17

4.4K 413 15
                                    

"Berhentilah ikut campur, hiduplah seperti biasanya. Jangan buat kami berharap."

~Darpa~

~Happy Reading ~

BRAK

"Njing kaget gw."

"Pak Sukur nyebur empang."

"Anak Dajjal tugas gw kecoret."

"Biadab."

Umpatan bersahutan kala anggota kelas 11-C di kejutkan oleh suara pintu yang di buka keras. Mereka belum melihat si pelaku, jika melihat mana mungkin mereka berani mengumpat.

"Berani kalian ngumpatin gw."

Kelas yang baru berisi sepuluh orang itu menjadi hening.

"E.. e.. eh, Sean. Dah dateng aja ni," ucap Rizky. Ia yang mengatai Sean anak Dajjal secara tidak langsung.

"Buta Mata lu, ha?!"

"Kalem atuh Yan, masih pagi. Kek Bu Suk aja lu suka marah."

"Utu tu anak buna, maafin buna ya nak Buna dak sengaja."

Sean menatap sinis Daniel dan Yuna yang tidak jadi menghampiri Sean karena di tatap sinis. Daniel, dia anggota termuda kelas 11-C tapi ya tidak ada yang istimewa dari dirinya. Ia malah sering jadi babu teman-temannya karena usianya paling muda.

"Mampus," ucap Alisya tanpa suara kepada Yuna membuat Sekertaris I itu memandang nya kesal.

Sedikit menghentakkan kakinya seperti anak kecil, Sean berjalan menuju Bara yang asik bermain game puzzle di ponselnya. Ia tak terganggu dengan suara pintu yang di hasilkan Sean.

Bruk

"Aduh Acil, kira-kira dong kalo mau duduk."

"Gw bukan Acil."

Sean tak santai mendudukkan pantat nya ke pangkuan Bara. Tidak sadarkah Sean kalau dirinya itu berat. Jangan bilang Sean ya nanti anaknya ngambek.

"Iya, iya bukan Acil. Udah dong jangan manyun terus bibirnya gw kuncir ni," ucap Bara yang sudah meletakkan ponselnya mengancam Sean.

Mendengar ancaman Bara, Sean reflek menutup mulutnya menggunakan kedua tangan. Lucu sekali melihat anak itu menatap tajam Bara namun tak beranjak dari pangkuan teman kelasnya itu.

"Kenapa pagi-pagi udah cemberut hmm, bilang sama gw," ucap Bara sembari mengusap rambut Sean yang entah mengapa hari ini berbau seperti bayi. Biasanya rambut Sean berbauh buah-buahan segar.

"Darpa sama yang lain mana." Mata Sean terlihat memelas membuat Bara tidak tahan ingin menyimpan anak ini untuk dirinya sendiri.

"AKH, BARA SAKIT JANGAN GIGIT PIPI GW BANGSAT!!"

Pekikan Sean mengundang etensi warga 11-C. Mata-mata anak kelas berasa mau copot di tempatnya masing-masing terlebih Yuna. Ia tidak rela anaknya di nodai Bara.

"BARA!!"

PLAK

Yuna memukul kepala Bara dengan kelar menggunakan buku yang di gulung. Bara mengusap kepalanya, sakit bro.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang