•03•

35 10 7
                                    

haii.. selamat berbuka bagi yang menjalankan
vote dan komen. selamat membaca🕺🏿
.
.
.

Bara dan Zean menepi di salah satu jajanan yang terletak di pinggir jalan. Soalnya Zean tadi heboh-heboh sendiri gara-gara liat jajanan kesukaannya yang berada di urutan ke 2 setelah gulali.

Seblak. Nah itu yang bikin mereka menepi ke pinggir jalan.

"Bang. Seblak tulang 1, pedes banget ya!" Zean udah turun duluan dari motor langsung berlari kecil menghampiri si abang seblak

"Sip dek."

"Dih, ga sakit tuh perut?" Bara menyusul Zean yang kegirangan gara-gara seblak

"Gaa. Mungkin, cepirit dikit." jawab Zean dengan santuy

[santai dulu ga sieeh?]

Bara cuma geleng-geleng kepala doang liat tingkah temennya ini.

"Lo ga mesen Bar?"

"Ga doyan gua."

"Idih. Cemen bet lu. Seblak itu enak lohh.. masa lu ga suka sih? Aneh banget tau ga. Jangan-jangan lu manusia jejadian ya?" Bara menatap malas Zean yang sedang menunjuk-nunjuk dirinya dengan jari telunjuknya.

"Udah lu tinggal makan aja. Gue bayar."

Zean sumringah,"Siap bozz."

♂️♀️♂️

Bara terkekeh saat melihat Zean yang sedang menggerogoti tulang yang memang toping dari jajanan yang Zean pesan.

[Seblak itu  jajanan apa makanan sih?😧]

"Pelan-pelan dong makannya." Bara mengusak gemas surai Zean

Zean yang diperlakukan seperti itu lantas mematung. Dia lanjut menggerogoti tulangnya sambil menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah pasti merona karena perlakuan Bara yang selalu membuat jantungnya berdebar tak karuan.

Bara yang melihat Zean yang semakin menggerogoti tulang itu lantas tertawa kecil. [gatau aja kmu klo si Zean lgi salbrut]

Zean yang sedari tadi ditatap oleh Bara jadi keselek. Hampir aja tulangnya ketelen utuh ke kerongkongannya.

"Dibilang pelan-pelan." Bara menyodorkan es cekek yang tadi ia beli untuk mengisi tenggorokannya yang kering

Zean tak menggubris ucapan Bara dan langsung merebut es cekek yang Bara tawarkan. Dalam hati ia merutuki dirinya yang hampir saja keselek tulang.

"Habis ini mau kemana lagi?"

"Pulang aja. Udah Sore."

"Beneran? Gulali nya gajadi?"

"Itu kapan-kapan aja. Tapi Lo harus tetep beliin gue gulali."

Zean mematung untuk kesekian kalinya. Jantungnya serasa terbang ke langit karena ucapan yang dilontarkan Bara setelahnya.

"Okay my princess." setelah itu Bara melenggang pergi ke tempat motor Zean diparkirkan

"Ngapain bengong disitu? Ayo pulang. Udah gua bayar kok seblaknya."

Zean tersadar dan langsung menghampiri motornya yang sudah dinaiki duluan oleh Bara.

Mereka akhirnya pulang sambil menikmati angin di sore hari menjelang malam itu.

♂️♀️♂

Zean sedang menatap langit-langit kamarnya. Dia sedang memikirkan Bara.

Bagaimana jika dia semakin menyukai temannya?

Apa dia sanggup berpura-pura menjadi Zena di depan orang tua Bara?

Bagaimana kalo nanti identitas aslinya ketahuan?

Bagaimana, bagaimana, dan bagaimana?

Satu kata yang terlintas dipikirannya.

Zean sangat takut. Kalau hari itu benar-benar terjadi, Zean takut itu akan membuat dirinya menjauh dari Bara. Dia takut orang tua Bara akan kecewa.

Tetapi, dia pikir-pikir lagi. Ternyata Bara itu memang selalu ada di sampingnya.

Zean tersenyum kecil mengingat dimana saat awal masuk SMA.

Saat itu Zean duduk sendirian, padahal yang lain sudah berkenalan dan sudah mendapat teman sebangku.

Dirinya ditepuk dibahu oleh seseorang.

"Ini kosong kan?" ucap orang itu

Zean hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalanya. Orang itupun duduk dibangku sebelah Zean.

Orang mengulurkan tangannya didepan Zean, "Gua Bara. Lo?"

"Zean." ucap Zean sambil membalas uluran tangan orang yang bernama Bara tersebut.

"Ahaha. Jangan kaku gitu dong. Santai aja." Bara tertawa kecil

Saat itu, waktu seakan terhenti. Zean terpaku pada sosok lelaki dihadapannya yang sedang tertawa. Sangat tampan.

Dan saat itu pula Zean mulai menyukai Bara, dalam diam.

tbc

aneh ga sih? awowkwowk
kalo ada typo mohon diingatkan😚
makasih udah baca💛 syg bgt😣

Crazy RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang