13.) I = P/A ( TRISYE )

982 175 15
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*


30 menit yang lalu sebelum njemput Melody ....

Suara alunan musik menggema begitu keras, lampu sorot berwarna-warni menyoroti setiap insan yang menari-nari di atas lantai dansa. Bau alkohol berbagai jenis, perasa rokok elektrik dan nikotin berbaur menjadi satu. Tak pernah ada kisah indah yang layak didengar dari mulut setiap manusia di tempat ini. Banyak wanita berpakaian minim dengan dandanan begitu menor, suara sepatu berhak tinggi menjadi ketukan musik utama di atas lantai. Seorang gadis yang seharusnya merayakan ulang tahun begitu mewah, dengan semburat tawa di wajah justru berada di tempat terkutuk.

Hanya karena satu kegagalan, hari paling penting dalam hidupnya dilupakan. Demi memenuhi sebuah tuntutan tanpa melihat seberapa keras dia telah berusaha, dia menjadi manusia kesepian. Teman? Bahkan di saat seperti ini kedua teman yang selalu menempel padanya setiap hari di sekolah pun tidak mengingat hari ulang tahunnya. Mereka juga tidak tahu seberat apa hidup seorang Aldara Tifanny, sebab si pemilik nama sendiri juga tidak suka terlihat lemah.

"Ternyata bener lo ada di sini." Lawan bicara cuman memberikan lirikan tajam, dari suara cowok tadi dia hapal betul siapa nama pemiliknya. "Nggak bosen kalau sedih ke sini terus?"

"Lo sendiri enggak bosen ngikutin gue terus?" tanya balik Fanny ketus.

Andrey cuman terkekeh kecil. "Jauh-jauh ke diskotik pas sampek minum orange juice," Fanny melirik sinis, "kenapa takut diusir ya, kalau ketahuan minum alkohol sama orang tua lo."

"Udah stalker, sotoy lagi."

"Stalker-stalker gini, entar bakalan jadi imam lo di masa depan."

"Najis!"

Andrey tertawa kecil sebentar, melihat Fanny kesal adalah hiburan gratis yang tidak ternilai. "Btw lo kok, sendirian temen lo yang dua mana? Nggak ikut? Biasanya di sekolah selalu bertiga mulu," tanya Andrey bertubi-tubi.

"Temen?" ulang Fanny. "Relasi perusahaan yang bener. Mereka tahu kalau deket sama gue, enggak akan ada satu pun yang berani sama mereka."

Orang tua Sonya kebetulan bekerja di salah satu cabang perusahaan milik Zidan, ayah Fanny. Sementara ayah Viska merupakan pemilik perusahaan yang sedang dalam masa berkembang, dan kebetulan ayah Fanny adalah salah satu investor paling penting untuk kemajuan bisnisnya. Hubungan pertemanan dalam kamus gadis angkuh ini tidak lebih dari pembentukan relasi perusahaan, semakin tinggi posisi suatu perusahaan, maka akan banyak orang berebut untuk menjadi teman si pemilik. Buruknya lagi, seorang anak juga akan bernasib serupa. Mungkin hanya satu kecocokan yang Fanny temukan dari Viska dan Sonya, mereka sama-sama suka menindas murid yang berani merebut posisi milik mereka.

"Kalau gitu kenapa lo mau temenan sama mereka?" Pertanyaan Andrey itu boomerang, dia bergerak kembali bukan memberikan jawaban melainkan luka. Dia sendiri tidak tahu alasan mengapa dia bertahan pada hubungan yang dari awal tidak pernah bisa berhasil. "Kok, meneng? ditakoni iku dijawab duduk meneng ae neng ayu."

Plus For MinusWhere stories live. Discover now