Kazam menghentikan aktivitas menggambarnya dan sedikit melirik ke arah Ajma. Selama Ia menikah dengan Ajma rasanya tak pernah Ia mengajak jalan istrinya. Bahkan, jalan berdua di sekitar halaman ponpes atau di halaman rumahnya saja rasanya tak pernah di lakukannya.

Entahlah, apakah memang Ia tak romantis atau karena Ia yang tak tau caranya memperlakukan seorang perempuan dengan manis. Rasanya canggung saja jika Ia harus bermesraan dengan Ajma yang notabenenya pernah menjadi adik angkatnya itu.

Sampai saat ini pun Ia masih menganggap Ajma seperti adiknya dan hal itulah yang membuatnya merasa canggung dan cukup sulit untuk bersikap romantis kepada gadis itu.

"Memangnya kamu mau beli apa?" Tanya Kazam seraya melepas kacamata yang di kenakannya.

"Ya... Apa aja asalkan keluar gitu"

Kazam pun menutup buku gambar nya seraya beranjak dari duduknya. Ia mengambil Hoodie putih yang tergantung di atas kastok seraya memakainya, mendobel dengan kaos hitam yang di kenakannya saat ini.

"Ayo" ajaknya.

Ajma menoleh dengan mata melebar terkejut. Ia pikir Kazam tidak mau ternyata gercep juga.

"Sekarang?" Cengonya.

"Iya" jika saja sahabat Ajma atau siapapun yang di beri pertanyaan seperti itu sudah pasti jawabnya tahun depan. Namun, jawaban Kazam benar-benar tergolong dalam spesies langka.

"Bentar-bentar ambil kerudung dulu" buru-buru Ajma beranjak dan bergegas mengambil kerudung instannya dari dalam lemari dan memakainya dengan terburu-buru.

Singkatnya, mereka pun akhirnya sampai di salah satu bazar ramadhan yang menjual makanan-makanan untuk berbuka puasa serta takjil-takjil manis yang berjejer di sepanjang jalan membuat Ajma berhasrat ingin memborong semua takjil tersebut jika saja Kazam tak mengomel soal sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”.

"Mas Kazam mau beli apa?" Tanya Ajma menatap suaminya yang sedari tadi hanya diam.

"Terserah kamu. Saya hanya mengantar"

Ajma mencebikan bibirnya dan mulai berfikir sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

"Tadi si Ajma pengen es campur, es buah, es serut, es duren, es kuwut, es kelapa es__blupm" Kazam membekap mulut Ajma dengan telapak tangannya yang sedang asyik menyebutkan beberapa varian es tersebut.

"Air mineral" potong Kazam. Ajma menarik tangan Kazam dari mulutnya dengan kasar dan menatapnya tajam.

"Mas ih, Ajma mau es" rengeknya dengan wajah lucunya. Lucu di mata Kazam maksudnya.

Kazam memejamkan matanya sekilas. Untuk ke sekian kalinya Ia harus menahan rasa gemasnya agar tak kelepasan dengan hasratnya yang ingin sekali mencubit pipi chubby gadis itu.

"Dengerin saya, es itu gak baik buat tubuh. Lebih baik air mineral lebih sehat dan lebih murah" nasehatnya.

"Tapi Ajma pengen yang ada buah-buahannya mas"

"Nanti kita beli buah-buahannya"

"Iih maksud Ajma tuh es buah bukan buah-buahannya langsung"

Tin...

Kazam menoleh ketika mendengar suara klakson motor. Ia pun dengan sigap langsung menarik tangan Ajma agar menyingkir karena ada motor yang melintas cukup kencang dari arah kanan Ajma.

Grep...

Kepala Ajma tertabrak dada bidang Kazam tanpa sengaja. Merasa shock, Ia pun terdiam sejenak untuk mengoptimalkan kinerja otaknya kembali. Matanya mengerjap saat mendengar sesuatu yang tak biasa di dalam sana. Lebih tepatnya di dalam dada bidang Kazam.

Different Brother✔Where stories live. Discover now