04 - Apakah Ini Cinta?

51 47 163
                                    

"Ayah, Shafa rindu ...," kata Shafa memeluk Aldi.

Aldi tentu membalas pelukan itu dengan hangat. Mengelus kepala Shafa dengan lembut, ia lalu berujar dengan lirih, "Maafkan Ayah."

Pelukan itu terjadi dalam persekian detik. Dan di sinilah mereka berdua, duduk saling berhadapan di ruang tamu dengan minumannya masing-masing. Hanya ada Shafa dan sang Ayah seorang.

"Bagaimana sekolah kamu?" tanya Aldi, menyesap kopinya.

"Alhamdulillah lancar," balas Shafa jujur.

Keheningan itu terjadi beberapa saat, sampai Mira datang dengan berbagai cemilan di nampan yang ia bawa.

"Sebentar lagi kamu lulus SMA, mau lanjut kuliah jurusan apa?" tanya Mira ikut bergabung.

"Shafa tidak kuliah Tan ... lulus kuliah langsung kerja aja," balas Shafa dengan lembut.

"Kenapa? Kamu pintar loh, ambil jurusan kedokteran aja biar jadi dokter, sama kayak Ayah," sahut Aldi kian menatapnya intens.

"Aku gak minat jadi dokter, Yah." Kata Shafa membuat Aldi dan Mira tidak bisa membalas perkataannya.

Shafa pun meminum minuman yang telah di hidangkan untuknya sedikit, lalu menatap sang Ayah.

"Ayah tidak rindu bunda?" tanya Shafa, sambil melirik Ibu tirinya itu.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Aldi, malah Aldi menatap wajah istrinya yang juga sedang menatapnya.

"Kapan kita bisa seperti dulu lagi Yah?" tanya Shafa lagi, yang kini menundukkan kepalanya.

"Tidak akan bisa, bunda kamu tidak akan pernah memaafkan Ayah dan juga ... Ayah bahagia dengan kehidupan Ayah yang baru," balas Aldi, sembari menggenggam tangan Mira erat.

"Dan Ayah, tidak memikirkan bagaimana perasaan Shafa?" tanya Shafa kian mendongakkan kepalanya dengan berkaca-kaca.

Menggenggam tangannya dengan erat, Shafa mulai melanjutkan bicaranya, "Shafa tidak menentang takdir yang Allah berikan pada Shafa, tapi ... Shafa hanya perlu jawaban dari Ayah, apakah waktu itu, Ayah tidak memikirkan bagaimana perasaan Shafa dan bunda?"

Pertanyaan itu sukses membuat Aldi melepaskan genggamannya, ia terdiam membisu saat melihat Shafa meluruhkan air matanya tanpa ada suara isakan.

"Shafa tau, pasti jawabannya tidak. Ayah telah di butakan oleh cinta Ayah pada tante Mira, dan mungkin saja kedatanganku membuat Ayah terpaksa menemuiku. Iya kan? Beberapa kali Shafa kesini, sebenarnya Ayah di rumah, tapi Ayah tidak mau bertemu denganku." Kata Shafa dengan nada yang bergetar.

Sekuat tenaga Shafa tidak mengeluarkan isakannya, meski air mata yang mulai keluar dan jangan lupakan matanya yang memerah itu.

"Ayah tau, kamu kecewa sama Ayah," ujar Aldi, yang kini mulai berdiri dan ingin menghampiri tempat Shafa duduk.

"Sangat, apalagi saat melihat foto besar itu yang dulu adalah fotoku dan bunda sekarang tergantikan oleh Tante Mira dan anak kalian," balas Shafa serentak melihat Mira.

Tidak ada kemarahan dalam diri Shafa, apalagi dengan Mira. Ia hanya kecewa pada sang Ayah yang telah mencampakkan dirinya dan sang Bunda demi wanita di depannya saat ini.

Incomparable in Love - ZAFASHA [HIATUS]Where stories live. Discover now