📜✦~Tamat~✦📜

136 10 2
                                    

beberapa tahun kemudian..

cekrek

seorang anak laki-laki yang menggunakan topi baret itu sibuk memotret momen momen di acara yang menyewa dirinya saat ini. ia yang semula sedang memotret para tamu beralih ke arah pembuat acara atau tokoh utama yang berada di atas panggung. sang pembuat acara tampil cantik dengan gaun yang dipakainya. seorang wanita menghampiri dirinya dengan membawa mic seperti nya ia adalah mc di acara ini.

"bagaimana perasaan mu menjadi tokoh utama hari ini?" tanya sang mc

sang tokoh utama pun tersenyum dan menjawab "aku sedih"

semua hadirin pun kebingungan akan jawaban sang tokoh utama terutama mc.

"mengapa kamu sedih di hari yang membahagiakan ini?"tanya sang mc kebingungan

anak laki-laki bertopi baret itu pun juga penasaran akan jawaban si pembuat acara, sedih? bukankah sedari tadi ia tersenyum bahagia? pemuda itu bun berjalan mendekati panggung sambil membawa kameranya

"aku sedih bukan karena tak bahagia atas acara ini tetapi aku sedih karena teringat seseorang yang melupakan hutang nya" jawab tokoh utama dengan nada bercanda

sontak seisi ruangan tertawa akan jawaban gadis itu, "siapa lagi yang mengingat ingat hutang disaat acara paling penting di hidupnya berlangsung , kalau bukan gadis itu"

sang mc pun tertawa "Hahaha kamu ini memang pandai bergurau"

si tokoh utama malah terlihat kebingungan "aku tak bergurau,aku benar benar sedang sedih karena mengingat seseorang yang belum membayar hutang nya padaku"jawab nya dengan nada serius

namun sang mc masih menganggap bahwa itu hanya gurauan semata ia pun ikut dalam gurauan si tokoh utama

"hoho kalau boleh tau siapa orang itu?" tanya MC dengan penasaran

ai tokoh utama menghela nafas kemudian ia menatap ke arah para hadirin, mengamati satu persatu hingga pandangan nya jatuh ke seseorang yang sedari tadi membawa kamera ditangan nya

ya tak lain dan tak bukan adalah anak laki-laki bertopi baret itu, merasa diperhatikan anak laki-laki itu pun balik menatap sang tokoh utama.

mata mereka beradu tatap membuat rasa Dejavu menyeruak diantara mereka. anak laki-laki itu tersenyum hingga matanya menyipit

melihat senyuman anak laki-laki itu si tokoh utama terdiam, tiba-tiba dadanya terasa sesak. senyum itu... ya , senyum yang selalu ia ingat....

senyum anak laki-laki yang selalu ia tunggu bertahun tahun lamanya, hingga ia akhirnya mengenal sosok baru yang mengisi hidupnya

anak laki-laki itu berbicara sebuah kalimat, meskipun tak terdengar si tokoh utama dapat membaca gerakan bibirnya

"maaf ya"

sembari mencoba menahan emosi, si tokoh utama pun mengangguk kan kepalanya kemudian ia bicara kepada mc

"ah aku salah, sekarang dia sudah melunasi hutang nya meskipun terlambat"jawab si tokoh utama

sang mc pun tertawa untuk yang kedua kalinya kini ia menyalami si tokoh utama dengan raut wajah bahagia ia mengucapkan sebuah ucapan

"selamat atas pernikahan mu (name)!"

•••

"jadi kamu akan memenuhi janjimu bocah?"tanya lukas

pemuda itu tersenyum ia duduk di pinggir tebing pegunungan obelia , setelah beberapa waktu lalu ia mengikhlaskan orang yang ia cintai pergi

ia dan lukas tinggal menunggu ledakan itu sampai kepada mereka

Ray menatap ke arah langit yang kelihatan nya sangat nyata padahal kenyataannya itu hanya lah dunia buatan

"seharusnya kamu tau Lukas, aku kan hanya npc tak mungkin akan terlahir kembali seperti mu yang notabenya adalah charackter utama di cerita ini. aku hanya beruntung bisa terlahir di time line ini."

Lukas merenung mendengar jawaban Ray, dilain sisi ia cukup merasa iba kepadanya

"kenapa kau tak bilang dengan wanita itu bahwa kau tak akan bisa terlahir kembali"

Ray tertawa mendengar ucapan Lukas

"haha kau bodoh? jika aku mengatakan itu dia akan ikut mati bersama ku disini dan itu malah lebih membuat ku bersalah"

Lukas terdiam mendengar jawaban ray

"jadi kau akan mati?"

Ray, pemuda itu tak langsung menjawab ia mendongak kan kepalanya ke atas langit lagi menutupi air matanya yang sudah menggenang hanya tinggal menunggu satu persatu jatuh

"tidak, sedari awal seharusnya memang aku tak ada"

Tamat

ECCLESIAWhere stories live. Discover now