01 - Unexpected

72 80 160
                                    

Seorang gadis 18 tahun sedang berjalan santai di taman. Hembusan angin yang sejuk, membuat ia mengembangkan senyuman yang ia tunjukan setiap harinya.

Gadis itu bernama Asshaffania Zahrotul Nisa' semua orang memanggilnya Shafa. Shafa ialah seorang siswi di SMA Hilarious. Semua kenal betul dengan Shafa yang tak hanya cantik, ia juga memiliki sifat yang sangat keras kepala. Namun naasnya, sifat itu selalu tertutupi oleh kelembutan hati dan senyuman manisnya.

Shafa tetaplah Shafa itulah julukannya, Shafa tidak bisa menjadi orang lain dan orang lain tidak bisa meniru Shafa.

Setelah kelas selesai, ia berinisiatif untuk berkunjung ke taman hanya sekedar mencari angin. Namun, saat berjalan-jalan mengelilingi taman. Kedua netranya tak sengaja melihat ada bunga mawar bermekaran di ujung taman, dengan sedikit berlari kecil ia pun menuju ke sana.

Karena terfokus hanya pada bunga, ia sampai menabrak seseorang. Saking kerasnya menabrak orang tersebut, ia jatuh tersungkur. Hanya Shafa yang tersungkur, dan sepertinya ia menabrak seorang laki-laki.

Shh desisnya pelan.

"Kamu gak papa?" tanya lelaki itu khawatir.

Shafa hanya menggelengkan kepalanya menandakan ia baik-baik saja, lantas ia berdiri dibantu lelaki tadi. Selesai membersihkan kotoran yang tertempel, ia menatap orang yang tadi menabraknya tepatnya lelaki tersebut.

"Aku minta maaf ya? Tadi gak sengaja nabrak kamu," ucap Shafa meminta maaf sembari tersenyum.

Lelaki itu hanya membalas senyumannya. Shafa tentu terpana sesaat melihat senyuman itu. Masyaallah tampan sekali batinnya menjerit.

"Maaf? Saya permisi dulu ya ...." pamit lelaki itu lantas pergi melewati Shafa tanpa mengharapkan balasan.

Disaat Shafa ingin membalasnya, getaran ponsel miliknya membuat ia mau tak mau merogoh sakunya tuk melihat siapa yang menelponnya. Disana tertera nama kontak 'Zia' dengan jelas, yang dimana Zia ialah salah satu temannya. Tanpa menunggu lama ia lantas menggeser tombol hijau ke atas untuk mengangkat.

"Lo dimana?" tanya Zia diseberang.

"Taman, kenapa?"

"Lo gak lupa kan? Setelah ini pelajarannya pak Dodi dan lo punya hutang tugas sama dia! Jangan keluyuran gak jelas ntar gue yang repot Fa!!"

Mendengar omelan Zia, ia memutar bola matanya malas dan membalas, "Iya-iya aku ingat, nanti aku balik,"

"Kenapa ntar? Sekarang juga bisa kali!"

"Gak bisa, aku mau ke perpustakaan pinjam buku," jawab Shafa jujur sembari berjalan menuju ke perpustakaan, karena memang niat awal setelah ke taman ia akan meminjam buku.

"Serah Fa serah! Intinya gue gak akan bantu lo kali ini kalo lo dihukum sama pak Dodi!!" kesal Zia langsung mematikan panggilan sepihak.

Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tingkah Zia. "Cerewet amat si punya temen," ujarnya sembari memasukkan ponselnya.

Disinilah Shafa berada, perpustakaan. Tempat yang paling tenang dan harum buku yang menyeruak membuat jiwa pembaca Shafa meronta-ronta. Dengan segera ia pun menuju ke rak buku kesukaannya.

Beberapa menit berlalu, kini tangan Shafa penuh dengan tumpukan buku dengan berbagai genre. Dan saat ini pun ia masih mengantri untuk menuju ke tempat peminjaman buku.

Dengan gusar, ia melirik ke arah jam tangannya dan benar saja sebentar lagi kelasnya akan dimulai. Pasti Zia nanti marah besar sama aku kalau sampai pak Dodi terlebih dahulu di kelas batinnya berkecamuk.

Incomparable in Love - ZAFASHA [HIATUS]Where stories live. Discover now