"Kok reaksi om biasa aja?"tanya Visya.

"Dia kan anak pungut."jawab Sultan seraya tersenyum manis.

Pecah sudah gelak tawa mereka, tangan Gevan mengepal, ingin sekali ia mengangkat kaleng cola dan melemparnya ke wajah sang Papa.

"MAMA, PAPA LEDEKIN GEVAN LAGI!!!"teriak Gevan tak terima.

"Laki kok tukang ngadu."cibir Sultan.

"Bodo amat!"sembur Gevan. Tanpa memperdulikan sang anak yang tengah misah misuh, Sultan malah memfokuskan pada Visya yang nampak menggemaskan karena cegukan.

Galang dan Kennard yang sejak tadi terdiam kini menyipitkan mata melihat gelagat pria paruh baya itu.

"Kamu anak nya Andrew kan?"

Visya mengangguk."Iya, si Andrew ganteng."jawab Visya enteng.

Sontak jawaban nya membuat mereka terkekeh geli.

"Berarti udah pasti cucu kesayangan nya Pak Axel?"ujar Sultan seraya memegang bandul kalung Visya, ia lantas membalik nya. Ada ukiran gambar peluru di sana.

Kennard nyaris menepis tangan itu, namun Sultan langsung melepaskan nya.

"Obsesi nya pada senjata sungguh luar biasa."gumam Sultan, ia lantas menatap berbinar pada Visya yang hanya diam berkedip menahan kantuk.

"Gimana kalau kamu bilang ke Pak Axel kalo saya---"

"Jangan melibatkan nya dengan bisnis."datar Galang yang sejak tadi sudah mengetahui maksud dari Sultan.

Paruh baya menggaruk ujung alisnya, "Bercanda..."gumam nya kaku, tapi sungguh dia hanya bercanda, namun reaksi dua pemuda di depan nya seperti akan melahap nya sekarang juga.

Aura anak muda memang luar biasa.

"Om mau kenalan sama kakek nya Visya?"tanya Visya.

"Engga jadi."balas Sultan seraya menepuk kepala Visya pelan.

Gevan tertawa meledek wajah tak enak Papa nya. Ia puas sekali.

"Bocah edan!"decak Sultan.

"Papah!"teriak seorang bocah perempuan seraya membawa selembar kertas.

"Eve sayang, kenapa cari Papa hm?"lembut Sultan seraya berdiri menyambut hangat anak kedua nya.

Visya melambaikan tangan, bocah itu tersenyum ramah dengan gigi kelinci yang nampak lucu.

"Liat, Eve gambar Papah!!"ujar nya antusias, ia menunjukan gambar nya.

"Wah, bagus sekali."puji Sultan seraya milirik Gevan yang tengah menaikan sebelah alis nya. Papah nya itu tersenyum miring. "Anak kedua memang sangat berguna."

Gevan menyemburkan cola nya. Ia menatap nyalang papa nya yang sudah berjalan menggendong sang adik.

"Timbang gambar manusia lidi doang gua juga bisa anjir,"kesal nya.

"Eve no counter!"sahut Jio tergelak.

Wajah Eve menyembul dari balik pundak Papah nya, entah apa kata-kata apa yang telah Sultan bisikan.

AVKde žijí příběhy. Začni objevovat