sang kembaran.

zayyan yang melihat kedua muka adik kembarnya sama sama memerah karena ulah sang kakak sulung pun terdiam.

' mereka kembar dan tidak bisa di pisahkan ya sepertinya? huh aku jadi penasaran bagaimana jika salah satu dari mereka mati. aku penasaran dengan reaksinya? '

TBC

haloouuu maafkan aku ini yang sibuk sama tugas jadi lupa kalau aku punya waatpad.

anw

thanks yaa yang udah nungguin asta sejauh inii. kayaknya aku gak tau bakal tamat kapan nih cerita.

btw

kalian bosen ga kalo misalnya nih cerita kebanyakan konfliknya? kalo bosen si niatnya aku bakal ngestop konfliknyaa dan bakal aku tamatinn 🙂

ya udaa deh.

see you yaa, tunggu next chapter selanjutnyaa. papaiii have a nice day semuaaa