Sholawat terus berlanjut hingga akhirnya lomba memasak pun dimulai. semua kontestan telah siap mengeksekusi bahan masing-masing.
" SEMANGAT MBAK XAVIA, " teriak Mira.
" Heh istighfar, jangan teriak mira! " tegur Nadin.
" maaf, kelepasan " jawab Mira tersenyum tak berdosa.
Waktu sudah berjalan beberapa menit, dengan lihai tangan Xavia bergerak kesana kemari mencampur bahan menjadi satu tanpa kekacauan sama sekali yang dibuatnya.
" Dilihat-lihat mbak Xavia jago memasak makanan Dubai ya? "
" Benar sekali, sudah pintar masak ditambah juga mbak Xavia cantik. siapa juga yang tidak akan terjerat dengan pesona dia "
" Cuma kadang tingkahnya menguji kesabaran, " lanjut Mira.
" Mira tidak boleh bicara seperti itu, " sahut Amara menegur ucapan yang dilontarkan oleh Mira.
" Maaf Ning, tapi fakta, " balas Mira bercanda.
Sudah satu jam lebih acara dilaksanakan, maka demikian pula lomba memasak akan segera menemui detik-detik waktu berakhir.
" Hitungan mundur dimulai, lima..empat..tiga..dua..satu.. "
" Waktu sudah selesai, angkat tangan kalian keatas, " titah ustadzah Fira.
" Baiklah, satu persatu akan dipanggil untuk menuju meja para juri "
Satu persatu hasil masakan santri dihidangkan dihadapan juri yang tak lain adalah Ning Kirana, Gus Mahen dan kyai Alif. dan sekarang adalah giliran bagi kelompok Xavia untuk membawakan hasil masakannya.
" Silahkan Ning, Gus, kyai "
" Apa yang kamu masak nak? " tanya kyai Alif.
" Matchbous kyai, makanan khas Dubai, " jawab Xavia.
" Ini sudah bisa dicoba bukan nak? "
" Tentu, silahkan "
Ketiga tokoh yang disegani di pesantren Al Hafiz itu mulai mencicipi masakan Xavia. sedari tadi pun tangan Xavia tidak bisa diam memainkan ujung hijab nya. ia menunduk dan sangat gugup akan reaksi yang akan diberikan kepada nya.
" Kamu bisa kembali ke kelompok kamu, hasil akan diumumkan nanti, " titah Gus Mahen.
" Na'am Gus, saya permisi, " pamit Xavia mulai melipir dari hadapan mereka.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih tiga puluh menit, yang artinya semua acara akan berakhir saat itu juga. dan sekarang sudah berdiri diatas panggung yaitu ustadz Damar dan ustadzah Fira untuk mengumumkan hasil dari kedua lomba tersebut.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "
" Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh , " jawab para penghuni pesantren secara serentak.
" Sebelum itu, saya hanya ingin mengatakan bahwa hasil dari penilaian lomba adalah adil. tidak membela siapapun untuk dijadikan sebagai pemenang. untuk itu izinkan saya mengumumkan hasil dari perlombaan memasak hari ini "
Ustadzah Fira mulai membuka amplop yang berisi nama kelompok pemenang perlombaan. hal itu tak luput dari pandangan para santri hingga membuat semua kontestan sangat gugup sekaligus penasaran.
" Pemenangnya adalah— "
" Machboos dari kelompok Xavia " lanjut ustadzah Fira melalui microfon.
Disisi lain, orang yang bersangkutan sedang termangu untuk mencerna hal tersebut.
" Ini serius? "
" Mbak Xavia!! kamu terbaik!! " seru Mira.
" Mbak Xavia maju sana! itu sudah dipanggil, " ujar Amara.
" Maju? sendiri? "
" Iya mbak sana, " sahut Mira tidak sabar.
" Tidak mau, malu, " ujar Xavia enggan untuk maju.
" Kenapa malu? sudah sana? " ucap Amara
" Temani aku, bukannya kita sekelompok? "
" Tidak akan ada yang gigit mbak, tidak perlu takut, " sahut Nadin.
" Sana mbak, mereka sudah menunggu kamu "
" Iya. dasar menyebalkan, " gerutu Xavia kesal.
Xavia mulai berjalan menuju panggung dengan menundukkan kepalanya. ia sangat malu sekarang. seumur-umur dia tidak pernah menjadi pusat perhatian seperti saat ini.
" HABIBI COME TO DUBAI! " teriak Mira saat Xavia mulai menjauh dari mereka.
" Astagfirullah, Mira! "
" Kelakuan kamu mir. ingat tidak? jangan teriak! aku jadi ikutan malu, " bisik Nadin.
" Maaf, itu karena aku gemas dengan mbak Xavia. jadi tidak bisa mengontrol mulut aku. lain kali janji tidak begitu lagi, " jelas Mira.
" Dasar si Mira buat aku malu saja. daddy tolong anak mu, " batin Xavia menjerit diatas panggung sana.
.
.
.
.
.Vote dan komen!!
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
YOU ARE READING
Guliran Tasbih Aldevaro [Terbit]
SpiritualKesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantren ternama di kota. namun karena hadirnya sebuah fakta dan adanya kejadian yang akhirnya membuat gadis itu trauma terhadap pesantren. Bertum...
chapter 7
Start from the beginning