The Only Way (1)

1.3K 125 33
                                    

Sakura membuka matanya seperti biasa, diiringi dengan bunyi alarm di ponselnya. Seperti biasa juga, ia mulai bersiap dengan ururtan kegiatan yang sama seperti hari-hari lain.

Sakura selalu menjalani harinya dengan rutinitas yang sama. Pekerjaannya sebagai guru TK membuat Sakura harus menjalani hari yang membosankan. Bekerja sebagai guru TK di desa kecil tempatnya tinggal ini tidak memiliki banyak tantangan. Dengan hanya sedikit anak-anak yang mendaftar, ditambah Sakura hampir mengenal seluruh anak serta orang tua mereka membuat anak-anak itu cukup dekat dan menyayangi Sakura. Tak banyak anak yang suka membuat ulah, yang akan membuat Sakura bekerja lebih keras untuk menghadapinya. Rata-rata anak didiknya sangat santun dan menggemaskan.

Beberapa temannya menyarankan pada Sakura untuk melamar di Kota yang lebih besar. Tapi Sakura merasa lebih baik menjalani hari-hari yang membosankan dari pada harus hidup berdampingan dengan kejahatan. Di kota, tingkat kriminal sangat tinggi. Belum lagi pertempuran antar geng kelompok yakuza membuat orang-orang di kota seringkali merasa tak nyaman.

Sakura sudah bersiap menjalani harinya yang biasa saat matanya tak sengaja melihat gerak-gerik orang yang cukup mencurigakan tak jauh dari TK tempatnya mengajar. Agaknya pagi ini akan menjadi pagi yang tak bisa untuk gadis itu.

Perawakan tubuh tinggi dengan rambut hitam yang membelakanginya itu terlihat asing. Sakura yakin orang itu bukan berasal dari desa ini. Bentuk tubuhnya besar dan berotot. Belum lagi rambutnya yang gondrong. Sakura merasa ragu untuk mendekatinya, lebih ragu lagi saat orang itu mengangkat tangannya untuk menelepon, membuat lengan panjang kemeja yang ia kenakan terangkat, memperlihatkan tatto yang memenuhi lengan kanannya itu.

Tapi lalu Sakura teringat dengan apa yang ia ajarkan kepada anak-anak didiknya, bukan tentang mendekati orang asing yang baru pertama dikenal, tapi bahwa kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya.

Sakura memberanikan diri untuk menyapa. Siapa tau jika ia menyapa dan membantunya, orang itu bisa segera pergi dari depan TK. Sebentar lagi anak-anak akan mulai berdatangan.

"Permisi, apa kau membutuhkan bantuan?" Tanya Sakura dengan suara ramah.

Orang itu berbalik dan membuat Sakura nyaris berlari meninggalkan tempatnya berdiri saat ini begitu ia melihat banyaknya tindikan di wajah laki-laki itu. Yang paling menakutnya terletak di bibir dan alisnya. Sakura jadi memikirkan rasa sakit saat jarum yang tajam ditusukkan ke dua area itu. Pasti sakit sekali.

"Ya?" Orang itu malah balik bertanya.

"Anda bukan orang desa ini, kan? Apa kau tersesat atau mencari suatu tempat?"

Orang itu terdiam cukup lama, mata hitamnya seolah menusuk dan membuat Sakura berkali-kali menyesali sikap beraninya kali ini. Sebaiknya ia tinggalkan saja orang ini!

"Ah, aku mencari penginapan." Katanya akhirnya.

Sakura mengangguk. "Anda bisa berjalan mengikuti jalan ini. Begitu sampai di persimpangan, belok ke kiri. Tak jauh dari sana akan ada penginapan. Anda bisa mengtahuinya dengan tanda yang terpasang." Jelas Sakura.

Laki-laki itu kembali menatap Sakura cukup lama sebelum mengangguk. "Terimakasih." Ujarnya kemudian berbalik dan mengikuti jalan yang Sakura tunjukkan.

***

"Jadi, siapa laki-laki asing tadi?" Tanya Ino begitu anak terakhir dijemput. Ternyata gadis itu mengintip dari dalam sekolah saat Sakura menyapa orang asing tadi.

Sakura mengangkat bahunya. "Entahlah, tapi dia sangat menyeramkan!" Bulu kuduk Sakura bahkan masih berdiri saat ia mengingat penampilan orang tadi. Meski wajahnya tampan, tapi tato dan tindikan yang banyak itu membuatnya terlihat menyeramkan.

Oneshoot Sasusaku ✔Where stories live. Discover now