⌓ 29 ⌓

1.4K 182 5
                                    

Nanda masih sibuk memikirkan ucapan Lizzie pagi tadi.

"Kakak.."
"Kami diancam"

Siapa yang mengancam mereka?
Mereka diancam seperti apa?
Mengapa mereka diancam?

Pertanyaan pertanyaan itu selalu berputar-putar di kepalanya.

Saat ini Nanda sedang berada dikelasnya. Mereka sedang belajar pelajaran olahraga, Nanda tidak berniatan untuk mengikuti acara pembelajaran ini jadi dia memilih untuk menetap saja dikelas.

Nanda ingin tidur rasanya.. kelas sedang sepi dan dia juga tiba tiba menjadi mengantuk.

Tapi entah kenapa, ia malah jadi ingin menangis.

Tanpa disengaja, air matanya menetes dengan perlahan.

Saat sedang asik melamun, tiba tiba ada yang menghapus air matanya.

Nanda tak berniatan untuk melihat siapa orang didepannya.

"Kakak kenapa nangis?" -Cleo

Itu.. suara Cleo.
Setelah mendengar suara itu, Nanda secara otomatis langsung mendongakkan kepalanya sembari menatap Cleo yang juga menatapnya.

"Kakak kenapa nangis?" -Cleo

Cleo mengulangi pertanyaannya.

Nanda dengan tergesa gesa segera menghapus air matanya dengan kasar.

"Hahaha.. kok gitu sih ngehapusnya? Jangan gitu, nanti pipi kakak sakit. Sini gw hapusin." -Cleo

Nanda hanya diam tak berkutik.

Setelah menghapus semua air mata Nanda, Cleo memegang pipi Nanda dan mencubit pipi dengan perlahan.

"Nahh"
"Kalo gini kan lucu" -Cleo

Cleo melepaskan cubitannya dan berganti dengan mengelus pipi Nanda.

"Jangan nangis, kak"
"Nanti cantik, imut, lucu, gemesin, ganteng, menawan, menarik dan elegannya ilang" -Cleo

Nanda hanya menatap Cleo dengan malas, sedangkan Cleo sibuk tertawa ketika melihat ekspresi Nanda.

Cleo sekarang duduk disamping Nanda dan memainkan handphonenya sekalian menyender dipundak Nanda.

"Kamu.. kamu kok bisa disini? Ini kan masih jam pelajaran, Harusnya kamu dikelas." -Nandarea

Nanda menatap Cleo dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Gw izin, kak" -Cleo

"Izin?" -Nandarea

"Iya.. izin, tadi gw izin ke WC sama Bu Neno." -Cleo

"Kamu izin ke WC"
"Kenapa malah kesini?" -Nandarea

"Ga boleh?" -Cleo

"Ya.. bolehh"
"Cuma itu sama aja bohong, sayangkuuu.." -Nandarea

Cleo tertegun sejenak atas perkataan yang diucapkan Nanda.

"Kamu kenapa?"
"Kok diam?" -Nandarea

"Hah?"
"N-nggak.. gapapa" -Cleo

Setelah itu, hening.
Tak ada dari mereka yang berniat untuk berbicara.

Keheningan itu berhenti ketika Jeano dan Haekal memasuki kelasnya.

"Loh? Cleo?" -Jeano

"Busetdahh"
"Lu ngapain disini, cil?" -Haekal

"Bolos gw, bang" -Cleo

"Oalahh" -Haekal

"Lahh. lu juga ngapain disini, bang? Harusnya mah lu dikelas lu sendiri, bukannya disini. Lu lagi belajar harusnya." -Cleo

"Lu juga harusnya gitu"
"Harusnya lu belajar! Masih kecil udah bolos bolos aja lu." -Haekal

"Dihhh"
"Orang kita cuma beda 1 tahun."
"Jason yang lebih muda dari gw aja udah biasa bolos kok." -Cleo

"Jason mah beda."
"Gausah ditiru"
"Ga baik anaknya" -Haekal

"Ngaca dulu, kal"
"Jangan cuma ngomongin orang"
"Lu juga suka bolos, kan?" -Jeano

"Etdahh"
"Cepu bet cepu" -Haekal

"Udah udah, jangan berantem ih"
"Sini sini duduk" -Nandarea

Nanda menyuruh mereka untuk duduk. Mereka tentu saja menyetujuinya.

