✩ - sebuah awalan

199 22 0
                                    

Book baru!
Oiya aku kasih warning di awal ya, kaya fiksi enhypen sebelumnya, book ini mengangkut masalah mental, kekerasan n su¡c!de.
enjoy n sorry for typo





















10 Besar peringkat paralel kelas 11
1. Yang Jungwon.
2. Shim Jaeyun.
3. Park Jongseong.
4. Kim Sunoo.
5. Lee Heeseung.
6. Nishimura Riki.
7. Park Sunghoon
8. Kim Junkyu.
9. Park Jeongwoo.
10. Asakura Jo.




Senyum Jungwon merekah kala melihat namanya terpampang pada mading di depan kelasnya yang baru ia tempati. Ia mengambil ponselnya di kantong celananya lalu memotret kertas berisi nama-nama anak berprestasi itu.

"Bunda pasti senang dengan ini." ujarnya pada diri sendiri.

"Kelas unggulan 12-1 ditambah peringkat pararel satu pasti bunda bahagia!" imbuhnya.

"Nama ku.. Berada di nomor empat.."

Jungwon menoleh ketika mendengar suara seseorang, itu Kim Sunoo.

"Kau sudah melakukan yang terbaik, Sunoo-ya."

Sunoo menunduk, "aku belum, aku masih belum bisa menembus tiga besar" lirihnya.

Lelaki Februari itu mendekati temannya, menepuk bahu temannya.

"Sebelumnya kamu dapat peringkat lima, setidaknya ada kemajuan kan? Tidak apa-apa, kamu pasti bisa melakukan yang terbaik setelah ini." ucap Jungwon pada Sunoo.

Hati Sunoo menghangat. Teman sebangkunya semasa kelas 11 ini selalu berhasil memenangkan hatinya ketika ia merasa khawatir.

"Setidaknya kamu juga masuk kelas unggulan kan?"

Sunoo mengangguk kemudian menjawab, "kamu benar, kita juga bisa menjadi teman sebangku lagi."

Jungwon merangkul Sunoo, mengajaknya masuk dan memilih duduk di depan guru. Jungwon tau jika Sunoo akan lebih mudah memahami materi jika mendengarkan penjelasan guru.

Apalagi kelas ini adalah kelas unggulan dimana siswa siswi yang menempati kelas ini akan berebut bangku paling depan untuk membantu memantapkan nilai mereka.

"Huh, i'm late to get that place, haha"

Itu Jake, murid blesteran Korea dengan Aussie, tidak heran jika ia mahir berbahasa Inggris.

"Yeah, kami duluan." celetuk Sunoo.

Jake terkekeh, "ya, setidaknya aku mendapat tempat di depan papan tulis."

"Anyway Jungwon, bagaimana perasaanmu menempati peringkat pertama?" tanya Jake.

"Tentu saja aku bersyukur, aku bekerja keras untuk itu." jawab Jungwon dengan senyuman di bibir nya.

"Ya lihat siapa yang datang." sela Sunoo.

Jungwon dan Jake menoleh dengan reflek. Mereka mendapati Jay dan Haruto yang baru memasuki kelas.

"Jake, boleh aku duduk di sini?" tanya Jay sambil menunjuk kursi di sebelah Jake, sementara Jake hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Haruto tidak mau duduk di depan?" tanya Jungwon.

Lelaki jepang itu menggeleng, "depan atau belakang sama saja, aku tidak akan bisa menempati 10 besar pararel."

Jam terus berputar, semakin waktu bertambah, semakin ramai kelas itu terisi. Kurang lebih denah kelasnya seperti ini

 Kurang lebih denah kelasnya seperti ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Siswa siswi kembali dengan semangat baru, terutama mereka yang terkenal akan ambisiusnya.

Tujuh orang yang saling memperebutkan peringkat, tujuh orang yang mendominasi prestasi. Mereka dikenal dengan sebutan para bintang.

Mereka itu lucu bagi para pelajar di sana. Disaat seperti tadi, mereka terlihat seperti sebuah kelompok pertemanan yang sangat akrab, tetapi ketika sudah berhadapan dengan olimpiade atau ujian, jangan harap untuk melihat mereka bercanda gurau seperti tadi.

Tidak ada saling mencontek ataupun berbicara. Dua hal itu adalah sampah bagi mereka bertujuh.

“Untuk hari ini kita hanya menentukan pengurus kelas nya saja ya, untuk pembelajaran kita mulai besok.” ucap wali kelas mereka yang akrab dipanggil Wendy ssaem.

“Ada yang bersedia?”

Sesuai dugaan para murid di kelas 12-1, tujuh orang itu mengangkat tangannya.

Wandy ssaem terkekeh, “untuk ketua kelas Jungwon saja, dan Heeseung sebagai wakil, sisanya kalian tentukan sendiri.”

Jungwon tersenyum. ‘Ini adalah kesempatan terbesarku untuk mendapatkan beasiswa Harvard, aku akan berusaha lebih keras.’ batinnya

“Apa ada yang keberatan? Jake? Jay? Atau yang lain?” tanya Wendy ssaem.

Jake menggeleng, “saya rasa mereka sudah cocok ssaem, Jungwon itu sikapnya dewasa dan tidak terburu-buru ketika mengambil tindakan, juga Heeseung yang disiplin juga tegas.”

Semua orang di sana mengangguk setuju dengan apa yang Jake katakan.
















tbc

Bintang | ENHYPENWhere stories live. Discover now