🎵 "Hit you with that ddu-du,ddu-du,du
Ah-yeah, ah-yeah ... "🎤🎵

Dengan semangat 45 yang menggelora di dalam tubuhnya, dengan diiringi lagu kegemaraannya Alea tengah bersiap menjalani kehidupan barunya. Pagi ini Alea dengan semangat bangun sangat pagi, bahkan sebelum ayam jantan berkokok ia telah selesai membersihkan dirinya.

Alea menatap pantulan dirinya di cermin. Sudah hampir setengah jam ia menatap dirinya dengan tak percaya.

Hari ini hari pertamanya bekerja.

"Alis udah kece badai .. blush-on udah on point.. bulu mata udah cetar membahana .. lipstick udah merona...  apalagi ya yang kurang?" Tanyanya monolog

"Kurang berisik loh Ale-ale." Gerutu faza. Adiknya.

Faza melemparkan bantal guling yang tengah ia pakai kearah Alea. Alea dan Faza adalah kaka beradik yang hanya berbeda lima tahun.

"Eh anak setan ya lo! Kalau ke ganggu pergi aja sih ke kamar lo. Rusak mood gue aja lo." Omel Alea.

"Gue juga gak mau kali tidur di kamar lo, kalau bukan karena kipas angin di kamar gue mati. Lagian lo tuh ya .. mau kerja aja kenapa sih berisik banget ... baru jam lima tuh lo liat .." cerocos faza.

"Eh!.. apa kata lo? Berisik? Lo belum ngerasain aja gimana hari pertama kerja. Hari yang mungkin aja lo nanti-nanti seumur hidup lo. Liat aja kalau lo udah lulus, pasti lo juga bakal merasakan apa yang gue rasakan saat ini." Ungkap alea tak mau kalah

"Nyeee... nyeeeee.... kalau gitu ale-ale, gajian pertama lo, Lo wajib harus beli kipas angin. Biar lo gausah pakai kipas angin milik gue terus."

Alea meloncat keatas tempat tidur "Jangankan kipas angin.. gua pasangin AC kamar lo sepuluh biji. Biar lo kedinginan terus mati, biar hidup gue tenang dan damai."

"Pembunuhan berencana itu namanya."ketus faza

"Gaperduli. Yang penting hidup gue aman dan damai gaada lo."tutur Alea, ia menyentil dahi faza.

Faza terlihat tak berniat membalas itu. Ia memilih membelakangi Alea dan sedikit mendorong tubuh kakaknya itu.

Alea yang terdorong pun hanya menyeringai, ia memilih pergi meninggalkan faza dan kembali meneruskan aktifitasnya.

***

Day 1

"Baiklah Alea, ini meja kamu, dan itu juga berkas-berkas yang harus kamu kerjakan ya .. kalau ada sedikit kesulitan kamu bisa bertanya ke rekan kerja baru kamu. Saya harap kamu bisa dengan cepat ya beradaptasi."

"Iya mba siska. Terimakasih. Saya akan berusaha dengan cepat agar bisa beradaptasi."

"Bagus kalau begitu, semangat ya .. saya tinggal ya kalau begitu .. "

Alea menganggukan kepalanya, ia menatap ke arah wanita yang ia panggil dengan nama mba siska. Alea datang dengan selamat sampai tujuan. Sebelum memulai pekerjaan ia harus membahas beberapa aturan dan tanda tangan kontrak kerjanya dengan Mba siska asisten Bu heny. Alea menatap ke arah meja. Ini adalah sahabat barunya yang akan menemani ia hingga nanti.

Alea menatap kesekeliling, rekan kerja barunya terlihat sangat fokus, mungkin karena masih pagi dan mereka memiliki banyak pekerjaan.

Alea menarik kursinya. Ia mulai menyalakan komputer miliknya.

"Okeeee ... mari kita mulai .. "tuturnya

Alea mulai membaca beberapa data yang diberikan oleh mba siska. Semua data-data ini sangatlah asing, ia bahkan tak tahu harus mulai darimana. Beberapa Note yang tertempel di layar komputer memberikannya sedikit petunjuk, ia dengan yakin ini adalah note yang diberikan oleh karyawan lama yang menempati meja ini.

"Anak baru ya lo?"

Alea terkejut bukan main, beberapa kepala manusia berada diatas bilik pembatas yang membatasi meja nya dengan yang lain.

"Hehe.. iya.." jawab Alea polos.

"Lulusan baru?"tanya pria dengan kacamata. Laki-laki itu terlihat lebih muda darinya.

Alea menggelengkan kepalanya "engga ko, udah nganggur selama 3 tahun." Jawabnya

Entah saking gugup atau grogi, Alea salah mengangkat banyaknya jari ia malah menunjukan angka 4 di jarinya.

"Tiga tuh gini .. kalau gitu kelebihan satu." Salah seorang wanita dengan kacamata sedikit membenarkan jari-jari Alea.

Alea hanya terkekeh, ia kemudian menganggukan kepalanya.

"Kalau ada anak baru ... biasanya kita apain?"tanya kembali laki-laki dengan kacamata itu.

"Kena pajak selama satu bulan? Atau kita suruh dia jadi asisten? Kaya yang di sinetron-sinetron gitu."jawab seorang gadis dengan kepangan duanya itu.

Alea menelan salivanya, ia benar-benar tak tahu bahwa dunia kerja akan ada hal-hal kekanakan seperti itu juga.

"Sinetron mana yang lo liat ada adegan gitu?"tanya si pria kacamata

"Sinetron korea."jawab gadis kepang dengan polosnya.

Alea yang mendengar itu membelalakan matanya.

"Haduuuh... mana ada sinetron korea adanya drama korea. Maluin aja lo."omel pria kacamata itu

"Emang beda? Bukannya sama."

"Bapa lo sama bapa gue sama engga?"tanya pria dengan kacamata itu dengan serius

"Beda lah."

"Nah itu lo tahu beda. Jadi yaudah diem."

Gadis kepang itu mengerucutkan bibirnya. Ia menghela napasnya dengan berat.

"Jadi ... lo anak baru? Siapa nama lo?"

"Alea Prameswari. Panggilannya Alea."

"Dira dira.. nama gue dira. Gue tepat di sebelah kiri tempat lo jadi kalau perlu apa-apa lo bisa minta bantuan gue. Oke?" Tutur gadis kepang dua yang bernama Dira itu.

"Yaelah si Dira. Lo tuh ya, kan gue udah briefing tadi, kita bakal so pura-pura galak ke anak baru malah lo nawarin bantuan. Suka-suka hidup lo aja deh ra."gerutu si pria kacamata. Ia terlihat kembali duduk di kursinya.

Gadis yang bernama Dira itu terlihat pergi mengambil berkas di sebrang meja miliknya. Alea yang menyaksikan itu hanya bisa mengangkat kedua alisnya.

"Jangan hirauin mereka, anggap aja mereka angin lewat. Ini buat lo. Tanda selamat datang dari gue sebagai ketua tim disini."

Alea mengambil segelas kopi pemberian wanita yang menurutnya sangat modis ini. Wanita ini adalah ketua tim nya.

"Gue Nadia, disini gue berperan sebagai ketua tim. Kalau lo punya pertanyaan atau pendapat tentang suatu hal atau mungkin... lo punya ide baru, lo bisa kasih tahu gue, biar semua gua ringkas dan gue teliti lagi. Tugas lo disini itu menginput Data, oh iya...  mungkin lo juga udah dikasih tahu sama mba siska sebelumnya tentang pekerjaan lo?"

"Hemmmm.. sedikit doang mba nadia."

Mba Nadia terlihat mengangguk-anggukan kepalanya "Kalau gitu, hari ini .. gue bakal bantuin lo mengerjakan semua tugas. Biar besok lo bisa mengerjakannya sendiri. Gimana?"

Alea tersenyum dengan lebar "Boleh mba terimakasih banget Mba." Mana mungkin ia menolak bantuan seseorang.

"Oke. Oh ya kalian berdua juga jangan lupa cek kondisi lapangan, kalau data yang semalam ada yang belum rapi, kalian rapikan sekarang, pukul satu nanti gue akan meeting. Jadi jangan sampai ada kesalahan kecil. Oke?"

"Iya mbak siap."jawab mereka dengan kompak

"Dan lo, perhatiin gue dengan teliti ya. Gue gaakan mengulangi untuk ketiga kalinya."

Alea menganggukan kepalanya. Mba Nadia dengan telaten mengajari Alea. Beberapa kali Alea terlihat mengerutkan keningnya, ia bahkan tak tahu bahwa beberapa tugasnya itu sedikit membuatnya pusing. Tapi bagi Alea itu tak masalah, ia hanya belum mengerti sepenuhnya jika lama kelamaan pasti, ia akan mengerti dan mampu menyelesaikannya.

Invitation Love?Where stories live. Discover now