" Maaf mbak, bukan bermaksud untuk membuat mbak Xavia sedih dan mengingat kenangan lama, " ucap Wenda merasa bersalah.

" It's okay, sudah biasa dapat pertanyaan seperti itu, " balas Xavia menenangkan Wenda.

" Mbak Xavia jangan sedih! agar hatinya tenang banyak berdzikir dan membaca Al Qur'an ya"

" Iya tahu, terimakasih sarannya, " ujar Xavia menyahuti ucapan Wenda.

•••

Sudah tiga bulan lamanya dan tak terasa selama itu pula Xavia berada ditempat ini. dia juga semakin rajin dalam belajar mendalami ilmu agamanya walaupun mungkin dia masih sedikit jahil dalam sikapnya. berbagai macam suasana ia rasakan semenjak berada disini. bahagia, kesal, dan sedih karena merindukan sang ayah. selama tiga bulan ini, ia dan Anthony tidak pernah berkomunikasi. entah apa alasannya. Anthony tidak pernah bisa dihubungi atau bahkan mengunjungi Xavia.

Karena rasa rindu yang sudah sangat menyeruak didalam hatinya, akhirnya Xavia memutuskan hal gila seperti yang pernah dia lakukan sebelumnya.

" Mbak Xavia ayo ke masjid, " ajak Nadin.

" Iya, kalian duluan saja. nanti aku menyusul "

" Ya sudah, yang serius. jangan melakukan hal yang aneh! " sahut Mira memperingati.

" Memang selama tiga bulan ini pernah aneh-aneh? " tanya Xavia memberikan sedikit tatapan sinis.

" Mbak Xavia tahu sendiri "

" Cerewet, sana pergi ke masjid ambil shaf depan! " usir Xavia kepada dua gadis itu.

" Na'am, assalamualaikum, " pamit kedua gadis itu.

" Waalaikumussalam "

Tak lama setelah dua gadis itu pergi, Xavia juga mulai beranjak keluar dari asrama untuk melakukan aksi nekatnya.

" Satpamnya tidak ada bukan? bagus, " gumam Xavia.

Sepasang kaki jenjangnya melangkah cepat untuk pergi keluar dari pesantren melewati gerbang utama dengan berhati-hati agar tidak ketahuan oleh para warga pesantren.

Tapi mungkin nasibnya kurang beruntung kali ini. saat mendekati gerbang utama ternyata Gus Arsha melihat nya pergi secara diam-diam.

" MBAK XAVIA INGIN KEMANA? " teriak Gus Arsha dari kejauhan.

" Aduh mampus, tamatlah riwayat mu Xavia , " gumamnya tanpa berniat membalikkan badannya ke sumber suara.

" MBAK XAVIA "

Karena Xavia terlihat tidak mempedulikan nya, Gus Arsha akhirnya memutuskan untuk menghampiri Xavia.

" Astagfirullah, Xavia lari, " lirihnya sambil lari tergopoh-gopoh keluar melewati gerbang utama pesantren untuk menghindari Gus Arsha yang kini tengah mengejar nya.

" MBAK BERHENTI! JANGAN KABUR! " teriak Gus Arsha mulai melangkah dengan lebar.

Kegiatan kejar mengejar antara dua anak manusia itu terus berlanjut sampai ke jalan raya. Xavia begitu bingung karena sepagi ini belum ada kendaraan yang bisa membawanya ke Jakarta.

Xavia mulai akan melangkah kakinya lagi jika saja tidak terhenti oleh tarikan yang menarik tasnya dari arah belakang.

" Mbak Xavia jangan kabur! "

" Gagal sudah rencana Xavia, " batin gadis itu lesu.

" Lepaskan tas aku! " sahut Xavia.

" Tidak mau, nanti mbak akan kabur kalau saya lepaskan, " tolak Gus Arsha.

" Menyebalkan. kalau aku kabur tidak ada ruginya juga untuk kamu "

" Terus jika ditanya dengan ayah kamu bagaimana? itu sama saja pihak pesantren tidak bertanggungjawab atas santri-santri nya, " jelas Gus Arsha.

" Bilang saja keinginan aku sendiri, " balas Xavia.

" Tidak bisa begitu mbak, itu sudah peraturan pesantren. sekarang ayo kita kembali, " ucap Gus Arsha sambil menarik tas punggung Xavia.

" Tidak bisa begitu, " protes Xavia kesal.

" Apa yang tidak bisa? saya sampai rela tidak ikut jamaah sholat tahajud hanya untuk mengejar santri yang ingin kabur, " sindir Gus Arsha.

" Ya salah sendiri kenapa kejar aku. pentingkan Allah dulu baru makhluk nya, " sahut Xavia sok bijak.

" Ini juga gara-gara mbak nya. lagipula masih jam dua dini hari, setelah ini saya bakal sholat tahajud sendiri setelah mengamankan kamu, " ujar Gus Arsha.

" Jangan adukan aku! apalagi kalau Gus Varo sampai tahu, " ujar Xavia memohon kepada Gus Arsha.

" Ya bagus, biar Gus Varo kasih hukuman yang berat buat kamu, " balas Gus Arsha mendelik.

" Dasar, kamu sama saja seperti dia, " kesal Xavia.

" Lebih baik mbak Xavia berhenti bicara dan segera ikut saya pergi ke ndalem "

Xavia hanya pasrah dengan keadaannya saat ini. ingin kabur pun sudah tidak bisa lagi. dia mengalah jika berurusan dengan para Gus itu.

•••

" Assalamualaikum "

" Waalaikumussalam , " jawab semua orang yang sedang berada di ndalem itu.

" Gus Arsha dari mana? kenapa Abi tadi tidak lihat kamu di masjid "

" Maaf abi, tadi Arsha tidak sholat tahajud berjamaah karena mengejar santri yang ingin kabur. setelah ini Arsha sholat kok "

Semua orang di ruangan itu terkejut mendengar perkataan Gus Arsha barusan.

" Santri kabur? siapa nak ? " Tanya kyai Alif.

" Ini sebelah Arsha , " jawabnya dengan melirik Xavia.

" Xavia? " ujar mereka terkejut.

" Maaf, " ujar Xavia menyengir tanpa dosa.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Guliran Tasbih Aldevaro [Open PO]Where stories live. Discover now