Prolog

232 7 0
                                    

S

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


S

atu minggu sudah berlalu sejak kejadian saat itu. Dan sekarang ia lihat pemuda itu tengah bermain basket seorang diri.

Sejak kejadian itu sudah berulangkali ia mencoba untuk menjelaskan kebenarannya. Namun lagi-lagi pemuda itu tidak mau mendengarkannya. Untuk kali ini ia sudah putuskan bahwa kali ini adalah terakhir kalinya ia mencoba untuk menjelaskannya.

Dug.

Bunyi bola basket memasuki ring. Bola itu menggelinding kearahnya dan berhenti tepat didepan kakinya.

" Oky."

Pemuda itu menoleh namun tak lama wajahnya menampilkan ekspresi tak suka. Mengambil bola basket yang berhenti tepat didepannya tanpa mengucapkan apa-apa.

" O-oky gue bisa jelasin.. Bukan gue—plis dengerin gue dulu. Oky!" ia meninggikan suaranya saat pemuda itu tak menghiraukannya. Dan melangkah pergi begitu saja.

.

.

.

.

" Dengerin gue. gue bisa jelasin–– dengerin du—" racau seorang gadis dengan mata terpejam. Namun detik berikutnya gadis itu terbangun langsung mendudukan diri.

Helaan nafas berat terdengar. Seketika rasa pusing menyerangnya. Ia tampak menekan kuat kepalanya sesekali memukulinya keras.

Mimpi itu lagi. Batinnya.

Mau sampe kapan lo hantui gue terus? Batinnya.

Kemudian ia beranjak dari ranjangnya membuka laci nakas. Merogoh wadah bening yang penuh dengan butiran obat berwarna putih.

Mengeluarkan sekaligus dua butir obat memasukkannya kedalam mulut dibantu segelas air yang ada diatas nakas tersebut. Gadis itu memasuki kamar mandi yang ada dikamarnya.

Lagi dan lagi ia memimpikan seseorang yang sama. Seseorang yang telah menghancurkannya seseorang yang telah membuatnya trauma. Dan seseorang yang sampai saat ini terus menghantuinya, pikirnya.

Selesai membersihkan tubuh. Ia segera bersiap untuk pergi kesekolah. Berdiri didepan cermin. Meraih lip blam diatas meja rias lalu memasukkannya kedalam saku setelah memakainya. Setelah merasa cukup dengan penampilannya ia bergegas keluar kamar.

SYILA SELLARA DEFLIN gadis tangguh dengan traumanya. Masa kecilnya seperti dipenuhi warna gelap.

Syila kecil sering sekali mendapat kritik dari orang sekitarnya disekolah pun ia sering dihindari oleh teman-temannya serta dijadikan bahan bully-an oleh temannya.

Gadis itu sangat bersyukur, karena tuhan seperti ingin mengganti masa kecilnya yang kelam itu, menjadi lebih berwarna dimasa SMA-nya saat ini.

Kini ia memiliki seorang sahabat, setelah peristiwa masa lalunya. Namun, harapannya untuk hidup tenang seperti saat ini, tampaknya akan lenyap begitu saja.

Mengapa? saat ia sudah berusaha keras untuk menghindar dari seseorang itu, tapi tuhan justru mempertemukannya lagi?


Gue pastikan, setelah ini hal bodoh itu gak akan ada lagi dan kejadian itu gak bakal terulang untuk kedua kalinya.

-syila sellara deflin. 






Jangan lupa votenya gusy 😍😍
sorry kalo prolognya kurang menarik..

Tapi baca dulu aja moga suka sama alur ceritanya hehe...

Syila Sellara [Revisi] Where stories live. Discover now