Perempuan di hati Kazam

Mulai dari awal
                                    

"Mas," panggil Ajma sambil menoleh ke arah Kazam.

"Hmm" balas Kazam dengan alis tergerak satu.

"Ini gambar apa?" Ajma menunjukkan sebuah kertas yang bergambarkan sebuah konsep bangunan.

"Konsep tata letak bangunan" balas Kazam seadanya.

Ajma berjalan menghampiri Kazam dengan masih memperhatikan gambar yang tak di mengertinya itu. Ia pun duduk di tepi ranjang dengan wajah herannya.

"Mas Kazam kuliah 4 tahun cuma biar bisa ngegambar ini doang?" Ajma menunjuk kertas bergambar di tangannya.

Kazam melirik ke arah Ajma dengan tatapan datar.

"Gambar itu berharga, gak semua orang bisa menggambarkannya dan tau konsep penting di dalam gambar itu. Selama ini, saya mendapatkan jutaan rupiah dari gambar-gambar itu" Ajma terbelalak kaget mendengar itu.

"Mas Kazam keren banget" pujinya. Kazam tak berekspresi apapun terhadap pujian itu.

"Tapi, Ajma heran deh. Kenapa Mas Kazam gak kuliah di sini aja? Kan lebih deket gitu. Terus, kenapa Mas Kazam gak ngambil jurusan keagamaan?"

"Arsitektur sudah menjadi jurusan pilihan saya sejak lama. Alasan kenapa saya tidak memilih universitas Islam karena pelajaran agama yang saya pelajari di rumah dan di pesantren bagi saya sudah cukup. Ilmu agama itu berpondasi pada keimanan bukan tempat belajarnya. Dimana pun saya belajar walaupun itu berbentuk umum jika iman saya kuat, insyaallah tak menjadikan agama saya runtuh hanya karena sebuah lingkungan"

Ajma mencebikan bibirnya seraya menundukkan kepalanya. Entah kenapa Ia merasa insecure mendengar penuturan Kazam barusan. Kazam benar-benar pemuda sejati. Dia teguh akidahnya serta baik akhlaknya, bagaimana bisa laki-laki sesempurna Kazam harus memiliki istri yang jahiliah seperti dirinya?

"Ajma minta maaf ya Mas. Ajma bukan perempuan yang baik dan tentunya jauh dari cerminan diri Mas Kazam"

Kazam mengerutkan keningnya bingung. Kenapa tiba-tiba Ajma berkata seperti itu?

"Kenapa?" Tanyanya dingin.

Nafasnya terhela gusar. Ajma menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang dengan wajah cemasnya.

"Ajma merasa bersalah sama Mas Kazam. Dengan kehadiran Ajma di keluarga ini, Mas Kazam jadi terpaksa harus nikah sama Ajma. Ajma tau, pasti ini berat kan buat Mas Kazam harus punya istri yang sifatnya masih jahiliah kaya gini"

Kazam mengangkat satu alisnya menatap Ajma tanpa berkata apapun.

"Jangan-jangan sebelumnya ada perempuan lain yang Mas Kazam sukai ya? Pasti dia itu perempuan yang alim, sholehah, cantik, pendiem, dan gak banyak tingkah kaya Ajma ya kan? Terus gara-gara Ajma, terpaksa Mas Kazam ngelepasin cinta Mas Kazam dari dia"

"Kebanyakan nonton film"

"Yee, siapa tau aja alur filmnya sama kaya nasibnya Mas Kazam sekarang" Ajma melempar bantal guling di tengah-tengah mereka ke arah Kazam.

Kazam berdecak dan langsung menangkap bantal guling yang melayang ke arah nya itu.

"Memang ada. Tapi, ada beberapa kategori yang tidak sesuai dengan yang kamu cantumkan tadi. Perempuan ini memang cantik, sholehah, serta dia pun pencinta Al-Qur'an. Sudah lama saya mencintainya tapi, sayangnya dia gak pernah sadar dengan perasaan saya" Kazam mengedikkan bahunya dan menghela nafas.

"Masa si Mas? Ada cowok se perfect Mas Kazam yang cinta sama dia masa dia gak sadar?" Shock Ajma. Pasalnya dia baru tau jika ternyata Kazam yang cuek ini pun memiliki perempuan yang di sukai juga.

Different Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang