•04•

26 10 11
                                    

tiba-tiba aku mau publish gara-gara pusing emteka😧😧
vote dan komen. selamat membaca🕺🏿
.
.
.

Mobil milik Bara terparkir di depan apartemen Zean. Bara menengok kesebelah kirinya. Zean tertidur dengan wig yang sudah tak berbentuk. Bara jadi tidak tega membangunkannya.

Temannya itu terlihat kelelahan karena habis belajar memasak di rumah Bara bersama camer😚.

Iya, mama Bara mengundang Zean kerumahnya. Untung hari libur. Jadi Zean tidak perlu repot-repot izin untuk tidak kuliah dengan alasan sakit. Ya pastinya dia berbohong.

[berbohong itu tidak baik syg]

Mama Bara ingin membuat kue bersama Zean. Untungnya Zean bisalah dikit-dikit sambil search diinternet. Sekalian belajar memasak agar camer bangga punya mantu kayak dirinya.

Bara menyelami wajah Zean yang tertidur lelap. Entah kenapa tangannya bergerak sendiri menyelusuri pipi kanan Zean yang berisi. Ia usap lalu diberi cubitan kecil.

Kenapa temannya ini sangat menggemaskan?

Bara lebih suka Zean yang tenang seperti ini daripada Zean yang bar-bar dan toxic.

Ia jadi teringat saat mereka pertama kali bertemu. Zean sangat kaku dan pendiam. Lucu sekali. Beda dengan yang sekarang. Mengingat wajah Zean yang selalu menatapnya sebal tetapi malah terlihat menggemaskan baginya. Membuat dirinya tersenyum tanpa sadar.

Jemarinya berhenti saat menyentuh benda kenyal dan lembab berwarna pink tersebut. Bara menarik tangannya menjauh dari wajah Zean. Ia mengusap kasar wajahnya.

Apa yang tadi ada dipikirannya?

Bara itu masih suka perempuan!

Ga mungkin dia bakal sama temennya sendiri apalagi mereka mempunyai alat kelamin yang sama.

Bara menggelengkan kepalanya cepat untuk menghapus isi kepalanya sebelum lebih menjerumus ke hal aneh lainnya.

"Yan. Bangun udah sampe. Buruan bangun atau gua lempar lu keluar dari mobil gua?" Bara berucap sambil menggoyang-goyangkan tubuh Zean yang terbalut cardigan putih yang didalamnya kaos kuning polos dan celana berbahan levis. Salah satu pakaian yang dibelikan Bara untuk penyamaran Zean.

"Emhh." Zean mengucek matanya lalu meregangkan otot-ototnya yang kaku karena tertidur dengan posisi yang tidak berubah.

"Buru."

"Sabar elah. Capek nih gue habis bikin kue. Lu mah bagian makannya doang." Zean menepis tangan Bara yang tersampir dibahunya. Bara cuma cengengesan.

Zean mendengus sebal, "Ga ikhlas nganterin gue balik bilang aja."

"Bercanda yan. udah gih ayo turun. Gue anter ampe kedepan pintu kamar lo dah." Bara keluar dari mobil lalu membuka pintu yang didalamnya ada Zean

"Mari, nyonya." Bara mengulurkan tangannya kedepan Zean

"Sinting. Gue cowo ya!" Zean memukul telapak tangan Bara yang terulur padanya

"Ahaha. Tapi lo nya cantik begitu. Masa iya cowo cantik." perkataan Bara tanpa sadar membuat Zean tersipu malu

Zean melepas wig yang sudah berantakan dan menyodorkan ke Bara, "Dah ah. Lu mending bawain wig gue nih. Pegel tau ga. Untung ga pake high heels kayak waktu itu. Bengkak-bengkak dah nih kaki." Bara mengambil wig sambil tertawa mendengar keluhan Zean

"Sialan lu. Ga usah ketawa."

♂️♀️♂️

Ternyata perkataan Bara yang tadi akan mengantarkan dirinya sampai depan pintu memang benar. Untung koridor apartemen sedang sepi. Jadi tidak ada yang melihat Zean yang seperti perempuan dan Bara yang menenteng wig.

Bara mengusak rambut Zean yang sudah tidak tertutupi oleh wig lagi. Dia tersenyum manis sekali kearah Zean yang sekarang sudah merona. Padahal beberapa menit lalu dia sangat mengantuk. Semoga Bara tidak sadar jika jantungnya sedang berdebar kencang.

"Gua duluan ya. Makasih udah mau nemenin mama. Makasih juga udah bantu gua sejauh ini." Zean menundukkan kepalanya mendengar perkataan Bara yang tidak biasanya

"A-apasih. Aneh tau ga l-lo bilang begitu." Zean segera menepis tangan Bara yang akan merambat kepipinya

"Gua serius." Zean memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap tepat di manik hitam kecoklatan temannya itu

Bara benar-benar serius ternyata.

Aneh.

Bara ga biasanya begini.

"Y-ya. Sono balik lu. Gue ngantuk parah." Zean memalingkan tatapannya dan langsung berbalik kearah pintu

Zean buru-buru membuka pintunya dan masuk begitu saja meninggalkan Bara yang menatap sendu pintu kamar apart temannya.

'Gua kenapa lagi sih?'

Bara berbalik dan langsung pergi dari sana.

♂️♀️♂️

Zean terduduk dibalik pintu kamarnya semenjak Bara pulang tadi. Dia melepas cardigan yang melekat ditubuhnya. Dia bangun dari duduknya dan langsung masuk ke kamar mandi.

Ia berdiri didepan kaca yang berada didekat wastafel. Menatap wajahnya yang masih merona. Dia membasuh wajahnya dengan air. Membersihkan noda make up yang tertinggal di wajahnya menggunakan micelar water.

Setelah membersihkan wajah dan sikat gigi. Zean berbaring di kasur. Pakaiannya juga sudah diganti menjadi piyama.

Pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Bara yang tadi sebelum mereka berpisah di pintu. Ia menghela nafas berat dan memejamkan matanya dengan paksa agar tertidur. Zean membuka matanya. Ia punya ide.

'Satu babi, dua babi, tiga babi, empat babi, lima babi, enam..'

'empat puluh tiga babi..' matanya perlahan tertutup dan akhirnya dia tertidur.

tbc

halo kawan.
chap kmrn pendek bet gasi?☺️
niatnya aku mau double up..
tengs sudah membaca!
vote dan komennya jangan lupa😍😍

Crazy RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang