Guliran dadu terakhir

1 0 0
                                    

Langit bergemuruh, seperti hendak runtuh. Aku bergulir pandang ke ufuk langit gelap, tampaknya sebentar lagi akan turun hujan. Ponselku bergetar pelan, layarnya menyala, seseorang dengan nomor yang tidak dikenal sedang meneleponku. Rupanya, yang tengah menghubungiku itu adalah Joseph. Dari balik speaker, suara wanita yang kukenal menjerit. Setelah Lin, Joseph menyandera wanita yang aku cintai sekali lagi, Kellyn. Hatiku yang berdebar mendesakku segera pergi kesana, ke Gedung Hall Corporation, tempat dimana ia memintaku untuk berhadapan langsung dengannya.

Aku tak paham, aku jua tak mengerti. Bukankah ia amat mencintai Kellyn? Lalu, mengapa pula dengan kejamnya malah menyakiti wanita itu? Kini, otak Joseph sudah diracun, ditarik oleh ketakutannya sendiri. Sehingga memancingku, adalah satu-satunya cara yang dapat ia lakukan.

Aku injak gas teramat kencang, selaras dengan kecepatan mobil yang melesat kilat. Aku tidak datang sendirian, karena di bangku belakang ada dua pasang mata pengawas. Roland dan Coyle, dua anak buah Inspektur Collin, adalah polisi yang secara diam-diam memastikan keamananku. Dari kejauhan mereka akan bersembunyi, namun tetap membidik target, supaya Joseph tidak menaruh kecurigaan padaku. Malam ini ia harus ditangkap, permainan panjangnya harus diakhiri sekarang juga.

Aku lirik ponsel yang terbaring di atas dashboard. Uh Grace, sepertinya ia mengirimiku pesan tentang pergerakan ayah dan ibunya. SMS itu aku cermati pelan-pelan. Pelabuhan? Mereka pergi ke pelabuhan? Aku tepikan mobilku di pesisir jalan, hampir dekat dengan gedung Hall Corporation.

"Kau pergilah, mereka akan menuju pelabuhan!"

Seperti yang kuperintahkan, Roland mesti pergi, dia harus menghalangi jalan Tuan Taylor yang melarikan diri keluar negeri. Sedangkan Coyle, dia akan terus membuntutiku dari kejauhan. Diam-diam menangkap Joseph bagai macan yang membidik mangsa di malam hari. Cepat, tak terlihat, namun dapat meringkusnya dengan baik.

Semakin melangkah masuk, ketakutan dalam batinku kian menjerit. Aku takut, sungguh. Aku tidak ingin orang yang aku cintai mati untuk yang kedua kalinya. Perlahan, dengan menahan semua kemarahan. Aku hampiri pintu di lantai atas, pintu menuju ruangan meeting perusahaan. Suara pintu meringkik lembut, aku pun masuk dengan kewaspadaan tingkat tinggi.

Dimanakah Kellyn berada? Pandanganku berlarian kesana-kemari, namun tidak ada satu orang yang kudapati di tempat ini. Aku pun berjalan lagi, memutar-mutar tatapanku di antara bangku-bangku majelis, melacak aroma keberadaan Kellyn. Secara mendadak, suara dari belakang tersiar jelas ke dalam telingaku. Gotcha, aku tertangkap!

"Jangan bergerak atau kau kutembak!!"

Joseph arahkan lubang pistol ke arah kepalaku. Aku bergidik sebentar. Tanpa kusadari, ia muncul dari balik sebuah meja majelis. Kedua tanganku aku angkat tinggi-tinggi, sesuai yang ia perintahkan.

Door!!

"Ahh!!" lengking Joseph kesakitan. Gumpalan darah menetes dari tangannya.

Sontak pistol di tangannya terlempar ke lantai. Aku palingkan mukaku ke lubang kaca bercelah, tempat seseorang dari samping menembak tangan Joseph. Senyuman tipis aku lemparkan pada Coyle. Dia melumpuhkan Joseph disaat yang tepat, dikala nyawaku hampir terancam. Tapi tidak semudah itu Joseph dapat dibekukan. Ia berguling-guling di antara para bangku, menghindar dari Coyle yang masih membidiknya. Sekaligus meraih kembali pistol yang terpelanting ke arah pintu masuk ruangan.

"Cari Kellyn! Biar dia aku saja yang urus!" tempik Coyle padaku.

Dengan sigapnya aku berlari ke tangga, hendak melacak Kellyn di lantai atas. Aku berjalan cepat, mendaki anak tangga yang jumlahnya berpuluh-puluh. Sebelum tiba di lantai tertinggi, pandanganku sempat beralih ke bawah. Oh tidak, aku tidak punya banyak waktu, kini Joseph kembali mengejarku. Coyle yang awalnya menyerang sekarang malah kalah. Ia tertembak tepat di dada atas. Kulihat ia bersandar duduk di tepian tembok, sambil menghubungi temannya dengan menggunakan intercom.

Monopoly Game SecretWhere stories live. Discover now