CHAPTER 11 ♡♡♡

105 30 1
                                    

"Okay, kalau gitu gue bakalan mau cerita sesuatu kepada lo tapi lo harus janji jaga rahasia ini dari kita berdua." jelas Yuta menyuruh aku untuk tutup mulut kepada siapapun.

"Janji."

Aku dan Yuta saling menautkan jari kelingking dengan jari telunjuk yang artinya ia berjanji tidak akan ngomong dengan siapapun itu.

"Jadi gue disini mau ngomong sesuatu tentang lo dengan anak brengsek itu. Lo ada hubungan apa sama dia sampai-sampai lo itu nurut banget sama dia?" tanya serius Yuta, menampilkan muka yang cukup serius dan tangan nya bertumpu dengan tangan satunya untuk mendengarkan ucapan dari Aiko.

Aku sedikit terkejut ucapan yang tiba-tiba terlontarkan namun Yuta ingin sekali mengucapkan itu ada hubungan apa aku dengan Haruto.

"Aku sama Haruto itu hanya teman biasa, dan aku udah lama nggak ketemu dia. Jadi aku mau nurutin ucapan dia karena aku kangen banget sama dia." ujarku tersenyum simpul.

"Bener kayak gitu dia cuman teman yang udah lama nggak ketemu? Tapi gue lihat lo kayak nyembunyiin sesuatu dari gue? Jangan-jangan dia itu nyuruh lo buat tutup mulut makanya lo kayak gini. Iya kan!" jelas Yuta, Aku hanya diam tak bergeming sama sekali, dan rautku kurubah agar tidak sedikit curiga Yuta.

"Nggak kok Yut, lagian buat apa aku bohongin kamu, kan emang bener adanya. Jadi kamu cuman nanyain itu aja disini." ucap ku sedikit nyela agar Yuta mengatakan sesuatu jangan mengucapkan sesuatu yang berhubungan dengan aku dan Haruto.

"Okay kalau gitu gue mau ngomongin sesuatu kepada lo sekali lagi, sebenernya gue mau lo jangan salah paham dengan gue yang tadi di kantin. Karena gue nggak kenal dengan 2 cewek itu, dan maafin gue yang udah nggak membuka sama sekali chat dari lo. Gue minta maaf atas ini, dan kayaknya gue nggak bisa deket lagi sama lo karena gue bakalan dijodohin sama cewek dan cewek itu akan bersekolah disini dan semoga kita bisa menjadi teman yang baik walau nggak dekat kayak gini." ucap panjang lebar, sedikit sesak aku mendengar ucapan Yuta seperti dan cewek itu bakalan posesif kalau aku deketin Yuta kayak dulu.

"Iya nggak papa kok, lagian kan kita cuman temenan, jadi nggak usah takut kalau aku gangguin pasangan kamu. Semoga langgeng ya." balas ku, tetapi raut Yuta seketika langsung sedih mendengar penuturan tersebut.

"Makasih ya Aiko, gue bakalan jaga jarak antara gue dengan lo. Dan makasih udah jadi teman gue." ujar Yuta.

"Iya sama-sama" balas ku dan tersenyum simpul serta tak lupa mengepalkan tangan untuk memberikan semangat kepada Yuta.

Tetapi di lubuk hati Yuta, kalau dirinya ini lebih nyaman dengan Aiko daripada dengan calonnya ini.

"Btw, kita disini enaknya ngapain ya? Padahal ngomongnya udah selesai?" tanya Yuta, agar tidak canggung satu sama lain.

"Gimana kalau kita baca novel aja? Soalnya gue juga suka sama buku novel yang genrenya kayak action gitu." usul Yuta, aku hanya mengangguk lagian mau ngapain lagi kalau gak ada topik lagi.

"Gue beli banyak novel yang menurut gue itu banyak yang baca, apalagi novelnya ini dirilis di WATTPAD. Lo nggak ada niatan buat bikin kayak ginian?" tanya Yuta, tetapi dipikir pikir aku juga ingin banget bikin 1 cerita tentang diriku namun kayaknya nggak ada yang mau baca punya ku kayanya.

"Pingin sih, tapi kalau aku pikir-pikir lagi kayaknya nggak bisa deh bikin kayak ginian, lagian nggak ada yang minat kalau aku bikin novel kayak gini." sambil menggenggam novel yang ku pegang, rasanya gemetar karena novel itu berjudul, 'jangan lah menyerah kalau disakitin'.

Itu sangat mirip dengan kehidupan ku sekarang, tetapi aku nggak mau ambil resiko untuk bikin kayak gini.

"Yaudah deh, nunggu waktu yang tepat untuk bikin novel, dan kalau udah jadi gue yang akan baca novel pertama kali bikinan dari lo." ucap Yuta bersemangat jika Aiko bikin satu novel dan dirinya akan membaca itu.

STORY LOVE SMART GIRLWhere stories live. Discover now