Epilog

1.5K 98 26
                                    

"Linma anak orang buta hahaha! Kenapa enggak ikutan buta aja?!" ejek seorang bocah perempuan pada seorang bocah lelaki yang tengah duduk di atas rumput dengan lututnya yang berdarah. Bocah lelaki itu tak menangis, ia hanya diam di tempatnya dan masih mendengarkan banyak ejekan dari anak anak sebayanya yang kini sedang mengelilinginya sambil mengejek.

"Anak orang buta enggak boleh sekolah di sini, enggak pantas tau." Ucap bocah perempuan lainnya. Memang yang kini membully bocah laki laki bernama Linma itu perempuan. Linma bisa saja melawan, tetapi ia mengingat perkataan daddynya untuk tidak melukai perempuan.

"Haha mommynya Linma orang cacat!" sarkas bocah perempuan yang lain. Sebenarnya Linma sakit jika diejek seperti itu. Di lubuk hatinya yang paling dalam dia juga mengiyakan perkataan anak sebayanya itu. Kenapa bisa dia terlahir dari orang buta.

"Hei kalian! Jangan gangguin Linma!" ucap bocah lelaki yang baru saja datang.

"Jiakai jangan belain anak orang buta ini!" ucap salah satu bocah pembully tadi.

"Kalian tuh yang buta! Enggak bisa melihat gimana sakitnya Linma yang kalian bully." Ucap bocah bernama Jiakai itu.

"Dia pantes dibully, Yang Linma itu anak orang buta hahaha."

'Bruk'

Jiakai yang kesal langsung saja mendorong anak tadi hingga terjatuh.

"Pergi kalian atau aku aduin ke ibu guru!" ancam Jiakai. Lantas bocah bocah pembully tadipun langsung pergi dengan wajah kesal mereka.

Sedangkan kini Jiakai mengulurkan tangannya untuk membantu Linma berdiri, namun Linma dengan wajah datarnya berdiri tanpa peduli uluran tangan Jiakai lalu meninggalkan Jiakai begitu saja.

***

Jake menatap bingung anak sahabatnya itu. Memang biasanya Linma itu tak banyak bicara, hanya saja kali ini air muka Linma benar benar terlihat sedang menyimpan sesuatu yang berat.

Walau kini Linma sedang fokus makan, tetap saja Jake dapat melihat raut itu. Saat menjemput anaknya yaitu Jiakai, Linma tak biasanya tidak bersama Jiakai, biasanya Linma akan membuntuti Jiakai untuk pulang bersama. Namun tadi Jake harus turun tangan untuk mencari anak sahabatnya hingga taman belakang sekolah itu. Dan benar, di sana ada Linma yang sedang menyiram luka di lututnya dengan air.

Jake yang melihat luka itupun langsung saja mengobatinya. Dan meminta penjelasan kenapa Linma bisa terluka, namun anak itu benar benar diam dan tak mau membuka suara barang sepatah katapun.

Saat Jake bertanya pada anaknya, anaknya juga tak mau untuk menjawab. Ia malah Nampak terlihat kesal dengan Linma.

"Linma kalau ada masalah bisa cerita sama mama." Ucap Jake, Linma mendongak sebentar lalu kembali fokus dengan makanannya.

"Biarin aja ma, biar dia jadi bener-bener bisu." Ucap Jiakai kesal.

"Kai gak boleh gitu nak."

Jiakai tak menjawab, ia kembali fokus dengan makanannya.

***

"Linma? udah sampai sayang? sini mommy peluk du—" Jay terdiam saat mendengar langkah Linma yang malah melewatinya.

"Linma lagi ada masalah kayaknya." Ucap Jake.

"Hah gimana?" tanya Jay bingung.

"Gue sempet liat dia nyiram luka di kakinya tadi. Gue jadi takut kalau dia jadi korban bully." Jelas Jake sembari membawa Jay untuk duduk di sofa ruang keluarga rumah Yang.

"K-korban bully?"

"Jiakai sini nak." Jake memanggil Jiakai yang baru saja selesai membuka sepatunya.

"Iya kenapa ma?" tanya Jiakai yang menghampiri Jake.

FIGURINHA [WONJAY]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن