[ 06 ] : Arkana dan harinya

163 32 10
                                    

Mahardika diam-diam memperhatikan adiknya yang duduk bersila di kursi depan rumah, ia memperhatikan Arkana yang mengotak-atik ponselnya seolah sibuk padahal hanya keluar masuk WhatsApp yang sama sekali tak ada chat.

Anak itu lagi-lagi menghindari Mahardika hanya karena masalah pertanyaannya yang sama sekali tak berguna.

Sudah Gavin bilang tak bertingkah sekali saja anak ini akan langsung meriang sampai uring-uringan, jangankan Keano yang tak terlalu dekat dengan mereka—spek Mahardika yang ia klaim sebagai musuhnya pun ia berani bertingkah.

Arkana meminta pertolongan kepada Tuhan agar dilindungi dari kekejaman fisik Mahardika, mengingat ia pernah tak sengaja tersikut ulu hatinya oleh sang kakak.

Mahardika hanya bisa memantau dari sofa dalam rumah, menatap sang adik yang duduk dengan badan yang tak bisa diam alias maju mundur mengesalkan.

Bapaknya Udha
10:37

si dika marahin gue lagi anjing

konteks?

gak ada
gue cuman nanya aja
eh dia malah marah-marah sambil bilang tolol

pertanyaan lo apa dulu bajingan?
lo kalau nanya gak pernah waras soalnya

gue cuman nanya kalau pororo behelan bagus kagak?
terus kalau mau behelan masangnya dimana?
salah gue dimana coba?

lo napas aja salah sih, ka
emang tolol lo anjing
pinguin mana ada gigi buat behelan?!

lah?
terus pas makan gimana kalau gak punya gigi?
kan kata lo pororo itu kadal

ditelen utuh-utuh kali kagak tau lah gue
udah gue cari tau ternyata pinguin ya anjir
emang musyrik bergaul sama lo

emang dasarnya lo bego sih
pak yu vin
read

Arkana tertawa sendiri dibuatnya, saat tersadar ia langsung menoleh kesana kemari takut takut sang ayah melihat dan mengatainya lebih dari apa yang sering Mahardika katakan padanya.

Bahkan saking kesalnya ia pernah mengatai ayahnya sendiri dihadapan Haris dan Gavin seperti, "Mulut bapak gua itu ya geys ya selain bau tai bau azab juga!"

Mahardika yang pernah sekali mendengar penuturan adiknya karena tak sengaja agak shok dibuatnya, ternyata kelakuan Arkana benar-benar di luar nalar sesuai perkiraannya.

"Woy botak itu ban mobilnya copot sebelah, benerin dulu ngapa biar enak narik nya."

"Lah ngatur,"

"NJING PUNYA NYAWA BERAPA LO HAH?!"

Anak laki-laki berusia 6 tahun itu berlari sambil tertawa mengesalkan, bahkan bocah itu tak lupa untuk memungut ban mobil-mobilan nya agar bisa ia lemparkan kepada Arkana.

"MAMA MOBIL IZAL DI RUSAKIN BANG ARKA!!" Teriaknya.

"SIALAN DASAR BOCAH KON-disi hari ini buset mendung banget cuy."

Buru-buru Arkana ralat ucapannya di kala lelaki berpaut 2 tahun lebih tua darinya keluar rumah karena penasaran akan keributan apa yang dibuat oleh sang adik untuk kesekian kalinya.

Anak itu mencoba untuk berpura-pura tak melihat sang kakak karena tak mau berada dalam ruang lingkup kecanggungan sebab Mahardika orangnya agak tak asik pikirnya.

Laut Saudara || Boys Planet LokalWhere stories live. Discover now