XX

1.1K 80 4
                                    

Dua bulan telah berlalu, semuanya tampak seperti biasa namun dengan keadaan yang berbeda. Semuanya memang sudah berlalu dengan cepat, bahkan Jay sekarang sudah kembali ke kamarnya. Namun bukan hal itu yang menjadi berbeda. Tetapi bagaimana sekarang yang terjadi pada Jay.

Jungwon menatap sendu Jay yang kini sedang menangis sejadinya di atas ranjangnya. Walau memang air matanya sama sekali tidak keluar, tapi Jungwon dapat merasakan bagaimana sedihnya Jay saat ini.

"Kenapa Tuhan tega ngambil mata gue!" teriaknya lagi.

Ya, Setelah siuman dari komanya, Jay dinyatakan buta oleh dokter karena matanya sempat terkena pecahan kaca mobil. Tentu Jay sangat frustasi karena itu.

"Kenapa enggak nyawa gue aja sekalian!" teriaknya sembari melempari apapun yang ada di sekitarnya. Bunyi benda benda pecahpun langsung menggema di ruangan bernuansa biru itu. Lantas Jungwon langsung saja menghampiri Jay lalu membawa Jay dalam dekapan hangatnya.

"Jay tenang, tolong tenang. Aku ngerti perasaan kamu sekarang, jadi tolong jangan gini. Aku sakit liat kamu begini." Ucap Jungwon, makin menguatkan dekapannya kala Jay meronta tak terima.

"Enggak! Lo enggak ngerti rasanya! Lo enggak akan pernah ngerti!"

"Aku ngerti Jay! Selene ngasih kemampuan soulmate untuk bisa saling merasakan perasaan mereka. Aku bisa ngerasain perasaan kamu sekarang."

"Won, lo bakal malu punya soulmate cacat kayak gue. Lo lebih baik tolak gue." Ucap Jay dengan nada lemahnya.

Jungwon melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Jay.

"Denger Jay, aku terima kamu apa adanya karena kamu figurinha aku, bukan karena fisik kamu. Aku udah janji sama bunda kamu, aku bakal selalu jaga kamu, pas masih jadi udara juga aku udah janji sama Selene untuk nerima soulmate aku apa adanya. Jadi jelas aku gak akan malu dan aku gak akan pernah nolak kamu. Aku udah lama punya perasaan sama kamu, aku udah jatuh sama kamu. Jatuh sedalam dalamnya dalam lautan hati kamu dan bahkan aku udah enggak bisa lagi buat berenang keluar karena aku udah mati tinggelam di dalam lautan hati kamu, jadi tolong jaga aku di dalam sana."

"J-Jungwon?"

"Jay kita bisa mulai semua dari awal. Hal baik bakal datang kalau kamu bisa ikhlasin yang lalu. Bahkan orang tua kita udah ngalah buat kita."

"Makasih Jungwon."

***

Jake duduk di samping makam orang tuanya. Hari ini ia kembali mengunjungi makam kedua orang tuanya. Sudah sekitar setengah tahun Jake tak pernah berkunjung ke sini, bahkan saat pengusiran dirinya dari apartemen dua bulan lalu dia bahkan sampai lupa bahwa makam orang tuanya masih ada.

"Pa...ma... maafin Jake yang enggak pernah ngunjungin mama sama papa lagi. Kemarin Jake baru aja ngalamin masa-masa sulit... bahkan rasanya Jake pernah mikir buat ngakhirin hidup aja. Tapi tenang ma... pa... Jake enggak sebodoh itu buat ngikutin kata buruk Jake, sekarang Jake belajar buat gunain hati. Hati Jake masih mau nyari sesuatu yang hilang, jadi Jake nurutin dia. Dan pada akhirnya hati Jake nemuin itu, nemuin seseorang yang dia mau. Dia orang baik ma pa, bundanya juga orang baik. Jake bersyukur ketemu sama orang-orang baik kayak mereka. Jake harap mama papa bisa bilang sama Tuhan kalau ini yang terbaik buat Jake, tolong kasih kebahagiaan yang lebih lagi buat Jake yang selama ini sendirian." Ujar Jake pada dua nisan di samping kanan dan kirinya.

"Aku bakal ngasih kebahagiaan lebih kok sama kamu." Jake menoleh mendapati Sunghoon yang sedang berdiri di sana dengan senyum manisnya yang khas.

Sunghoon menghampiri Jake lalu duduk tepat di belakang Jake.

"Selamat siang papa dan mama Sim, kenalin saya Park Sunghoon. Soulmate anak kalian. Sebelumnya Sunghoon mau minta izin buat ngejagain anak tunggal kesayangan kalian. Walau Sunghoon bukan orang yang terbaik, tapi Sunghoon bakal berusaha jadi yang terbaik buat Jake. Sunghoon sayang sama Jake dan akan begitu seterusnya. Sunghoon janji dan bakal tepati janji itu, Sunghoon janji bakal jaga Jake dan bakal buat dia bahagia. mama papa Sim, Sunghoon minta restu buat jadiin Jake satu satunya penguasa di tahta hati kerajaan Park Sunghoon."

Jake menoleh ke arah Sunghoon dengan cepat bertepatan Sunghoon juga menatapnya. Sunghoon mengambil tangan kanan Jake, menggenggamnya dengan lembut sambil tersenyum.

Lalu sebelah tangan Sunghoon mengambil sesuatu dari dalam kantung hoodienya lalu menunjukkannya pada Jake. Jake terkejut saat Sunghoon membuka kotak kecil bludru yang baru diambilnya itu dibuka.

Ada sebuah cincin di sana, cincin yang cantik.

"Aku tau ini terlalu dini, tapi aku enggak mau kehilangan kamu. Jadi Jake Sim, bersediakah kamu jadi teman hidup aku?"

Jake tak percaya, dia menangis. Menangis terharu lebih tepatnya. Sunghoon benar-benar memberikan kebahagiaan lebih padanya.

"Park Sunghoon, aku bersedia."


-FIN-

FIGURINHA [WONJAY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang