2

5 5 0
                                    

Alea berguling-guling diatas tempat tidur sudah hampir empat hari ia belum juga kunjung di hubungi oleh personalia itu. Alea menatap ponselnya tinggi-tinggi. Ia selalu berharap akan ada panggilan masuk setiap hari nya.

Selama di rumah Alea tak pernah lepas dari handphonenya. Dari bangun tidur, makan bahkan saat berada di kamar mandi pun Alea akan membawa ponselnya. Ia tak mau melewati kesempatan emas miliknya.

Bak kapal pecah Alea bahkan sama sekali tak perduli dengan keadaan kamarnya, kaos kaki yang bertengger diatas meja belajar, pakaian dalam yang berada di lantai bahkan beberapa bungkus cemilan yang berada diatas tempat tidurnya pun ia biarkan begitu saja.

Alea menendang-nendang dinding kamarnya perlahan.

"Aaaakkkh! Mana sih .. kenapa gaada telpon jugaaa Aaaaaakkkh!"

"Ya tuhan .. kali ini aja. Kasih aku pekerjaan. Masa iya aku menganggur terus. Udah hampir tiga tahun ya Tuhan .. " tutur Alea frustasi.

Alea membalikan badannya. Semua ke-overthinking-an nya kembali mengudara. Entah apa perbuataannya dimasa lalu yang menyebabkan dirinya kesulitan hingga kini.

"Lea! Buka pintunya ! Ayok makan! Jangan sampe mamah dobrak ya pintu kamar kamu ... "

Alea meniup-niup anak rambut yang menghalangi wajahnya.

"Apalagi ini ya tuhan.. "

Dengan malas Alea berjalan membuka pintu kamarnya.

"Ya Tuhan!  Alea .. " teriak mamahnya.

Orangtua Alea terkejut melihat keadaan anaknya.

"Ya Tuhan Lea!! Apa-apaan ini kamar anak gadis seperti ini?"

Alea memeluk erat pintu kamarnya "Alea, gak bergairah hidup mah. Udah berkali-kali Alea melamar kerjaan kesana-kesini tapi belum ada satu pun mah yang menerima Alea .. Alea kurang apaaaaaa" rengeknya.

Orangtua Alea yang awalnya hendak memarahi anaknya itu malah menghela napasnya, ia mengerti keadaan anaknya saat ini. Dengan perhatian, mamah Alea mengusap puncak kepala anaknya.

"Lea .. cintanya mamah.. engga usah buru-buru nak.. mamah engga maksa kamu apalagi nuntut kamu ko untuk kerja. Ayah sama mamah masih bisa ko nak cari nafkah untuk menuhi segala keperluan kamu sama keluarga kita. Kamu itu cuma perlu menikmati hidup kamu sama menjalani masa muda kamu lea.. kamu gaperlu khawatir nak."

"Mamah enak ngomong gitu .. tapi disini posisinya aku .. aku tetap anak mamah ... aku udah dewasa, aku seharusnya bisa mencukupi kebutuhan aku sekaligus ngebantu perekonomian keluarga. Aku jadi merasa kaya anak yang gatau diri mah."

"Ngomong apa kamu lea.. anak gatau diri gimana? Mamah sama ayah masih sanggup ko. Udahlah jangan dipikirin yaaa... kamu sekarang mending jalan-jalan keluar rumah, jangan di rumah aja. Suntuk tahu dirumah terus.. mending kamu jalan-jalan cari angin cuci mata.. siapa tahu pulang-pulang dapat gandengan?"

"Gandengan apalagi? Masuk angin sih iya mah. Udah ah .. lea ga mood mah. Mamah kalau gaada kepentingan apa-apa lagi bisa tinggalin lea disini. "

Mamah menggelengkan kepalanya. Alea benar-benar seperti zombie, ia berjalan bak tak punya tulang menuju tempat tidur.

"BIPP... BIPPP.."

"Handphone lea kemana?! Itu suara handphone lea."

Baru saja gadis itu menenggelamkan kepalanya di bantal, suara panggilan masuk dari handphonenya membuat dirinya terloncat dari tempat tidur.

Dengan panik gadis itu mencari handphonenya.

"Mah handphone lea mah!"

"Itu .. itu di ujung kasur lea .."

Lea dengan kasar mengangkat panggilan telepon itu, ia sama sekali tak melihat siapa peneleponnya.

"Hm.. halo, selamat sore... "

Mamah Alea mendekatkan telingannya kearah handphone Alea. Raut wajah gadis itu benar-benar berubah. Bak mendapati pelangi disiang hari.

"Oh iya baik ibu .. terimakasih. Iya besok saya akan segera datang ke perusahaan. Iya.. iya.. sekali lagi terimakasih ibu."

Panggilan telpon yang berlangsung selama hampir dua menit itu terputus. Seluruh tubuh Alea menjadi lemas, ia tak percaya. Akhirnya .. penantian yang ia tunggu-tunggu akhirnya terjadi juga.

"Mah. Tampar alea?"pintanya

"Tampar?.. " mamah mengulang pertanyaan Alea.

Alea mengangguk, sebuah tamparan yang cukup keras terasa dipipi nya.

PLAK.

"Aw.. sakit!!! "

Alea benar-benar tak bermimpi. Ia langsung menitikan airmatanya.

"Alea.. sakit banget ya nak tamparan mamah? Kamu boleh ko bales nak.. " ucap mamahnya dengan panik

Alea semakin tak bisa menahan airmatanya. Tangis Alea pecah seketika, mamah Alea yang melihat itu memeluk putrinya dengan kuat.

***

"Mohon maaf apabila ada salah dalam penulisan kata atau huruf"
❤❤❤❤❤

Invitation Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang