SG - 22. Hampa

34 8 1
                                    

1 tahun kemudian_

"Baiklah meeting hari ini selesai, terima kasih untuk kerja keras kalian"

Semua karyawan yang mengikuti rapat berangsur pamit meninggalkan ruangan setelah kalimat penutup bos mereka.

Menyisakan Siwon yang masih sibuk membereskan berkas2 dimeja. Sambil sesekali mengengok pada Al yang memilih berdiri mengamati gedung2 tinggi dibalik tembok kaca ruangan.
Siwon menghela napas panjang melihatnya.

"Lusa kita harus berangkat ke Korea, ku harap kau tak lupa. Jika kau butuh waktu untuk bersiap dan istirahat. Kau bisa pulang sekarang, sisa nya biar aku yang atasi" jelas Siwon.

Tak ada jawaban dari lawan bicara, akhirnya dia memilih maju menghampiri bos nya itu.

"Kau tak berniat membatalkan kerjasama itu bukan ?"

Siwon kembali bersuara, kali ini dia bertanya dengan wajah serius. Takut jika tiba2 bos nya ini berubah pikiran karena kerjasama itu harus membawanya pergi ke negara orang. Ya meskipun mereka sering melakukan perjalan dinas luar negeri, tapi sejak setahun lalu Al sangat selektif memilih negara2 asing yang bisa diajaknya kerjasama.

"Oh ayolah,,, kau tak bisa begini terus. Kau sudah sangat bekerja keras membawa perusahaan ini bangkit dari kebangkrutan dalam waktu pendek. Sekarang saatnya melebarkan sayap lebih untuk bisa terbang lebih tinggi. Bersikaplah profesional Al" Siwon kembali menjelaskan, tersirat nada kesal melihat bos sekaligus sahabatnya seperti ini.

"Kau takut bertemu dengan nya disana bukan ?"

Siwon masih menunggu, tapi lawannya masih tetap bungkam.

"Ck, hal yang kau takutkan mungkin saja tidak akan terjadi karna dia tak ada disana"

Kali ini Al merespon cepat, dua alisnya berkerut dengan tatapan penuh selidik membuat Siwon tersenyum sinis.

"Aku sudah mengechecknya, dan gadis yang selalu kau pikirkan itu tak ada di Korea. Tapi jangan tanyakan dimana karna aku benar2 tidak tahu" jelas Siwon tanpa diminta membuat wajah Al kembali lesu.

"Aku tak habis pikir, kenapa kau masih menyimpan perasaan untuknya jika kau sendiri sudah tahu semua kebusukan nya. Dia hanya memanfaatkan mu Al !"

"Aku tak pernah merasa dimanfaatkan" sanggah Al cepat tanpa menoleh.

"Dia sudah menghancurkan perusahaan mu, menyakiti ibumu dan membunuh keluarga mantan istri mu Al" Siwon menekankan setiap kata miliknya, sampai sekarang dia masih sangat kecewa atas apa yang dilakukan kakak beradik itu. Dia tak pernah membayangkan dua gadis itu bisa melakukan hal sangat keji. Dan dia malah turut membantu meski diawal saja.

"Jika kau jadi salah satu dari mereka ? Bisakah kau diam saja dan melupakan semua nya ?"

Al bertanya tanpa menoleh dan Siwon hanya terdiam bingung ingin menjawab apa. Dia memang tak pernah berada di posisi mereka, kalau pun itu terjadi entah apa yang akan dia lakukan.

"Aku akan pulang, besok kita bertemu di bandara".

Al keluar ruangan meninggalkan Siwon yang termenung. Dia tak menyalahkan Siwon atas sikapnya, meski perkataan nya benar tapi tak seharusnya dia mengklaim gadisnya penjahat. Bagaimanapun juga menurutnya Catrine, maksudnya Prillzy tidak sepenuhnya salah. Gadis itu hanya ingin membalas semua luka nya, mencari keadilan untuk orang tuanya.

Ya Al sudah mengetahui segalanya. Sepekan setelah kecelakaan yang merengut nyawa Prillzy, gadis yang dia cintai. Dia mendapatkan fakta tentang gadisnya. Fakta yang benar2 membuatnya terpukul. Marah karna ternyata selama ini dirinya hanya sebuah pion, kecewa karna orang2 didekatnya bahkan ibunya turut andil dalam luka gadisnya, dan sedih karena merasa bersalah tak mengetahui semuanya dari awal.

Sanders GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang