Semua orang menyingkir menjauh dari motor yang dikendarai oleh Xavia yang terlihat mulai hilang akal.
" Mbak, Allahuakbar "
" Siap-siap Ra, pembalap Xavia akan mulai menambah kecepatannya, " ucap Xavia menambah ketakutan Ning Amara.
" Lailaha illallah, hasbunallah wanikmal wakil , " lirih Amara berdzikir karena Xavia membonceng seperti membawa mati.
•••
" Bagaimana? masih hidup bukan? " tanya Xavia tanpa rasa bersalah.
" Jantung aku tegang sekali mbak, ya Allah serasa ingin bertemu malaikat, " gumam Ning Amara masih sedikit terkejut.
" Itu masih biasa saja, belum seberapa, " sahut Xavia tertawa bahagia.
" Terus yang luar biasa bagaimana? "
" Mau dipraktekkan nanti? " sahut Xavia semangat.
" Tidak perlu mbak, " ujar Ning Amara spontan menggeleng keras.
" Ya sudah ayo, terburu siang, " ajak Xavia untuk segera melaksanakan kegiatan mereka.
" Berdoa dulu mbak, " sela Amara sembari mencekal salahsatu tangan Xavia.
" Buat apa? " tanya xavia heran.
" Pasar adalah tempatnya para jin. jadi kita dianjurkan membaca doa saat akan memasuki pasar dan tidak diperkenankan untuk berlama-lama "
" Jadi begitu, " jawab Xavia mengangguk singkat.
Sesaat kemudian mereka mulai memasuki pasar untuk mencari bahan yang mereka butuhkan.
" Yang benar satu ikat harganya segini bu? " tanya Ning Amara
" Iya neng, boleh kurang sedikit "
" Sudahlah ambil saja, hanya harga segitu, " sela Xavia.
" Tapi takutnya uang yang dikasih ummah kurang mbak "
" Ya sudah bu, saya ambil tapi boleh kurang sedikit tidak? " sahut Xavia.
" Boleh saja neng, apa yang tidak untuk neng geulis "
•••
" Assalamualaikum "
" Waalaikumussalam, ya Allah nak, " ujar Ning Kirana sedikit panik.
" Kenapa ummah? "
" Kata Gus mu tadi waktu naik motor ugal-ugalan ya? " tanya Ning Kirana menginterogasi.
" Tidak ummah, hanya memang gasnya cepat saja, " elak Xavia.
" Lain kali jangan begitu! berbahaya, " tutur Ning Kirana.
" In syaa Allah, tapi yang lihat Xavia tadi Gus siapa ummah? " tanya Xavia.
" Gus Varo dan Gus Arsha "
" Mampus, nanti Gus Varo menghukum Xavia tidak ya? " lirih Xavia.
" Mbak Xavia nanti disuruh Gus Varo setoran hafalan, " ucap Amara berniat menjahili Xavia.
" Yang benar saja, " dengus Xavia.
" Sudah tidak apa. nanti ummah yang katakan ke Gus Varo, " sahut ummah menenangkan gadis bermata cokelat itu.
" Syukron ummah "
YOU ARE READING
Guliran Tasbih Aldevaro [Open PO]
SpiritualKesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantren ternama di kota. namun karena hadirnya sebuah fakta dan adanya kejadian yang akhirnya membuat gadis itu trauma terhadap pesantren. Bertum...
chapter 9
Start from the beginning