32.) 26,02 g·mol−1 (Fakta Menyakitkan)

490 79 20
                                    

Happy Reading
*
*
*


Sudah lima menit sejak bel istirahat berbunyi pertanda bahwa ujian jam pertama dan kedua sudah berakhir, harusnya Sabrina ikut keluar bersama yang lain. Tetapi, dia malah diam termenung di bangku sambil menatap lembaran soal yang ditata oleh seorang guru cantik berambut sebahu. Guru itu sedang sibuk mengurutkan kertas soal berdasarkan absensi sebelum memasukkannya ke amplop coklat sesuai keterangan kelas.

"Kamu nggak istirahat?"

Sabrina tersentak. "Ah ... iya, Bu." Dia bergegas memasukan pulpen yang sedari tadi dia putar-putar ke dalam tas ransel hitamnya, selembar kertas di laci bangku kembali mengusik pikirannya. Haruskah dia melakukan rencana gila ini?

"Aduh ...." Itu rintihan guru cantik di depan sana, mungkin asam lambung sudah tak ingin bekerja sama dengannya.

"Sabrina!" Si pemilik nama kembali tersentak. "Bisa ibu minta tolong sama kamu?"

Sabrina mengangguk lantas menghampiri Bu Bening. "Ibu mau minta tolong apa?"

"Ini cuman tinggal urutin punya anak kelas 11 aja terus masukin ke amplop, dan tolong bawa ke ruang guru, kamu tahu meja saya, kan?" Sabrina tersenyum kecil, lali mengangguk pertanda dia mengerti. "Ibu tinggal ke toilet dulu ya, tolong ya, Sab!"

Sabrina mulai mengurutkan lembar jawaban satu persatu, tak lupa memasukkan terlebih dahulu kertas saol ke map guna mempercepat tugas. Namun, jari tangan seperti sependapat dengan otak, gerakan tangan berhenti saat kedua mata memandang lekat lembar jawaban bertuliskan Filea Melodyna. Nama baru yang berhasil memporak-porandakan hidupnya dalam sekejap, andai cewek ini tidak pernah naik ke peringkat atas, tidak mungkin lebih baik cewek ini tidak perlu pindah ke SMA Cakrawala pasti semuanya lebih baik.

Dia tak punya pilihan, rencana awal akan melindunginya dari si kakek. Berjalan kembali ke bangku ujian, mengambil selembar kertas putih di laci. Kertas yang susah payah dia dapatkan dengan diam-diam mengambilnya dari ruang guru saat sedang mengumpulkan proposal OSIS, kebetulan semua guru sangat percaya pada gadis ini tentu mereka akan menurunkan kewaspadaan meskipun ada map berisikan lembaran jawaban kosong di sebelah Sabrina berdiri. Gadis ini sangat pandai berdrama matanya memandang proposal, tetapi tangan bergerak mengambil lembar jawaban tanpa seorang pun sadar. Kali ini hanya tinggal menulis nama Melody maka, semua akan selesai. Peringkatnya tidak akan turun seperti ujian tengah semester kemarin, dia akan melesat ke atas.

"Jangan lakuin hal bodoh!" Sabrina tersentak kaget, siapa yang datang dan memegang bahunya sekarang. Dia membalikkan badan gelisah takut-takut orang ini akan menyebarkan apa yang dia lihat sekarang.

"Lo?"

"Batalin rencana lo sebelum ada orang yang tahu! Karena ujian kali ini gue yang bakalan ngalah, dan peringkat lo bakalan naik."

*********

"Mau denger cerita menarik?"

"Soal cewek narsis yang ikutin gue terus?"

Gadis yang dimaksud langsung kesal, tanpa pikir panjang dia menendang tulang kaki lawan bicara. "Sekali-kali mulut lo ajakin sekolah, jangan otak doang!"

Zoya tertawa renyah, untuk pertama kalinya dia bisa mengobrol santai dengan Melody, gadis ini selalu saja mengajak dia untuk menjadi teman berulang kali dan berulang kali juga Zoya menolak. Dan saat Melody mencoba Menganti topik dengan mau bicara denganku, barulah Zoya setuju. Mungkin tidak ada salahnya untuk kembali menjalin pertemanan, tidak melulu hanya Vano yang selalu mengekori dia saat di sekolah. Andai insiden tahun lalu tidak menimpanya mungkin ... dia juga akan seperti Melody, dikeliling banyak teman. Tahun lalu Zoya sangat sibuk melindungi Zeya, sehingga dia harus berurusan dengan kelompok Fanny bahkan kelompok perudung lainnya. Tak seperti Zeya yang terlalu sabar, Zoya lebih tempramental sehingga tak jarang dia mampir ke ruang BK karena kasus berantem dengan sesama murid bahkan sampai murid laki-laki yang menganggu saudari kembarnya dia hajar sampai babak belur. Dari sinilah dia malah di jauhi semua orang karena terkesan menakutkan, galak, jutek, pemarah, tukang pukul orang, dan tentunya ambisius.

Plus For MinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang