Kehendak Untuk Tidak Mati

12 0 9
                                    

Talia menunjukan senyum di wajah nya "Ah abang kaya ga seneng kita bangunin" Lalu mendramatisir ekspressi kecewa. "Lah tau diri..." Mendengar balasan Rain, Talia tertawa lembut. "Ahahahaa... Itu di suruh bunda" Talia melihat ke arah Estel. "Kayu bakar udah menipis, bunda nyuruh abang buat nyari..." Estel menambahkan

"Yang disuruh beneran aku ? bukan kamu terus bilang nya aku ?" Sambut Rain bercanda, mata nya tertutup dengan tangan di lipat di dada. "Oh iya cerdas !!! besok aku gitu. Untuk sekarang emang abang yang di suruh" Ucap Estel tersenyum manis. Senyum yang dapat menyinari ruang gelap kamar ini. Talia membuka jendela kamar Rain "Kami juga mau ikut buat bantu..." Talia tersenyum "Aku, Estel, Alicia, dan Adrian... gimana ?" Talia mengeggam satu tangan Rain dengan kedua tangan nya

Estel tampak tidak senang melihat mereka tapi hanya diam. "Ya te..terserah... apa otoritas ku untuk melarang..." Balas Rain gugup. Ia melihat Estel terlihat marah tapi bingung kenapa. "Makasih kek udah mau dibantuin bang !!!" Ucap Estel dengan nada kalem tapi tapi terlihat marah. "Kamu marah karna aku belum bilang makasih ?" Tanya rain yang hanya di balas diam oleh Estel...

...

"Abang... Kau mau mandi ?" Mendengar pertanyaan Estel aku sadar dari lamunan ku. Aku menyingkir dari dari sumur yang hampir ku tabrak. Setelah sarapan bersama. Kelompok kami berlima yang terdiri dari aku, Talia, Estel, Alicia, dan Adrian berjalan melewati kebun panti menuju hutan di belakang tanah panti. Menyapa bibi dan paman yang kami berpapasan di perjalanan

"Edward biasa nya main bareng rombongan Geoffrey..." Aku berkata dengan senyum di wajah ku. "Ahahaha kalo ga ku paksa juga dia ga mau padahal ada Est..." Alicia di bekap oleh Adrian. Bocah berkacamata itu Adrian dengan rambut pirang dan mata hijau memeberi ia kesan tampan

"Est ?" Tanya Estel bingung. "Ga a...ada aku ikut di paksa Alicia buat bantu abang heheheh...!!!". Aku tau lanjutan dari kalimat itu ialah Estel. Adrian dulu pernah kelepasan mengatakan bahwa dia suka Estel kepada ku... Dia terlihat cemburu aku dekat banget sama Estel.... 'cemburu ? Apa mungkin Estel...' pikir ku. 'Tapi ga mungkin ahahaha'

Kami tiba di gubuk pinggir tanah panti dimana alat-alat kebun di simpan, tempat aku dan paman Eobard latihan kemarin. Dari sini aku masih bisa melihat lingkaran tanah botak dimana seharus nya ada rumput namun terbakar api paman membentuk lingkaran. Yang lain mengambil gendongan untuk membawa kayu yang aku juga, namun dengan tambahan sebuah tarikan kayu

"Butuh itu juga kak ?! Bukan nya dah berat ?" Ucap Edward dengan nada bingung. Mendengar itu aku tertawa lembut "hahaha, ga papa biar aku yang narik nanti !!" Ucap ku semangat sementara menunjuk diri sendiri di dada menggunakan jempol. Adrian mengeluarkan nafas dingin "Terserah deh kak... jangan ajak aku kalo cape" Adrian menunjukan senyum lemah

Estel cekikikan "Hihihi ga papa Adrian. Biar nanti aku yang naik kalo capek". Senyum tulus tumbuh di wajah Adrian "Kalo gitu nanti ku bantu tarik..." beberapa saat kemudian dia baru sadar dan bersembunyi di belakang Alicia yang tertawa dalam diam melihat teman nya malu

Estel memutar badan, cahaya matari pagi bersinar di rambut perak nya dengan gaun kebesaran itu tertiup angin. Estel tersenyum lebar menatap Adrian "Serius ?! Makasih kalo gitu..." Aku berusaha menahan tawa melihat reaksi Adrian. Begitu juga Alicia yang memukul-mukul pundak Adrian

Perjalanan setelah itu di lanjutkan. Adrian, Estel, Alicia, dan Talia berbincang bersama dalam perjalana. Sekarang Adrian terlihat lebih dekat dengan Estel. Aku belakang diam menarik tarikan pengangkat kayu bakar. Aku menyukai yang seperti ini... diam di belakang mendengarkan orang-orang berbincang tanpa harus terlibat. Senyum ku mekar dengan sendiri nya... mengingat kehidupan ku sebelum di panti bagaimana... ini memang seperti mimpi... 'Kalo di pikir mimpi ku berarti adalah kehidupan seperti di panti... memiliki teman dan keluarga tanpa harus lari untuk bertahan hidup' ucap ku dalam pikiran

Noble Soul: The Cycle Of Rain IWhere stories live. Discover now