4. Ci*man peringatan...

306 15 0
                                    

Malam ini Azqaya sangat kesulitan untuk tidur. Hati dan pikirannya tak tenang. Sulit untuk melupakan hari-hari yang terlewat pada satu harian ini.

Dia berulang kali menggeser tubuhnya, mencari posisi ternyaman untuk tidur. Tapi sayang, mata tak kuncung terpejam. Membuatnya gelisah.

"Ceklek" Seseorang membuka pintu dan kini berdiri diambang pintu. Menatap Azqaya heran.

Kaki panjang pria itu melangkah ke arah ranjang. Dia melepas hoodie hitam yang melekat pada tubuhnya. Menyisakan kaos hitam berlengan pendek yang menampilkan lengan putih berotot namun terlihat sangat seksi.

Azqaya melototkan matanya terkejut, pipinya mendadak panas. Gadis itu blushing, ketika pria itu mendekati nya.

"Apa Kamu sakit?" Pertanyaan lembut dilontarkan dari bibir Nanda membuat jantung Azqaya berdegup kencang. Tangan pria itu terulur menyentuh kening Azqaya.

"Tapi gak panas," Heran Nanda.

Secepatnya Azqaya menghempaskan tangan Nanda dari keningnya, "Aku gak apa-apa, kok. I'm okay" Balasnya sedikit ketus.

Nanda mengangkat sebelah alisnya, "Tapi, kenapa Kau terlihat gelisah?" Nada suara Nanda kembali datar. Kembali pada setelan awal.

Azqaya menggeleng dengan cepat, "Mana mungkin!" Bantah nya.

Nanda menghela nafasnya lelah. Dengan secepat mungkin pria itu menarik tubuh Azqaya, meletakkannya pada dada bidangnya. "Apa Kau pikir Aku bodoh? Tak tahu membaca raut wajah mu?"

"Katakan! Apa yang membuat mu gelisah." Sambung Nanda.

Azqaya menatap takut wajah Nanda yang datar. Tangan pria itu bahkan mengusap lembut puncak kepala Azqaya. "Jangan menatap Ku begitu?" Nanda membalas tatapan mata Azqaya.

"Aku hanya takut, Kau marah karena sikap kekanak-kanakan ku"

"Tidak, itu hanya membuang waktu!"

"Tidurlah, Aku akan menjaga mu" Final Nanda mengusap kepala Azqaya kembali. Membenarkan posisi, mencari tempat ternyaman.

Tak ingin beradu mulut, Azqaya memilih menuruti perkataan Nanda. Merasakan sensasi nyaman yang di berikan pria itu. Entah mengapa Azqaya benar-benar menyukai posisi nyaman seperti ini. Merasakan jika seseorang yang pernah hilang, kini datang kembali. Namun lagi dan lagi, Dia tak tahu siapa orang yang pernah sangat Ia rindukan. Seakan ingatannya benar-benar hanya sampai di situ. Apakah Dia pernah terlahir kembali. Reinkarnasi? Atau transmigrasi?

"Ini sangat nyaman. Bohong jika Aku tidak mulai menyukai Nanda"

"Aku harap gadis masa lalu Nanda tidak mengambil kembali yang Ia punya dulu. Dan Aku akan membuat Nanda jatuh cinta pada Ku" Batin Azqaya bertekad.

"Harapan Ku, agar gadis itu tidak mengambil Nanda yang telah membuat Ku nyaman. Aku tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, tanpa Nanda? Apakah Aku bisa hidup?"

"Nanda sekarang adalah milik ku. Aku tak akan memberikannya pada satu orang, pun."

"Dengan bodohnya sekarang Aku jatuh cinta dengan lelaki yang tak pernah ku kenal sebelumnya!"

"Yah, Aku emang bodoh!"

Azqaya mulai memejamkan matanya, "Ya Allah, izinkanlah Nanda menjadi imam ku selamanya. Pertahankanlah pernikahan Kami hingga maut memisahkan. Amin!"

"Nampaknya Aku telah mulai nyaman dengan kehadiran Azqaya. Walaupun belum sepenuhnya menggeser posisi Kanara. Tapi, Aku tak akan melepaskan Azqaya untuk seterusnya. Tekad ku, Aku akan menjaga gadis ini selamanya" Batin Nanda. Pria itu tersenyum tipis sangat tipis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gadis Kecil Tuan CEO[Hiatus]Where stories live. Discover now