"Ekmmm kenapa kesini?" tanya Arsa yang berusaha bersikap cool

"Harusnya gue yang nanya ngapain lo tengah malam ngacak ngacak dapur, dan gue liat liat lo baru pulang" tutur Erja menatap tajam Arsa dia tak terima dia dikurung di rumah sedangkan Arsa bebas berkeliaran tak adil

"Bahasanya aku kamu, terus panggil kakak" tegas Arsa menatap tajam Erja

"Iya ya banyak mu banget sih, kita Cuma beda beberapa menit bukan satu abad pengen banget dihormati" misuh Erja

"Abis dari aman, baru pulang aku aduin ke bunda" ucap Erja dengan maksud mengancam. Namun Arsa tak peduli dan berbalik untuk memindahkan telur yang terlihat seperti muntahan bayi hancur lebur dengan sedikit bercak hitam

"kau buat apa? jelek sekali seperti racun" tannya nya mencibir masakan Arsa

"Panggil Kakak, ini telur mata sapi"

"Ha..... ini mah bukan telur mata sapi tapi telur tai sapi ha..ha..." Erja terkekeh namun Arsa hanya mendengus dan berniat untuk memakan telur itu namun segera dihentikan oleh Erja

" Erja terkekeh namun Arsa hanya mendengus dan berniat untuk memakan telur itu namun segera dihentikan oleh Erja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan dimakan"

"Lapar, kakak lapar"

"Cek itu gak bisa dimakan rasanya pasti gak enak, kenapa tidak meminta tolong pada maid"

"Kasihan mereka sudah tidur"

Jawaban Arsa membuat Erja menghela nafasnya dia berjalan menuju kulkas dan rice cooker untungnya saja masih ada nasi.

"Ini makan dulu untuk mengganjal perut, biar aku buatkan nasi goreng" ucapnya menyerahkan cikinya pada Arsa. Memang apalagi yang bisa dibuat dengan waktu yang cepat selain nasi goreng mau buat mie tapi disini tidak ada mie instan.

"Jangat kakak takut kamu terluka" cegah Arsa dia lebih baik memakan telur nya dari pada melihat adiknya terluka karena memasak

"Aku ini mau masak di dapur bukan mau terjun ke medan perang jangan lebay deh"

Arsa mengalah dan memperhatikan Erja yang lihai menggunakan alat dapur walau bukan pertama kalinya melihat sang adik memasak namun dia masih takut Erja terluka. Beberapa saat kemudian Erja selesai memasak nasi goreng dan menghidangkannya lalu membawanya ke hadapan Arsa yang tengah memakan cemilan nya

"Makanlah"

"Terimakasih"

Arsa tersenyum dan melahap nasi goreng buatan Erja. Rasanya sangatlah enak atau mungkin ini nasi goreng terenak yang dia makan apa lagi dimasak oleh sang adik

"Enak"

"Pastilah aku yang masak"

"Kamu gak makan?"

"Engga aku kenyang"

Erja memperhatikan Arsa yang tengah melahap nasi goreng buatannya. Netranya tanpa sengaja melihat sudut bibir Arsa yang memar

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now