CHAPTER : 01 [SEASON 2]

196 13 0
                                    

Langkah kecil seorang anak perempuan terlihat sangat girang kala ia diizinkan untuk bermain di luar Kuil suci kuno, suara tawa khas anak kecil perempuan berusia 5tahun itu pun terdengar sangat bahagia kala kaki telanjangnya bersentuhan dengan rumput hijau yang lembut itu.

Aroma khas pepohonan di pagi hari yang sejuk pun tercium sangat segar membuat makhluk yang berjalan pelan di belakang anak perempuan itu menatap gerak-gerik nya dengan perasaan lega namun juga waspada.

"pinx..pinx..bunga! Cantik.." ujar anak kecil itu bangga sambil menunjukan bunga daisy yang ia temukan.

"seira..sudah ribuan kali aku bilang namaku bukan pinx tapi spinx..mengerti..S-pi-nx! Kumohon ejalah yang benar..astaga.." oceh spinx yang merasa gagal mendidik seira kecil.

"ce~~ pinx!" ujar seira kecil menggemaskan.

"halah..sudahlah lupakan. Jika kau cadel saat besar nanti jangan salahkan aku ya.." ujar spinx kesal.

Namun baru selesai berucap seperti itu, tiba-tiba saja salah satu tangan spinx terbakar oleh api. Membuat spinx menjerit kepanasan sambil berusaha memadamkan api yang membakar telapak tangannya itu.

Mendengar suara kesakitan spinx membuat seira menoleh dan langsung berlari menghampiri spinx, saat seira sudah berada didekat spinx tiba2 saja api yang membakar tangan nya menghilang. Membuat spinx mencebik jengkel..

"pinx! Pinx! Kenapa?" tanya seira dengan tatapan polos.

Spinx menggeleng..
"tanganku terbakar karena ulah ayahmu yang tak terima aku menyumpahi mu cadel saat dewasa nanti!" ujar spinx.

Seira kecil yang mendengar kata 'ayah' pun mengerti, ia langsung mendongak menatap ke arah matahari yang bersinar cerah pagi itu dengan tatapan marah yang terlihat menggemaskan.

Sambil berkacak pinggang, seira pun mengomel kearah matahari..karena ia tau ayahnya tinggal disana.

"Ayah nakal! Tidak boleh begitu! Spinx sakit tau..seila malah sama ayah! Heung!" ujar seira mengomel lucu.

Spinx tertawa saat tiba2 saja ia mendapatkan telepati dari dewa Api yaitu Hephaestus (ayahnya seira) yang berkata..

"Kau beruntung mendapatkan pembelaan dari putriku.." ujar Hephaestus bertelepati pada spinx yang seketika luka bakar di tangan spinx pun menghilang dan sembuh saat itu juga.

"seira..jangan memarahi ayahmu, lihatlah tanganku sudah sembuh kan?" ujar spinx mengulurkan tangannya untuk dilihat seira yang masih kecil itu.

Seira mengangguk tapi tatapan matanya malah melihat ke kedua sayap spinx yang ke adaannya memprihatinkan.

"sayap pinx masih sakit ya...?" ujar seira dengan kedua matanya yang sudah berair dan bibir yang melengkung kebawah karena sedih.

"Tidak apa kok, nanti juga sembuh..tapi penyembuhannya lama jadi kau tenang saja. Nanti jika sayapku sudah sembuh dan pulih seutuhnya..aku janji akan mengajak mu bertemu dengan ayahmu..bagaimana?" ujar spinx berusaha menenangkan seira.

Gadis mungil yang sudah menangis sedih itu pun mengangguk sambil menyeka air mata dipipinya dengan punggung tangan mungil nya.

Spinx pun menghela nafas lalu menarik seira kedalam dekapannya..
"Tak apa, jangan menangis seira...nanti ayahmu marah padaku karena membuatmu menangis.."

Seketika seira pun menghentikan tangisannya walaupun masih terisak sesekali..

"bagaimana kalau kita berburu ikan di pesisir pantai?" ujar spinx mengalihkan kesedihan seira.

Raut wajah sedih seira seketika langsung berubah menjadi senyuman saat mendengar kata berburu ikan. Karena ia bisa bertemu dengan 5 ekor ikan besar yang memiliki warna sisik yang indah dan sangat pintar seperti lumba-lumba.

|•RED MOON ACADEMY•| {SEASON 2}Where stories live. Discover now