LOVEBIRD 13: Mengidam?

Start from the beginning
                                    

"Aku lega lihat kamu sudah sembuh. Jangan sakit-sakit lagi, ya." Tutur Andin sambil memegangi salah satu pipi pria itu. Aldebaran tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya. Kemudian ia mengambil sebuah mug transparan yang berisi teh apel yang telah ia buat dan memberikannya pada sang istri.

"Cobain deh." Andin pun menyambutnya dengan senang hati, lantas menyesapnya perlahan.

"Bagaimana?" Tanya Aldebaran, penasaran.

"Enak, pas!" Jawab Andin, berseri. Aldebaran tersenyum senang mendengarnya. Lalu giliran ia yang mencicipi teh apel miliknya.

"Ehm!" Aldebaran refleks mendeham tatkala pertama menyesap teh miliknya.

"Kenapa?"

"Kok punya saya kemanisan, ya?" Andin mengerutkan keningnya.

"Masa sih? Punyaku nggak ada manis-manisnya kok."

"Iya, serius. Apa mungkin karena minumnya sambil ngeliatin kamu kali, ya." Sahut Aldebaran dengan raut yang perlahan menunjukkan senyum usilnya. Andin tampak mengulum senyumannya tatkala menyadari bahwa pria itu ternyata sedang melancarkan rayuannya.

"Astaga, baru sembuh sudah kumat saja gombalnya."Celetuk Andin membuat Aldebaran tertawa.

"Loh, serius. Kamu itu manis sekali kalau lagi senyum begini." Lanjut Aldebaran membuat Andin menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tersenyum geli.

"Kamu begini ada maunya nih pasti." Cemooh Andin membuat Aldebaran terkekeh.

"Curigaan banget sama suaminya sendiri."

Andin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya memaklumi tingkah suaminya yang mulai menunjukkan senyuman genitnya. Wanita itu segera mengalihkannya dengan mulai menyibukkan diri menyiapkan bahan masakannya untuk sarapan mereka. Ia memecahkan beberapa buti telur dan mengocoknya lepas yang kemudian ia campuri dengan berbagai sayuran cincang. Andin juga menyiapkan dua pasang lembar roti. Sedangkan Aldebaran masih berdiri di tempatnya dengan pandangan penuh cinta yang tak lepas dari aktivitas sang istri.

//DRRTT!!//

Pandangan pria itu akhirnya terbuyar saat mendengar ponselnya yang terletak di meja pantry itu bergetar. Ia melirik benda tersebut dan melihat bahwa panggilan tersebut berasal dari sang mama.

"Siapa?" Tanya Andin.

"Mama." Jawab Aldebaran sedikit berbisik membuat Andin mengangguk, mengerti.

"Halo, Ma."

"Halo, Al. Bagaimana kondisi kamu? Tadi malam Andin bilang kalau kamu sakit."

"Iya, Ma. Maag-ku kemarin tiba-tiba kambuh sama demam juga. Tapi sekarang sudah lebih baik. Maaf ya, kita masih belum bisa pulang ke rumah."

"Ya Tuhan. Kamu jangan terlalu memforsir tubuh kamu dong. Kalau sudah merasa capek itu artinya tubuh kamu sudah memberikan sinyal untuk istirahat. Ingat Al, kamu sekarang sudah punya istri. Sekarang kalau kamu sakit bukan hanya mama yang khawatir, tapi istri kamu juga. Tadi malam Andin sampai nangis nelpon mama." Nasihat Rossa pada putra sulungnya itu. Sambil mendengarkan ceramah sang mama, tatapannya kembali tertuju pada wanita di hadapannya itu yang sedang sibuk mengolah menu sarapan mereka.

"Iya, Ma. Maaf ya, sudah membuat kalian khawatir. Sekarang aku sudah jauh lebih baik kok, soalnya aku punya perawat pribadi yang cantik dan telaten yang sudah mau berlelah-lelah merawatku semalaman." Ujar Aldebaran, memuji sang istri. Mendengar kata-kata manis itu, Andin sontak melirik sang suami.

"Anak mama genit, Ma!" Seru Andin membuat Aldebaran tertawa. Suara tawa yang sama pun terdengar dari balik ponsel itu.

"Dia memang begitu, sayang. Sakitnya sebentar doang, nanti manjanya yang lama!" Aldebaran yang telah me-loudspeaker handphone-nya membuat suara sang mama terdengar jelas di telinga Andin.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now