Jeano duduk ditempatnya sedangkan Haekal duduk didepan Nanda yaitu tempatnya Ryan.

"Ekal, Iyan mana?" -Nandarea

Nanda heran, kenapa Ryan tidak ikut kekelas bersama Jeano dan Haekal?

"Ohww, dia sibuk"
"Ngurusin beberapa hal bareng anak anak OSIS, gatau deh ngomongin apaan. Tapi cuma anggota inti aja. Tau nggak maksud gw anggota inti doang?" -Haekal

"Nggak" -Nandarea

"Ya anggota inti. Ketua, wakil, secretary, bendahara." -Haekal

"Ohww.. Berarti yang rapat itu cuma kak Mark, Nancy, Sienna sama Iyan, ya?" -Nandarea

"Nahh, iyaa" -Haekal

"Oalahh" -Nandarea

Skip time
Saat ini jam istirahat, namun Nanda tetap ingin berada dikelas. Entah kenapa, dia seperti tak memiliki semangat hidup.

Mungkin badmood?
I dont know.

Dia sedang sibuk dengan handphonenya nya.

Awalnya dia sedang membuka tiktok tadi, tapi sekarang dia malahan menelpon kakaknya.

Karena bundanya bilang:

"Kakak kamu udah siuman"

Bukankah itu berita bagus?
Mangka dari itu dia sibuk menelpon kakaknya. Tapi dari tadi masih belum diangkat.

Huft..

Dia kira telponnya tak akan diangkat, tapi ternyata, kakaknya mengangkat telponnya setelah sekitar 4 menit menunggu.

"Halooo.."

Rindunyaaa
Setelah hampir seminggu dia tak mendengar suara indah kakaknya, akhirnya dia bisa mendengarkannya lagi.

"Kakakkkk"
"Kakak apa kabaarr" -Nandarea

"Baik.."
"Kangen nggak?"

"Bangetttt.. Kakak tau nggak sih? Rumah jadi sepi gitu loh semenjak gaada kakak wkwk, apalagi kak Jeri, dia jadi kayak ditinggal pacar gituu. " -Nandarea

"Wkwkwwkkw"
"Jeri mah lebayyy"
"Tapi emang bener sih.. dia kan pacar kembaran kakak."

"Iyain biar senenggg" -Nandarea

"Lagi telponan sama siapa?"

Nanda kaget, karena tiba tiba Jason ada disampingnya sembari memegang sebuah kaleng minuman.

"K-kamu sejak kapan disitu?!"
"Ngagetin aja!" -Nandarea

"Barusan kak"
"Lagi telponan sama siapa, kak? Kok Suaranya cewek" -Jason

"Ohww.. ini mah kakak aku"
"Memangnya kenapa?" -Nandarea

"...gapapa"
"Nanya doang sih" -Jason

"...mkay?" -Nandarea

"Haloo"
"Adekkk"
"Masih on call kah?"

"Hadirrr"
"Masih kak hehe" -Nandarea

"Kamu disitu bareng siapa tadi?"

"Ohww, ini aku bare-" -Nandarea

"Hai, kak"
"Kakak belum ketemu aku, kan?"
"Hehe, salken ya kak"
"Nama aku Jason"
"Calon adek ipar kakak" -Jason

"Hah?"

"Ehh?!" -Nandarea





































hmmm.. masih bingung.
shipnya apa ya?

Mari tinggalkan jejak🐾

P R I M A D O N A. Where stories live. Discover now