16. Jepit rambut

13 3 0
                                    

Siang ini hari sedikit mendung dan Mina tetap setia menunggu ayah di samping kasur, ia duduk di lantai dengan laptop besar yang ada di depannya, Mina terfokus dengan tulisan-tulisan panjang yang terpampang laptop

"Gimana caranya, aku dapat bukti itu?" Tanya Mina pada dirinya sendiri

"Cctv menunjukkan kalo bukti penting itu ada di antara berkas dekat jendela, bawah kasur atau di lemari Yeri"

"Masalahnya kertas itu gak ketahuan, apa itu bukti atau hal lain" ucap Mina lalu ia mengacak rambutnya

Rambut Mina jadi berantakan dan menghalangi pandangannya

Tapi siapa sangka bahwa seorang Lee Jeno memperhatikan Mina dari balik pintu, Jeno masuk dan mengagetkan Mina

"Ternyata orang kaya Lo, kesabaran nya setipis tisu ya" ucap Jeno lalu ia tertawa kecil dan kembali memfokuskan dirinya pada ayah Mina yang masih belum sadarkan diri

"Kapan ayah siuman?" Tanya Mina ada Jeno

"Gak tau si, gua gak bisa memastikan, tapi kondisi ayah Lo baik kok" ucap Jeno menenangkan dan Mina membalasnya dengan sebuah anggukan

"Btw, Aeri udah boleh pulang, tadi ibunya jemput" ucap Jeno lalu ia duduk di depan Mina

Mina melihat Jeno yang ikut-ikutan duduk di lantai bersama nya, akhirnya membuka suara

"Baju kamu putih, kalo kamu duduk di lantai nanti kotor" tegur Mina

"Itumah gampang" ucap Jeno menghiraukan

"Terserah kalau begitu" balas Mina lalu ia kembali melihat laptopnya

"Ngapain si?" Tanya Jeno

"Saya lagi mikirin gimana caranya supaya dapet bukti itu, tambah lagi ada 3 tempat Yang saya curigai sebagai tempat penyimpanan buktinya" balas Mina

"Yaudah masuk aja ke kamarnya, kan kata kak Doy Lo sebelahan sama kamar Yeri"

"Gak gampang, pintu di kamar Yeri itu ada alarmnya, Tambah saya gak tau password kamarnya, jadi harus nyari-nyari dulu" balas Mina lalu Jeno mengangguk paham

"Jadi lo susah ya ternyata" ucap Jeno mendadak

"Kenapa begitu?" Tanya Mina tapi bukannya membalas perkataan Mina, Jeno malah mengambil sebuah jepit rambut di saku nya lalu menempelkannya di rambut Mina agar rambut tak menghalangi pandangannya

"Susah ngomong kalo rambut Lo berantakan gini, gua jadi gak bisa natap lo" kata Jeno dan Mina memegang jepit rambut berbentuk bintang dengan warna putih itu

"Jadi gini, gua awalnya mikir bahwa gua itu punya kehidupan sulit"

"Ortu gua sibuk banget, sampe lupa pulang"

"Dari gua kecil sampe gua besar, gua selalu di jaga sama baby sitter, bukan orang tua gua"

"Dan uang-uang yang berhamburan itu akhirnya gua pakai buat belajar dan kuliah kedokteran, sampe gua jadi dokter pun orang tua gua masih sibuk" cerita Jeno panjang lebar pada Mina

"Tapi sekarang gak, gua sadar setelah gua liat Lo ternyata hidup Lo jauh lebih susah, tapi Lo tetap maju dan gak peduli apa omongan orang"

"Saat lo kecil Lo ditinggal nyokap Lo, terus Lo di tinggal di Jepang sendirian, dan sekarang Lo berjuang untuk dapat keadilan"  kata Jeno

"Ternyata kamu tau banyak ya tentang saya" ucap Mina pada Jeno

"Gua tau dari cerita om Doy juga si" balas Jeno lalu mereka sama-sama tertawa

"Ini punya siapa?" Tanya Mina pada Jeno tentang jepit rambut yang ada di rambut nya

"Punya Lo lah, gua kasih kasian gua liat Lo terganggu sama tu rambut kalo lagi kerja" balas Jeno

"Terimakasih, sejujurnya saya bisa potong rambut si" ucap Mina

"Jangan!" Cagwh Jeno

"Kenapa?" Tanya Mina

"Gak, Lo cantik dengan rambut panjang, kalo Lo rambut pendek nanti di gebet Haechan lagi" jelas Jeno

"Haechan?" Tanya Mina

"Gak lupain" balas Jeno dan Mina hanya menggeleng pelan kepalanya

~

"Lo beli jepit rambut?" Tanya Mark saat melihat jepit rambut bintang milik Mina

"Jeno memberikan nya pada saya tadi pas di rumah sakit" balas Mina lalu ia kembali mengaduk bubur yang ada di panci

Menu makan malam ini adalah bubur dengan bahan seadanya karena Mina lupa bahwa stok makanan di rumah ini sisa sedikit jadi ia akhirnya memutuskan untuk membuat bubur dengan bahan seadanya

"Kok gak di lepas?" Tanya Mark

"Apanya yang di lepas?" Tanya Mina balik

"Jepit rambutnya"

"Kenapa begitu, ini membatu saya untuk memasak agar rambut saya gak kemana-mana" balas Mina dan Mark mendadak pergi ke kamar nya

Mina yang tak peduli melanjutkan acara memasaknya dan beberapa menit kemudian Mark datang dengan kaos biru tua nya membawa sebuah ikat rambut

Mark berdiri di belakang Mina, melepas jepit rambut itu dan mengikat rapi rambut Mina

Rasanya bulu kuduk Mina berdiri karena tangan kekar Mark menyentuh belakang lehernya, bau harum yang melekat di tubuh Mark pun tercium oleh Mina

"Nah udah jangan pake jepit rambut itu lagi" ucap Mark

"Kenapa begitu?"

"Gua cemburu"

Partner | Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang