CHAPTER 15 ♡♡♡

109 31 25
                                    

Bersandar di bangku pesawat sangatlah pegal, lalu perjalanan menuju ke indonesia lumayan cukup lama. Jadi harus bersabar itu menunggu hingga selamat sampai tujuan.

Aku sedikit jenuh ketika bahuku terlalu lama untuk bersandar, sedikit menoleh kearah samping jendela dan melihat cuaca yang sedikit berkabut lumayan sulit untuk dilihat.

Sekarang menunjukkan pukul 14.00 yang artinya masih siang menjelang sore, maka cuaca sekarang sangatlah baik namun kenapa kok sedikit gelap apakah akan hujan pada siang ini?

"Dave? Disini bakalan ada hujan lebat kah? Kok langitnya gelap banget." tanya ku sedikit takut karena petir menyambar sana sini.

"Nggak kok, kata kakak pramugarinya emang cuaca kayak gini hujan nya nggak begitu lebat kok. Jadi tenang ya nggak usah takut dan nggak usah panik." ujar menenangkan, tetapi Yuta hanya diam melihat kedua insan ini sedang berbicara tanpa mengajak dirinya untuk berbicara.

"Syukurlah kalau gitu, oo iya samping mu itu tidur kah? Kok nggak ada sahutan sama sekali daritadi." tanya ku, karena aku tahu bahwa disamping Dave itu adalah Yuta.

"Nggak kok, dia lagi main Hp. Kenapa mau ngomong kah?" tanya balik Dave kepada Aiko.

"Nggak aku cuman mau nanya aja. Yaudah kalau gitu aku mau tidur soalnya ngantuk banget untuk hari ini."

Aku memejamkan mata untuk menghilangkan penat yang sungguh melelahkan hari ini.

Yuta dan Dave melihat ponsel masing masing hingga pesawat itu landas ke bandara Soekarno hatta.

Tetapi Yuta dan Dave ini masih marah dengan kejadian yang kemarin, lalu ia saling bertatapan sangat sengit.

"Napa lo liatin gue gitu banget?!" ujar Yuta yang merasa risih dilihatin terus oleh Dave.

"Kenapa nggak boleh? Gunanya mata buat ngelihatin sekeliling. Jangan kegeeran dulu jadi orang. Gue aja lihat sekeliling nggak lihatin lo kok." balas Dave, lalu menatap ponsel yang ia genggam ditangannya.

"Ya kalau lihatin ya gak gitu amat.. Terserah lo aja gue malas berdebat! Nggak lo nggak Aiko sama aja suka ribut nggak jelas." jelas Yuta, lalu memutar bola mata malas dan melihat kearah depan.

"Y" jawaban singkat padat dan jelas, namun masih didengar oleh Yuta.

"Maaf ya kakak di dalam pesawat ini tidak boleh ada yang berisik. Dikarenakan butuh kenyamanan untuk orang lain. Kalau mau berisik jangan disini, di rumah saja!" ujar pramugari yang hendak memberi makan karena sekarang jam makan sore.

"Iya mohon maaf atas ketidak nyamanannya , kalau gitu maafin saya, tadi ada tragedi kecil jadi biarkan saja karena sudah selesai juga." ucap sedikit malu karena ia tidak pernah ditegur orang apalagi sekarang berada di pesawat.

Pramugari itu hanya mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Aku tertidur pulas dan tidak tahu kalau sekarang adalah waktu jam makan siang menjelang sore.

"Aiko! Bangun yuk sekarang waktunya jam makan." cicit Dave yang sedang membangunkan namun Aku hanya menggeliat dan menghiraukan ucapan dari Dave.

"Ayo! Nanti kamu sakit kalau nggak makan.. Soalnya aku tahu kamu punya riwayat penyakit magh jadi kamu harus makan tepat waktu." ucap sekali lagi lalu Aiko terbangun dari tidur dan melihat sekeliling yang sedikit buram.

"Iya makasih Dave, maaf merepotkan kembali." balas Aiko dan mengambil makanan itu dari tangan Dave.

"Makasih ya Dave." ucap sekali lagi, Dave menggangguk dan membalikkan badan dan mengambil makanan yang berada tepat di depannya.

Aku menyantap makanan yang sudah disediakan oleh pihak pesawat, rasanya sangatlah nikmat.

Setelah selesai makan, aku melihat ponsel dan melihat pesan tertera diatas dan banyak sekali yang menanyakan.

STORY LOVE SMART GIRLDonde viven las historias. Descúbrelo ahora