BAB 5

18 2 0
                                    

"Seperti kupu kupu terbang jauh, begitulah hatiku yang mulai berlabuh dan mengembara jauh kedalam hatimu."

*****

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, waktunya rumah makan tempat Naina bekerja itu tutup. Para karyawan segera beberes dan membuat laporan untuk di setorkan kepada manager. Naina yang sedang membersihkan meja sembari mengangkat kursi dengan cara terbalik ke meja agar terlihat rapi. Setelah merapikan semuanya, Naina segera menuju ruang ganti ia mengambil jaket  lalu tas'nya.
"Nai, ada yang nyariin Lo tuh di depan." ucap Kevin salah satu teman kerja Naina.

"Hah? Siapa?" tanya Naina.

"Nggak tau, cowok Lo kali." jawab Kevin sembari tertawa meledek.

"Heh, nggak usah Ngadi Ngadi Lo! Gue mana punya cowok. Siapa si yang nyariin gue?" tanya Naina.

"Mana gue tau, samperin aja sono." ucap Kevin.

"Ya udah gue duluan yah, see you." pamit Naina lalu ia segera melangkah keluar untuk mencari tahu siapa yang sedang menunggunya. Naina menatap pria yang sedang berdiri membelakangi dirinya.

"Lo siapa?" tanya Naina. Pria tersebut membalikkan tubuhnya kala mendengar suara Naina.

"Hai." sapanya dengan senyum ramah. Seketika Naina menunjukkan wajah badmood'nya, ia tak pernah berfikir bahwa pria tersebut akan menunggu dirinya seperti ini.

"Ngapain Lo kesini?" tanya Naina malas.

"Jemput Lo dong."

"Nggak perlu, gue bawa motor sendiri." tolak Naina

"Ya udah kalo gitu gue ikutin Lo dari belakang yah? Hayuk pulang." Sean menarik lengan Naina agar segera pulang.

"Apaan sih Lo? Nggak usah pegang pegang tangan gue!!" ucap Naina sambil melepaskan tangan Sean.

"Lo jadi cewek nggak usah sok deh, gue kesini baik baik buat jemput Lo pulang. Tapi Lo malah keras kepala kayak gini sama gue." kesal Sean.

"Ya lagian gue siapa suruh Lo jemput gue, orang gue tiap hari pulang sendiri juga." jawab Naina. Sean mencekram pergelangan tangan Naina dengan keras membuat Naina meringis kesakitan.

"Awwwww sakit bego! Lepasin njir!" teriak Naina.

"Gue nggak akan lepasin Lo, sebelum Lo ikut pulang sama gue."

"Lepasin gue!!! Sakit anjir!! Awwww shhh" Naina memberontak pada Sean agar dia melepaskan tangannya.

"Nggak! Ayo ikut gue pulang!" paksa Sean sambil menarik Naina ke motornya.

"SEAN!!! LEPASIN TANGAN NAINA!!" teriak Jenny yang baru saja datang. Jenny segera mendorong tubuh Sean lalu melepaskan tangan Naina darinya.

"Lo keterlaluan tau nggak! Lo nyakitin temen gue, Bangsat!!" teriak Jenny pada Sean.

"Jenn, ini nggak ada sangkut pautnya sama Lo. Jadi Lo mending minggir deh. Gue punya urusan sama dia" elak Sean.

"Nggak! Gue nggak bakal minggir karena gimanapun Naina itu temen gue. Lo nggak malu apa bertindak kasar sama cewek? Pergi Lo dari sini!" usir Jenny penuh emosi.

"Jen--"

"Pergi!!!"

"Aahhhhh!!!!" teriak Sean memendam emosinya. Lalu ia pun pergi menggunakan motornya.

"Lo nggak papa Nai?" tanya Jenny. Naina mengusap pergelangan tangannya yang memerah serta nyeri.

"Gue nggak papa kok. Kok Lo kenal si sama dia?" tanya Naina heran.

About UsWhere stories live. Discover now