Pertemuan Pertama

523 15 0
                                    

Azzam melajukan motor nya dengan kecepatan sedang. Angin malam menghembus melintasi celah-celah helm full face yang dikenakan Azzam. Setengah hari ia sibuk bermain dengan anak-anak panti, hari ini semua masalah yang dialami Azzam seakan hilang sesaat. Ia mulai menambah kecepatan lajunya dan mendahului setiap kendaraan didepannya. Sehingga tak butuh waktu lama Azzam sampai di rumah besar nan mewah miliknya eh tidak, rumah besar nan mewah milik orang tuanya. Segera ia memarkirkan motor hitam yang diberi nama 'Juki' itu dengan asal. Lalu ia beranjak untuk memasuki rumah besar itu.

Setelah memasuki rumahnya terdapat seseorang yang ia sangat sayangi sedang duduk santai sembari membaca sebuah majalah sepertinya. Segera Azzam menghampiri nya dan langsung menyaliminya.

"Kakek" Panggil Azzam dan langsung menyalimi punggung tangan pria paruh baya tersebut yang tak lain adalah Kakeknya. Panggil saja Kakek Husein.

"Kamu ini, bukannya salam dulu asal nyelonong aja"

"Assalamu'alaikum Kakek" Salam Azzam.

"Telat" Jawab Kakek Husein.

"Ga ada kata telat Kek, untuk memberi salam" Sanggah Azzam.

"Iyain aja, sini duduk disamping Kakek" Titah Kakek Husein pada Azzam untuk duduk disampingnya.

Azzam mengangguk. Dan duduk disamping Kakeknya.

Azzam mengerutkan keningnya seraya menatap kakeknya yang berada disampingnya.
"Kenapa Kek? Azzam mau mandi Kek"

"Nanti dulu" Cegat Kakek Husein.

"Chandra, Dina" Panggil Kakek Husein pada Orang tua Azzam dengan nada tinggi.

Tak lama kemudian Chandra datang dari arah kamar menuruni tangga dan menghampiri Kakek Husein sedangkan Dina datang dari arah dapur ikut menghampiri Ayah mertuanya.

"Kenapa Abah?" Tanya Chandra pada Kakek Husein.

"Kalian ikut duduk" Titah Kakek.

"Ngomongin apa Kek?" Tanya Azzam.

"Ini waktu yang tepat untuk menjalani amanat dari Sulaiman" Ucap Kakek Husein pada Chandra sedangkan Azzam semakin mengerutkan keningnya.

"Sebaiknya Abah yang jelaskan" Ucap Dina pada Kakek Husein.

Kakek Husein menatap Azzam. Tatapan itu sangat sulit untuk dijelaskan. Azzam seperti merasakan aura horror ada pada Kakek Husein. Ia meneguk salivanya dengan kasar.

"Azzam, Kakek mau menjodohkan kamu dengan cucu dari sahabat Kakek yang sudah mendahului Kakek pergi" Ucap Kakek Husein dan membuat Azzam terkejut.

Ia mencerna setiap kata yang diucapkan Kakeknya itu.

"Hah? Jodohin? Jaman sekarang masih dijodohin? Gue aja jual mahal ama cewek-cewek. Kenapa malah dijodohin?" Batin Azzam.

"Azzam" Panggil Dina karena melihat Azzam seperti sedang melamun.

Lamunan Azzam pun buyar dan menatap Dina, Chandra, dan Kakek Husein secara bergantian.

"Nggak Kek!" Tolak Azzam.

"Azzam, dengarkan kami dulu" Ucap Chandra menenangkan Azzam.

"Dengerin apa sih Pah" Sanggah Azzam.

"Kamu ini sudah kami jodohkan semenjak kamu masih kecil Zam, jadi mau tidak mau kamu harus setuju. Ini juga demi kebaikan kamu" Jelas Chandra.

"Zam liat Kakek, Kakek ini udah tua Kakek mau liat kamu menikah Kakek ga tau kapan Kakek perginya jadi mohon kamu setuju yah"

"Tapi Kek__" Ucap Azzam namun terhenti karena melihat Kakek Husein memegangi dadanya.

Azzam (On Going) Where stories live. Discover now