CHAPTER 14 ♡♡♡

115 35 7
                                    

Setelah sampai ke kediaman penginapan, aku dibangunin oleh Dave karena aku.tertidur di dalam mobil.

"Aiko bangun yuk! Udah sampai nih." ucap lirih, namun tidak digubris sama sekali oleh Aiko.

Aku tertidur sedikit mendengkur, lalu Dave sangat bersabar ketika membangunkan ku.

"Aiko ayo nanti kamu terjebak di dalam sini." uja Dave lalu sedikit menepuk kepala Aiko.

"Eunghhh" lenguh ku, Dave hanya menggelengkan kepala dengan heran.

Namun baginya sangatlah lucu, muka Aiko sangat mendominasi dengan karakter sifat yang ia miliki sekarang.

"Eh maaf ya Dave ganggu kamu? Makasih udah bangunin aku , lain kali aku nggak akan ngerepotin kamu." ujar yang sedikit tidak enak ketika dibangunkan oleh Dave.

"Nggak papa kok Aiko. Lain kali hati-hati kalau tidur di mobil." Jelas Dave menakuti Aiko.

"Makasih ya.." ucap terimakasih, Dave mengganggukan kepala dan keluar dari mobil.

Diikuti oleh Aiko yang berada di dalam mobil dan memasuki kamar penginapan, walau Yuta tak kunjung datang.

"Ternyata penginapan disini lumayan sepi ya? Padahal biasanya penginapan di Indonesia ramai sekali walau dah ada rumah disana. Apa mungkin budget disini mahal makanya tidak ada yang menginap." batin ku, berjalan menuju kamar yang sudah ditinggali sekitar 3 hari yang lalu.

Penginapan cukup nyaman walau hanya sefikit yang berkunjung, namun aku senang karena ini pengalaman ku keluar negara tanpa ditemenin oleh ortu dan ini membuatku menjadi seorang anak yang mandiri.

Sampai juga di kamar, lalu aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan ku yang mulai lengket semua selepas belajar disana.

Aku tidak merebahkan badanku sebelum aku mandi terlebih dahulu agar kasurku bersih setiap saat.

...

Selepas mandi aku pergi ke tempat bercermin serta memoles sedikit beda dan cream agar sedikit cerah saat tidur.

"Ah segarnya! Saatnya aku merebahkan diri capek banget hari ini."

"oo iya aku vidcall ama bokap nggak ya? Padahal aku kangen banget nih belum berkomunikasi dengannya." masih ragu.

"Telp ahh! Mumpung lagi free juga kok."

Aku mengambil ponsel di dalam tas selempang yang tergeletak di atas nakas dan membuka perlahan resleting yang masih tertutup dengan sempurna.

Ketik nama ayah, dan muncul nama tersebut lalu tekan untuk memanggil dan menunggu beliau mengangkat vidcall ku.

"Halo nak?" sapa Ayah dari sana, kelihatannya ayah lagi di luar rumah seperti di teras rumah kayaknya.

"Halo juga Ayah." sapa balik, sambil tersenyum dan menunjukkan muka lucu nan imutnya itu kepada Ayah.

"Gimana lancar disana? Maaf ya Ayah nggak bisa ngajak kamu keluar negeri. Dan maaf juga kamu ke luar negeri untuk menempuh pendidikan." ujarnya sedikit bersalah, aku merasa tidak nyaman jika Ayah menyalahkan diri sendiri jika tidak membahagiakan anaknya.

"Lancar Yah, iya nggak papa lagian juga aku mau menempuh pendidikan yang tinggi agar ayah bangga denganku." sahut ku sedikit pelan sambil memegang bantal yang berada di dagu yang menempel di area bantal dan kasur.

"Syukurlah, makasih ya nak sarannya. Oo iya kamu nggak mau ketemu sama Bunda dan Haruto?" tanya Ayah, namun aku harus menjawab apa kepada Ayah walau aku menelpon Ayah hanya kangen dengan Ayah bukan dengan Bunda maupun Haruto.

"Gimana ya Yah? Lagian Aku ada tugas banyak malam ini dan harus bergadang makanya aku gak bisa telponan lama.sama Ayah maupun Bunda dan Haruto. Lain kali aja ya Yah?" jawab ku sambil melihat kearah tembok yang tertempel pigura kecil di dinding.

STORY LOVE SMART GIRLOnde histórias criam vida. Descubra agora