Chap 10

192 7 4
                                    

seorang gadis dengan tangisan yang amat sedih datang menemui marvin di ruang osis, marvin pun terkejut melihat seorang perempuan menangis se sedih- sedihnya.
"eh lu kenapa?, sini duduk dulu". ucap marvin lalu membiarkan perempuan itu duduk di kursi yang telah di sediakan.

"apa ada masalah?". tanya marvin.

"i-ttu g-gua heuk takut heuk" ucap gadis itu di arungi dengan segukan tangis nya, sebut saja dia cika.

"coba tenang dulu". marvin mencoba menenangkan gadis itu dan memberinya air minum.

"takut kenapa? apa ada yang macam-macam sama lu di sekolah ini?". ucap marvin.

setelah beberapa saat gadis itu pun sudah merasa tenang, dia pun mulai menceritakan apa yang terjadi pada dirinya kepada marvin, mendengar apa yang di ceritakan gadis itu marvin benar-benar sangat marah, terlihat urat-urat di leher nya yang mulai menegang karena berusaha untuk menahan amarah nya.

marvin pun menelpon caca lalu menyuruh nya datang ke ruangan osis, caca pun tiba tanpa tahu apa-apa dia sudah melihat sisi marvin yang sedang sangat marah, itu terlihat sangat menakutkan.
"ca lu temenin dia, bawa dia ke ruangan pak anto". ucap marvin, lalu pergi keluar meninggalkan ruang osis itu.

sepanjang perjalanan orang-orang melihat marvin dengan sangat was was, terlihat ketos nya itu sedang marah besar siapa lagi kali ini korban UGD selanjutnya.

di sisi lain caca pun mengantarkan gadis itu ke ruang pak anto, melihat gadis itu tidak berupa bermata sebab karena menangis dan tangan yang agak lebam entah kenapa.

"ini kenapa? kamu kenapa?". tanya pak anto dengan nada gelisah, caca pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

cika pun menceritakan semua kejadian yang terjadi pada dirinya, dimana dia mengalami pelecehan seksual yang di lakukan oleh kakak kelasnya sebut saja dia rival.

(seminggu sebelumnya)

"

cika, ntar pulang bareng gua". ucap rival.

"engga kak makasih, cika bisa pulang sendiri".

"lu nolak mulu setiap gua ajak pulang bareng, sombong juga".

"engga bukan gitu, maaf kak cika harus balik ke kelas". cika pun pergi meninggalkan rival.

beberapa hari terus berlanjut rival selalu saja mendekati cika dengan tak wajar, sebenar nya cika risih dan sedikit takut karena dia tau kalau rival itu anak yang kasar.
Dan benar saja apa yang di takuti oleh cika benar² terjadi, di hari kejadian itu cika sedang berada di perpustakaan sekolah sendirian karena dia di minta untuk menjaga perpus.

"sendirian aja nih". rival yang tiba-tiba saja datang entah dari mana.

"eh". cika sedikit terkejut dengan kedatangan rival.

"lu cantik tapi sayang lu sombong banget". ucap rival dengan terus menerus mendekati cika, cika hanya bisa menundukan kepalanya dan terus mencoba untuk menjauh dari rival.

"lu takut sama gua?". rival tiba-tiba saja menggenggam dengan kuat tangan cika.

"kak sakit". ucap cika.

"sakit? maaf makannya jangan ngejauh mulu". bukannya rival melepas tangan cika tapi dia malah semakin menguatkan genggamannya.

"gua tu suka sama lu, jadi lu jangan cuekin gua terus". rival semakin mendekati cika dengan tangan yang satunya mengelus-elus pinggang cika.

cika pun meberontak dia benar-benar tidak nyaman di buatnya, dengan tidak sengaja cika pun menampar rival tentu saja itu membuat rival semakin marah.

"lu berani juga ternyata". rival pun mencoba memeluk cika dengan paksa, mencoba mencium nya.

Bad Ketos [ On Going ]Where stories live. Discover now