"Kamu lagi apa Lis?"
Tanya Nana yang baru saja selesai menyiram tanaman

"Nulis cerita lagi, soalnya kan aku gak ada kerjaan dari pada ngelamun mending aku bikin cerita baru."
Nana mengangguk saja

"Nanti untuk makan siang bagusnya bikin apa ya Lis?"
Alisa menolehkan pandangannya, ia mulai berfikir juga tentang makanan apa yang harus dibawa. Mereka terlarut dalam pikiran masing-masing

"Gimana kalau bikin bento yang kayak biasa aja?
Nana bertanya sembari menjentikkan jarinya

"Hmm Boleh juga, yaudah kita siapin bahannya dari sekarang aja takutnya ada yang habis jadi harus ke mini market dulu kan."
Nana mengangguk dan berdiri diikuti oleh Alisa, mereka pergi ke arah dapur hendak memeriksa bahan apa saja yang sudah habis dan harus dibeli.

Alis membuka kulkas yang ada di hadapannya, ada ikan juga daging, ada mentimun dan sayuran lainnya juga masih lengkap. Padahal tadi ia membantu memasak tapi kok bisa tak nggeh kalo di kulkas masih ada bahannya.

Mereka berniat membuat ayam karage dan tumis tahu dicampur dengan beberapa sayuran. Itu bukan makanan kesukaan Reyhan, tapi Reyhan suka makanan yang dibuatkan oleh istrinya. Di sini tugas Alis hanya membantu saja, ya kalau malas ia akan diam saja toh sahabatnya juga lebih pintar memasak dari pada dirinya.

Wanita berbadan dua itu dengan cekatan menyiapkan semuanya yang akan ia bawa untuk makan siang suaminya, senyuman tak pernah hilang dari wajah yang terlihat berisi itu. Ia bahagia karena rasanya sudah lama tidak menyiapkan makanan untuk suaminya itu.

Kurang lebih 1 jam berlalu, bento buatannya sudah siap. Jam dinding menunjukkan saat makan siang, ia akan melaksanakan shalat Dzuhur dan bersiap lalu pergi ke rumah sakit. Sahabat sekaligus adik iparnya sudah tidak berada di dapur itu, beberapa menit yang lalu gadis itu pamit untuk bersiap.

Nana meninggalkan dapur menuju kamarnya dan bersiap untuk ke rumah sakit tentunya.

.

Motor milik Rey sudah dipanaskan, Alisa sudah siap dengan helm yang terpasang di kepalanya dan tinggal menunggu Nana yang sedang mengunci pintu karena sang mami sedang pergi dengan bunda, katanya sih mau ke pusat perbelanjaan, biasalah mau habiskan uang suami. Andai Alis sudah bersuami mungkin ia juga bisa ikut (´-﹏-';) asal suaminya Jaemin, Jisung, Jaehyun, Jeno atau Renjun sih gk masalah ygy

Motor yang dikendarai oleh Alis melaju dengan santai, kalau ia sudah tidak sayang nyawa mungkin sudah main kebut-kebutan yang sepertinya menyenangkan. Edan emang😌 lagi pula ia membawa wanita berbadan dua yakali nanti ia habis diberi siraman qolbu oleh sang abang yang kalo dah ngomel tuh panjang lebar kayak kereta Bandung jurusan Korea Selatan.

Mereka sudah sampai di rumah sakit tempat Reyhan mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter anak. Resepsionis yang memang sudah tau siapa Nana memberikan senyum ramah dan Nana membalas dengan anggukan kecil, dan bisa diketahui dibalik cadarnya ia juga tersenyum terbukti dengan matanya yang menyipit. Sedangkan Alis sedang mencari tempat parkir yang nyaman bagi motor kesayangan abangnya itu.

Nana berjalan dengan santai, ia menatap kantong kotak bekal yang ia bawa untuk Reyhan. Beberapa orang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaan mereka. Nana menatap ke lorong menuju ruangan milik Rey, langkahnya terhenti seketika, tangannya jatuh untung saja bekal yang dibawanya tak sampai terlepas dari pegangannya. Tubuhnya mematung, mencoba menafsirkan apa yang ada dihadapannya.

Ia menggelengkan kepalanya, mencoba membuang segala kemungkinan buruk yang tiba-tiba hinggap tanpa permisi. Nana menghela nafas perlahan, ia kembali berjalan setelah tak terlihat siapapun di lorong tersebut.

Tok tok tokk
Ia sampai di depan ruangan Reyhan dan mengetuk pintunya, ia takut ada orang lain selain suaminya. Bukan berprasangka buruk, namun ia takut ada pasien yang sedang berkonsultasi.

"Assalamualaikum Mas"
Ia memberi salam lalu membuka pintu di depannya, Reyhan yang mengetahui bahwa yang datang adalah istrinya tersenyum sumringah dan menghampiri wanita itu dengan segera.

"Wa'alaikummussalam sayang."
Nana tersenyum kecil, walaupun tak terlihat tapi Reyhan tau bahwa istrinya itu tersenyum menanggapi perkataannya.

"Kamu bawa apa sayang? Mas sudah nunggu kamu dari tadi."
Reyhan berkata dengan cengiran diakhir kalimatnya.

"Aku bawa ayam karage mas."

"Wah sudah lama mas tidak makan itu, mas juga kangen masakan kamu dek."

"Yasudah makan yuk mas."
Nana membuka kotak yang ia bawa, demi apapun Reyhan sudah tidak sabar menunggu makanan yang dibuatkan oleh istrinya.

Reyhan mulai berdoa lalu memakan makan siangnya dengan lahap, beberapa suap ia makan ia merasa ada yang aneh sekarang. Istrinya yang biasa banyak bicara itu terdiam, ada apa sebenarnya?

"Dek kamu kenapa?"








__________

TBC
HEHE maaf baru up lgi, ada yg nunggu? Kagak ya😌🤣

Hime th mau bikin jln cerita baru tapi lieur ah😭😫

Btw jan lupa kasih vote ya, ehh hime juga seneng banget soalnya reader's nya bertambah lagi, TERIMAKASIH🙏🥰

Seperti biasa, jangan lupa ibadahnya dan jaga selalu kesehatan!!

Jaa👋
Wassalamu'alaikum

Story of ReyWhere stories live. Discover now