" Ada, uang kiriman daddy tidak pernah aku pakai "

" Nad, kamu bertanya kepada orang yang salah. mbak Xavia ini sultan Dubai kalau kamu lupa, " sahut Mira.

" Tidak juga, ini bukan uang aku tapi milik daddy aku dan juga semua ini titipan Allah yang bisa saja kapanpun Allah ambil kalau mau, " ujar Xavia.

" Na'am ustadzah Xavia "

" Sepertinya Ning Amara hari ini tidak tidur di asrama. ayo kita tidur saja! " ajak Nadin kepada kedua gadis itu.

" Wahai para bidadari surga, sudah berwudhu kah kalian semua? "

" Sudah wudhu, sudah baca surah Al mulk juga, " jawab Xavia.

" Bagus, " sahut Nadin mengarahkan kedua jempolnya didepan mereka.

•••

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para santri yang dimana setiap hari minggu pihak pesantren memberikan kelonggaran waktu untuk mereka merehatkan pikiran mereka sejenak dengan berjalan-jalan keluar pesantren.

Xavia dan teman-temannya sudah berada di mall seperti apa yang mereka rencanakan sebelumnya.

" Kamu ingin cari apa? "

" Temani aku ke toko accessoris atau semacam nya, ada yang sedang aku butuhkan, " ujar Xavia terus melangkahkan kakinya sembari melihat-lihat sekitarnya.

" Baiklah, ayo! "

Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk masuk ke toko yang mereka pilih dan membeli sesuatu yang memang sedang dibutuhkan atau mungkin sekedar mencuci mata saja.

" Untuk apa beli manik-manik sebanyak itu mbak? " tanya Mira penasaran.

" Ingin buat tasbih, " jawab Xavia singkat.

" Untuk diri sendiri? "

" Rahasia, " jawab Xavia yang mendapat dengusan kecil.

" Setelah ini tidak ada yang perlu di beli lagi bukan? jika tidak ada kita langsung balik ke pesantren saja, " ujar Nadin.

" Kita beli minum dulu, nanti aku belikan untuk kalian berdua, " ajak Xavia.

" Yang benar mbak? " tanya Mira antusias.

" Benar, cepat sebelum aku berubah pikiran "

" Ayo Nad, sebelum sultan Dubai berubah pikiran. mubasir menolak gratisan, " ajak Mira dengan begitu semangat.

" Kamu pikirannya gratisan terus Mir, " gumam Nadin.

" Rezeki tidak boleh di tolak, " jawab Mira.

•••

Setelah kajian malam, semua santri mulai pergi berhamburan keluar masjid dan bersiap untuk pergi tidur. tetapi berbeda dengan Gus yang satu ini. dia tetap berada di masjid untuk melaksanakan sholat qiyamullail.

" Ya Rabb, Engkau lah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Engkaulah yang maha kuasa atas segala-gala nya. ya Rabb, jika rasa ini memang salah dan tidak seharusnya, hamba mohon hilangkan rasa ini dari hati hamba. hamba tidak ingin hanya karena sebuah rasa kepada manusia dapat membuat hamba lalai kepada-Mu. jika salah, maka jauhkanlah. tetapi jika benar, maka permudah lah hamba-Mu agar dapat cepat untuk menuju jalan yang Engkau ridhoi. aamiin ya rabbal 'alamin "

Setelah khusuk dalam doanya dan selesai menggulirkan tasbih kesayangannya sembari membasahi bibirnya dengan kalimat-kalimat dzikir, Gus Varo akhirnya memutuskan untuk meninggalkan masjid. tapi alangkah terkejutnya karena sandal miliknya menghilang begitu saja.

" Ini sandal saya kemana? " gumam Gus Varo.

Sedang asik berkeliling mencari sandal miliknya, Gus Varo dikejutkan oleh Xavia yang tiba-tiba muncul dibelakangnya.

" Gus Varo cari sandal? "

" Lailahaillallah, kamu mengagetkan saya, " lirih Gus Varo.

" Maaf Gus, saya hanya ingin mengembalikan sandal Gus nya saja, " jelas Xavia terkikik geli.

" Kenapa sandal saya ada di kamu? " tanya Gus Varo selidik.

" Tadi sandal Gus Arsha putus, jadi pinjam milik Gus Varo. ingin izin ke Gus Varo tapi Gus nya sendiri sedang sholat. jadi Gus Arsha langsung pakai dan minta tolong saya mengembalikan ini. nanti Gus Arsha mengatakan sendiri. tadinya ingin memberikan sendiri, tapi dipanggil oleh Gus Mahen. karena takut Gus Varo terburu cari sandalnya jadi saya yang diminta tolong, " ujar Xavia panjang lebar kepada Gus Varo.

" Begitu kah? syukron, " ujar Gus Varo.

" Wa iyyaka, lain kali sandal nya berdampingan sama sandal saya saja Gus supaya tidak hilang, " ucap Xavia bercanda.

" Bukan mahram "

" Ya dimahramkan. lagipula hanya sandal saja, " tutur Xavia menanggapi.

" Tetap saja, saya hanya ingin berdampingan dengan istri saya saja dimasa depan "

" Gus Varo kapan mengucap qobiltu didepan penghulu? " tanya Xavia spontan.

" Kamu semakin malam semakin melantur ya. sebaiknya kamu kembali. tidak baik berduaan disini, assalamualaikum , " pamit Gus Varo sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan area masjid.

" Gus, sandal nya kenapa tidak sama? " ucap Xavia menghentikan langkah Gus Varo.

" Tidak ada yang salah dengan sandal saya, " jawab Gus Varo mengernyit heran.

" Beda, yang satu kanan yang satu kiri. tidak mungkin pakai kanan kanan "

" Astagfirullah terserah kamu, assalamualaikum "

" Waalaikumussalam, " jawab Xavia sembari terkekeh kecil.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Guliran Tasbih Aldevaro [Open PO]Where stories live. Discover now