18. Menyesal

622 35 32
                                    

“Perpisahaan memang tak akan pernah mudah karena sifat dasar manusia ingin memiliki bukan melepaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpisahaan memang tak akan pernah mudah karena sifat dasar manusia ingin memiliki bukan melepaskan.”

♡ Happy Reading ♡
°
°
°
°
Queenara Aurelia ♡

Langkah kaki ini terasa berat, kaki yang dia pijak saat ini adalah pemakaman. Langkah kakinya begitu pelan, seakan kakinya terasa kaku untuk melangkah lebih cepat dan lebih jauh.

Tanah yang masih basah, serta bunga yang masih harum dan segar di pandang kini terpampang di hadapannya.

Kini, Bara sudah berada di makam Queen. Wanita yang beberapa tahun belakangan ini memendam begitu banyak luka, wanita itu teramat rapih menutupi luka itu, hingga semuanya tak melihat luka itu.

Pelan tapi pasti, tangan Bara mengusap batu nisan milik Queen. “Kamu pergi tanpa pamit sama aku, maaf jika kamu pergi dengan banyak luka yang pernah aku torehkan.” ucap Bara dengan pelan.

“Kamu pergi dengan kebahagiaan yang kamu buat sendiri, dan banyak luka yang kamu pendam selama ini.”

Bara menatap awan biru yang mulai menggelap, “Rasa penyesalan itu masih aku rasain, Queen. Aku kira setelah ingatan memori kebersamaan kita, kamu masih ada di samping aku. Nyatanya nggak, kamu lebih memilih pergi.”

Entah kapan air mata itu meluncur keluar dari kelopak mata Bara, dada terasa sesek. Seperti banyak jarum yang menusuk dadanya. Rasanya begitu sakit untuk menerima kenyataan bahwa wanita yang sangat dia cintai pergi untuk selamanya.

“Rasanya sulit untuk terima kenyataan ini, kamu pergi sebelum kamu bahagia dengan aku.”

Rasa penyesalan selalu datang di akhir, jika bisa di putar waktu. Bara akan memanfaatkan waktu tersebut untuk membuat Queen bahagia, tanpa luka yang selalu dirinya torehkan.

Ingin meminta untuk kembali pun tak akan pernah terjadi, hanya ada sebuah rasa penyesalan dalam diri Bara. Tetep terus menerus meminta maaf tak akan mengembalikan Queen bersamanya.

“Jika kehilanganmu adalah hukumanku atas kesalahan yang kulakukan, aku lebih baik mati daripada terus tetap bertahan dengan rasa penyesalan itu.” lirih Bara.

Hari semakin sore, tapi rasanya Bara enggan untuk beranjak dari tempatnya. Waktu terasa begitu cepat, tapi bagi Bara dia baru saja menginjakkan kakinya.

Awan pun semakin menggelap, mau tak mau Bara harus beranjak pergi sebelum hujan membasahi bumi.

“Aku pulang dulu Queen, besok aku akan tetep berkunjung kembali. Bahagia ya, di sana.” ucap Bara sebelum beranjak dari duduknya.

Kini langsung kaki Bara mulai meninggalkan tempat tersebut. Tujuan sekarang Bara adalah rumah Queen, Bara akan mengucapkan beribu-ribu maaf kepada orang tua Queen. Walaupun dirinya tau, tak semudah itu menerima maaf dari kedua orang tua Queen.

Queenara AureliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang