BAB 13

11.3K 999 31
                                    

Erja menampilkan senyum terbaiknya tiap kali pengunjung datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erja menampilkan senyum terbaiknya tiap kali pengunjung datang. Walau rasa lelah sesekali menghampiri dia harus kuat untuk bertahan hidup. Dia tidak bisa mengandalkan tabungannya sewaktu kerja part time dan hadiah dari ajang beberapa perlombaan.

Sebelum dia dan Renjun pindah ke Indonesia mereka juga si kembar mendirikan sebuah kafe yang awalnya dimodali oleh orang tua si kembar. Namun ketika dia dan Renjun sudah bisa menghasilkan uang mereka juga ikut menanam modal dan mengelola kafe tersebut dengan si kembar.

"Erja" sapa Renjun ketika dia tiba di kafe

"Maaf ya aku telat" lanjutnya

"Tak apa tolong kamu gantikan aku soalnya aku mau ke dapur bantu bantu kak Rani" ucap Erja

"Baik"

Erja memang pandai memasak dia sudah terbiasa hidup mandiri jadi, dia sudah terbiasa dengan hal hal seperti memasak dan membersihkan rumah

"Hati hati ya aku takut cedera kakimu semakin parah"

"Tenang sebentar lagi pasti sembuh kok aku kan sering cek dan terapi ke dokter"

Renjun menatap sendu punggung sang sahabat kejadian satu tahun lalu membuat Erja mengubur mimpinya dalam dalam akibat cedera kaki yang lumayan parah yang dia alami. Dia harus gagal debut menjadi idol.

Di Korea Erja tak hanya sekolah dan bekerja karena Erja juga adalah seorang trainee dari sebuah agensi hiburan yang besar. Erja dijadwalkan debut satu tahun yang lalu, namun naasnya Erja mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya cedera parah hingga posisinya digantikan oleh trainee lain karena kondisinya tidak memungkinkan untuk dirinya debut diwaktu dekat.

........

"ADONIA" teriak Liam menggema di ruang keluarga

"Ada apaan sih teriak teriak ini bukan hutan" kesal Adonia yang tengah menuruni tangga

"Kenap kau membuli saudaramu sendiri?" marahnya

Adonia mengerutkan keningnya perasaan dia tak pernah mengganggu Geran atau Neren kenapa kakak durhakanya ini seenak jidat memfitnah dirinya

Adonia mengedikkan bahunya dan dengan santainya duduk di sofa dan menghidupkan televisi

"Apa kau tak mendengar kakakmu" ucap Liam tak terima diacuhkan oleh Adonia

"Ck kedua telinga ini masih berfungsi tentu saja aku mendengar teriakan toa mu itu" kesal Adonia menunjukan kedua telinya dan mengibaskan rambut tebalnya seperti iklan sampo

"Jawab kakak kenapa kau membuli saudaramu?"

"Perasaan aku tak pernah mengganggu atau membuli Geran ataupun Neren" jawabnya cuek

"Tapi kata paman kau mengganggu Ayu"

"Waktuku terlalu berharag untuk masuk kedalam dram murahannya"

"Maksudmu?"

I'm With The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang