BAB 1

21.9K 1.5K 31
                                    

Hallo semuanya 

Author ucapakan terimakasih untuk yang sudah baca, vote dan komen cerita kedua author. Author berharap cerita ini dapat diterima oleh kalian

selamat membaca 

Senyuman manis terukir di wajah anak lelaki dengan pipi gembul itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyuman manis terukir di wajah anak lelaki dengan pipi gembul itu. Sorot matanya taka lepas dari dentingan jam di samping tepat tidurnya. DierjaApuila Ivander putra bungsu keluarga Ivander sebut saja Erja dia menggenggam erat tangannya menunggu sesuatu dengan penuh harap.

"1.. 2.. 3 " Dengan semangat dia menghitung beberapa detik angka yang kan menunjukan waktu jam 12.00

"Yey" soraknya dengan senyum yang masih terukir di wajahnya. Dia mengedarkan pandangannya ke arah pintu kamarnya.

Menit berganti jam hingga menunjukan pukul 02.00 dini hari namun, sayang apa yang dia harap sirna begitu saja. Dengan hati yang begitu kacau dia menari selimutnya dan membaringkan badannya

"Mungkin bunda, ayah dan abang kecapean jadi tidak sempat kesini"

"HAPPY BIRTHDAY TO ME" gumamnya dan memejamkan matanya tanpa sadar setetes cairan bening membasahi sebelah pipinya. Mata bulat itu kian lama memberat hingga tertutup rapat.

Pagi ini cahaya matahari bersinar terang cukup menjadi, awal yang baik untuk memulai aktivitas. Tangan mungil itu terdorong ke atas menggeliat dan mata bulat itu dengan perlahan terbuka tak lupa bibir kecil itu terbuka untuk menguap

"HO..AM" lenguhan itu keluar dari bibir kecilnya sambil sesekali tangannya menggaruk pinggir wajahnya.

"Tok.. Tok.."

Mendengar ketukan itu membuat kaki kecilnya perlahan turun dan berjalan menuju sumber suara

"Ceklek"

"Selamat pagi tuan muda" sapa sang maid bernama Liya itu sekaligus pelayan pribadi Erja sambil membungkuk, membuat Erja juga membungkuk membalas salam dari Liya "Selamat pagi kembali bibi"

Liya tersenyum mendengar sapaan sang tuan muda "Mari tuan muda saya bantu anda bersiap siap"

"Iya bibi"

Di umurnya yang menginjak lima tahun Erja sudah diajarkan tata krama dengan baik bagaikan pangeran yang tinggal di dalam istana. Erja memang dikenal sebagai anak yang ramah sopan dan murah senyum berbeda dengan saudaranya yang lain yang terkenal lebih dingin dan berwibawa.

"Bibi bisakah bantu Erja memasangkan sepatu" pinta Erja dengan sopan sebenarnya agak sungkan meminta bantuan orang yang lebih tua memasangkan sepatunya. Namun dia tidak terlalu pandai memakai sepatu yang menggunakan tali.

"Bisa tuan muda" dengan perlahan Liya membantu Erja memasangkan tali sepatu.

"Terimakasih banya bibi"

"Sama sama tuan"

"Mari kita harus segera turun ke bawah karena waktunya anda untuk sarapan"

"Baik bibi"

I'm With The AntagonistWhere stories live. Discover now