“Meskipun aku tidak menceritakan hubunganku dengan Jennie padamu?” ucap Jaehyun—senyumnya tipis namun tidak membuat Rose merasa dihakimi. Ia tertawa kecil, seolah baru saja mengingat peristiwa yang menurutnya sangat lucu namun menyakitkan. “Aku tidak pernah membicarakan masa laluku padaku, barang sedikitpun. Seperti apa diriku, seperti apa kehidupan romansaku, atau seperti apa hubunganku dengan keluargaku; aku sama sekali tak pernah menceritakannya. Aku mengajukan terlalu banyak ‘jika’ saat memikirkan hidupku yang sebenarnya tidak seburuk itu. Hanya saja aku memang tidak menyukainya. ‘Jika aku bukan putra ayahku, apakah aku akan baik-baik saja?’, ‘Jika aku lebih memahami Jennie, apakah dia akan bahagia?’, ‘Jika Kim Jaehee bukan ibu kandungku, jika aku dan kakakku lahir dari wanita yang sama, apakah aku akan bahagia?’; hidupku sebenarnya sangat membosankan. Aku hanya terus belajar karena itu membuatku merasa lebih hidup. Jennie menyukai Kim Jaehee tanpa tahu kalau dia adalah ibu kandungku. Wanita yang seharusnya kupanggil ‘ibu’ wafat sebelum aku bisa bertemu dengannya. Mungkin dia juga sama sekali tak mau menemuiku. Oleh karena itu dia menyerahkanku pada ayah. Memang bisa dipahami—saat itu Kim Jaehee memang masih terlalu muda dan dia juga baru memulai karirnya. Ah, aku tidak mau membicarakan tentangnya, rasanya memuakkan.”

Cara Jaehyun menceritakan hidupnya benar-benar membuat siapapun yang mendengar heran. Seolah dia sedang menceritakan kisah hidup orang lain; Jaehyun sama sekali tak menunjukkan emosi di dalamnya. Ia tidak tampak terluka meskipun fakta bahwa dirinya ‘dibuang’ oleh sang ibu kandung benar-benar membuat hati terkoyak. Dan saat menceritakan tentang hubungannya dengan Jennie, sorot matanya tetap sama, ia tak ubahnya manusia tanpa emosi.

Jaehyun sangat terluka. Hanya itu yang dapat Rose pahami. Jaehyun mengatakan banyak hal yang terdengar begitu asing sehingga dengan serta-merta Rose mengatakan, “Rasanya pasti sangat sakit, kan?”

“Hm?” Jaehyun mengedipkan mata tak paham.

Tangan Rose menyentuh dada Jaehyun. “Ini, di sini, rasanya pasti sangat sakit kan?”

“Aku baik-baik saja.”

“Tidak mungkin. Bagaimana bisa kau mengatakan ‘aku baik-baik saja’ setelah mengalami semua itu? Padahal kau tahu ibu kandungmu baik-baik saja, tapi kau bahkan tidak bisa menampakkan diri dan menyapanya. Kim Jaehee tampaknya punya hidup yang sangat ideal dan cukup bahagia; karirnya sukses dan dia hanya menikah dengan satu pria sampai akhir hayatnya. Jennie selingkuh secara terang-terangan hanya demi mendapat perhatian—aku bahkan sering menceritakan tentang mereka padamu padahal saat itu kalian mungkin masih bertunangan. Aku tidak memahami rasa sakitmu. Meskipun aku hanya punya ayahku—sekarang dia sudah beristirahat dengan tenang—tapi hidupku masih lebih baik darimu. Oleh karena itu aku bertanya, apakah rasanya sangat sakit? Apa yang bisa kulakukan agar kau bisa merasa bahagia?”

“Kau sudah membuatku sangat bahagia.”

“Ketika aku bilang mencintaimu, itu artinya aku memang sangat mencintaimu. Aku tidak akan memintamu menceritakan hal-hal yang tidak ingin kau ceritakan. Pasti ada alasannya kenapa kau baru bilang sekarang.” Rose beringsut hanya untuk memberikan kecupan di kening dan bibir Jaehyun. Sambil menopang tubuh dengan kedua sikutnya, ia menambahkan, “Terima kasih karena sudah memberitahuku. Terima kasih karena sudah mempercayaiku. Aku bukan pendengar paling baik, tapi kalau kau ingin menceritakan hal lain, kalau kau lelah dan ingin mengeluh, tolong cerita saja padaku. Aku akan mendengar sampai kupingku merah dengan keluhanmu.”

Jaehyun lupa kapan terakhir kali dirinya menangis. Mungkin dua puluh tahun lalu? Itu sudah sangat lama. Ia pikir tidak akan ada hal yang bisa membuatnya menangis lagi. Tapi saat ini, ketika Rose memandangnya dengan mata hitam yang lembut, ia dapat merasakan air matanya jatuh dengan ritme yang tak terduga. Tidak ada isak tangis maupun kata-kata lain yang terucap dari bibirnya. Jaehyun sepenuhnya bungkam—ia menangis dalam pelukan Rose yang hangat serta memberi kesan damai.

The Poem We Cannot ReadWhere stories live. Discover now